Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya Laten Greenwashing

6 Juli 2024   00:07 Diperbarui: 6 Juli 2024   00:21 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.forestdigest.com

Ini merupakan klaim yang tidak berdasar untuk menarik perhatian konsumen agar percaya bahwa produk mereka berkontribusi positif terhadap lingkungan. 

Mongabay.co.id (2021) juga mencatat bahwa greenwashing merupakan strategi pemasaran yang digunakan perusahaan untuk menciptakan persepsi bahwa produk atau proses produksinya ramah lingkungan, padahal kenyataannya tidak. 

Beberapa cara yang sering digunakan dalam greenwashing adalah dengan memberikan label pada produk yang menunjukkan bahwa produk tersebut ramah lingkungan, atau melalui iklan yang menekankan manfaat lingkungan dari produk tersebut. 

Namun, dalam praktiknya, produk yang dipasarkan atau proses produksinya seringkali tidak memenuhi klaim tersebut dan bahkan dapat berdampak buruk bagi lingkungan.

Praktik-praktik Buruk Greenwashing

Dalam catatan Tempo.com (2023), ada lima jenis praktik greenwashing yang sering dilakukan oleh produsen:

  • Citra Ramah Lingkungan: Produsen sering menggunakan gambar dedaunan hijau, hewan, atau kemasan yang terlihat ramah lingkungan untuk menciptakan kesan bahwa produk mereka peduli terhadap lingkungan, padahal kenyataannya tidak.

  • Label yang Menyesatkan: Beberapa produk sering diberi label seperti "Sudah Disertifikasi" atau "100% Organik" tanpa ada bukti yang mendukung klaim tersebut.

  • Pertukaran yang Tak Terlihat: Produsen sering kali mempromosikan kebijakan yang terlihat ramah lingkungan, tetapi pada kenyataannya praktik mereka yang tidak ramah lingkungan disembunyikan dari publik, seperti masalah sampah plastik di tempat pembuangan akhir.

  • Tidak Memberikan Informasi: Produk tertentu, seperti air minum dalam kemasan (AMDK), mungkin tidak memberikan informasi lengkap tentang kandungan kimia berbahaya yang terdapat di dalamnya.

  • Berbuat Seolah Jujur, tapi Tetap Berbahaya: Ada juga produsen yang mengklaim transparan, namun produk mereka tetap memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia atau lingkungan, seperti rokok organik.

Era post-truth mengingatkan kita untuk lebih selektif dalam memilih produk dan memeriksa informasi yang benar. Kesalahan dalam menilai informasi produk dapat berkontribusi pada kerusakan lingkungan yang kita coba lindungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun