Gang-gang di Kota Surabaya menjadi penuh sesak dengan warna-warni alat peraga kampanye menjelang pemungutan suara tanggal 14 Februari 2024.Â
Pemilu 2024 merupakan gawe besar bangsa Indonesia dalam menata ulang sendi-sendi kebangsaan.Â
Meskipun dalam prakteknya, pemilu 2024 merupakan ajang kontestasi perebutan kursi dalam pesta demokrasi.Â
Namun dalam pikiran saya hal ini tentu lebih baik jika dibandingkan dengan sistem monarki yang pergantian tampuk kekuasannya via keturunan yang menutup ruang bagi yang bukan keturunan.Â
Dengan terselenggaranya pemilu 2024 secara tegas membuktikan jika Indonesia memang telah berkomitmen terhadap Demokrasi.Â
Adapun jika ada catatan-catatan lain dalam pelaksananya yang dianggap menciderai demokrasi hal ini merupakan soal-soal yang harus selalu dikaji ulang dan dibenahi.
MADILOG perspektif Pemilu
Umumnya orang kenal MADILOG sebagai akronim dari Materialisme Dialektika Logika.Â
Konsep ini memang populer dan melekat pada seorang tokoh revolusioner kenamaan Indonesia, Iljas Hussein tau akrab dikenal sebagai Tan Malaka.Â
Namun dalam tulisan singkat ini bukan definisi tersebut yang saya gunakan.Â
MADILOG yang saya maksudkan disini ialah Materiil, Distribusi, dan Logistik.Â
MADILOG dikontekstualisasikan dalam memenuhi prasyarat pemenangan pemilu.Â
Adapun secara detil ketiganya saya potret dalam gambaran berikut,Â
MA (Materiil)Â merupakan modal sosial ekonomi dasar yang dapat digunakan untuk menopang keperluan-keperluan pemenangan kontestasi politik pada pemilu 2024.Â
DI (Distribusi) sebuah kemampuan untuk memilah, memilih, mengukur, dan membuktikan efektifitas penggunaan sumberdaya baik yang tangible dan intangible.Â
LOG (Logistik) merupakan pemenuhan keperluan kampanye politik yang dilaksanakan step by step dan menggunakan metode ilmiah yang telah teruji.
Sebagai sebuah konsep berfikir yang brillian, MADILOG banyak mengilhami cara berfikir banyak orang dan salah satunya saya.Â
Catatan singkat ini bukanlah ayat tuhan yang harus diyakini dan di Imani.Â
Hanya saja, berdasarkan pengalaman lapangan yang didukung oleh studi literatur yang saya lakukan saya menganggap MADILOG versi yang saya paparkan cukup relevan untuk menjadi referensi dalam menambah khazanah narasi strategi politik electoral.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H