Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SDG 1 No Poverty dalam Perspektif Teologi Pembebasan

15 Desember 2024   22:26 Diperbarui: 15 Desember 2024   22:26 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:www.freepik.com

Sebagai referensi, kisah-kisah ini dapat ditemukan dalam buku Ratu Adil karya Romo Shindunata.

Contoh lain adalah pemogokan kaum buruh (1917-1926) yang melawan eksploitasi dari pemerintah kolonial Belanda. 

Puncaknya tentu adalah revolusi nasional Indonesia (1945-1949), yang mengarah pada kemerdekaan Indonesia. Semua gerakan ini menunjukkan bagaimana struktur ekonomi yang tidak adil memperburuk kondisi masyarakat miskin.

Refleksi Kondisi Terkini

"Mereka yang tidak belajar dari sejarah, dikutuk untuk mengulanginya." -- George Santayana

Era monopoli pertanian dan industri telah terlewati, kini kita memasuki era digital. 

Namun, gagasan teori kelas dari Karl Marx tetap relevan. Perbedaan kelas sosial bourgeoisie, proletariat, dan kelas tertindas masih terlihat jelas dalam struktur ekonomi global dan nasional. 

Dalam era digital, meskipun akses teknologi semakin terbuka, ketimpangan dalam penguasaan teknologi dan sumber daya tetap menciptakan jurang kemiskinan. Ini mengingatkan kita untuk terus mewaspadai kesenjangan ekonomi dan sosial yang dapat semakin lebar.

Sementara itu, dalam perspektif gerakan teologi pembebasan, penting untuk mempertanyakan siapa yang diuntungkan dalam struktur sosial saat ini, dan siapa yang tertinggal. 

Hal ini menuntut kita untuk mengedepankan perubahan struktural yang berpihak pada rakyat kecil, agar mereka memiliki kesempatan yang setara dalam memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun