Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menginisiasi Propaganda SDGs melalui Short Movie

31 Agustus 2024   12:22 Diperbarui: 31 Agustus 2024   12:29 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.sdgscenter.unair.ac.id

"Film adalah seni yang memungkinkan kita melihat dunia melalui mata orang lain." - grid.id (2024)

Film memiliki kekuatan luar biasa untuk membuka jendela ke dalam pengalaman orang lain, dan sering kali, film menjadi alat yang efektif dalam menyampaikan pesan sosial dan lingkungan.

Kita semua adalah aktor dalam film kehidupan masing-masing. 

Memori tentang kisah hidup kita akan diingat oleh orang-orang yang mengenal kita. 

Namun, hanya sedikit kisah hidup yang mendapatkan perhatian luas dan dianggap layak untuk dijadikan inspirasi atau teladan bagi banyak orang. 

Untuk menjadikan kisah hidup atau peristiwa sebagai film, diperlukan kriteria khusus yang mencakup keunikan, relevansi, dan dampaknya terhadap masyarakat.

Dalam konteks sosial dan isu-isu global, film sering kali dijodohkan dengan nilai-nilai dan pesan tertentu untuk mempengaruhi publik. Film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai alat propaganda yang kuat. 

Film dapat membentuk pandangan masyarakat, membangkitkan empati, dan mendorong tindakan konkret.

Tidak banyak anak negeri yang pernah menginjakkan kakinya di Korea Selatan, tetapi poster dan playlist di gadget mereka penuh dengan bintang K-Pop berkulit putih dan berambut pirang. 

Ini menunjukkan betapa besar pengaruh film dan media dalam membentuk preferensi dan aspirasi global. Selain itu, serial anime seperti "One Piece" menggambarkan bagaimana sebuah cerita fiktif dapat menciptakan antusiasme global dan membentuk komunitas penggemar yang besar, meskipun cerita tersebut hanyalah fiksi.

Pengaruh film dalam menembus batas-batas negara dan menghujam psikologis manusia adalah fenomena yang sulit diabaikan. Film dapat menjembatani kesenjangan budaya dan menyebarluaskan pesan penting ke audiens yang luas. 

Dalam menghadapi masalah global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan krisis kesehatan, film bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam sosialisasi, diskusi, dan aksi nyata.

George Santayana (1863-1952) pernah mengatakan "Mereka yang tidak belajar dari sejarah, dikutuk untuk mengulanginya." Dengan memahami dan memanfaatkan kekuatan film, kita dapat beradaptasi dengan arus zaman dan menggunakan media ini untuk menyebarkan kesadaran tentang SDGs (Sustainable Development Goals). 

Film pendek, khususnya, bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengkampanyekan tujuan-tujuan tersebut, seperti pengelolaan sampah, pemberdayaan perempuan, atau pendidikan berkualitas. Melalui film, kita dapat memperluas jangkauan pesan SDGs dan mendorong perubahan positif di tingkat global.

Mari terlibat dalam propaganda positif untuk mengarusutamakan isu SDGs menjadi sebuah tontonan dan tuntunan yang menarik dan relevan untuk dilakukan Bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun