Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Tradisional dalam Gempuran Ekosistem Digital

6 Agustus 2024   20:41 Diperbarui: 6 Agustus 2024   20:46 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Dokumen Pribadi

Hal ini karena pasar merupakan produk kebudayaan yang tumbuh kembang seiring dengan peradaban-peradaban yang ada. Sebut saja peradaban Mesopotamia, Romawi, Eropa, Asia, Nusantara, Mesir, dan ribuan peradaban lainnya, semuanya pernah memiliki pasar terbaik pada zamannya. 

Untuk memudahkan pembahasan, kita akan menyederhanakan pasar menjadi tiga jenis: pasar desa, pasar kota, dan pasar internasional.

Pasar desa adalah jenis pasar tradisional yang terletak di desa dan dikelola oleh pemerintah desa bersama masyarakat setempat. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2007, pasar desa memiliki peran penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat desa. 

Pasar ini tidak hanya menjadi tempat untuk membeli kebutuhan sehari-hari tetapi juga tempat berkumpul dan berinteraksi bagi warga desa.

Pasar kota pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan pasar desa, namun dengan cakupan wilayah, jenis komoditas, dan jumlah konsumen yang lebih besar. 

Sedangkan, pasar internasional atau perdagangan internasional adalah aktivitas jual beli antara negara yang melibatkan ekspor dan impor barang atau jasa.

 Transaksi ini memungkinkan negara-negara untuk saling bertukar barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masing-masing (Britannica.com, 2024).

Pasar Digital

Di era digital ini, pasar online telah mengubah cara kita berbelanja dan berbisnis dengan memberikan kemudahan yang tak tertandingi oleh pasar tradisional. 

Produk dari berbagai wilayah, baik desa, kota, bahkan negara lain, dapat diakses hanya dengan beberapa kali klik dari ponsel. Hal ini menjadi tantangan besar bagi eksistensi pasar tradisional

Ramalan "pasar ilang kumandange" kini seolah menjadi kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun