Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berebut Ruang Publik, dengan Alat Peraga Politik

29 November 2023   22:32 Diperbarui: 29 November 2023   22:47 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.suarasurabaya.net

"Mulai Selasa, 28 November 2023, caleg sudah bisa melakukan kampanye sampai batas tanggal 10 Februari 2024." (www.rri.co.id)

 Terhitung selama 75 hari, Kota Surabaya akan menjadi medan perang politik. Kota dengan julukan kota pahlawan ini saya potret geliat politiknya karena di kota ini memiliki jumlah pemilih yang cukup besar, yaitu 2.218.586 suara. 

Hampir setiap gang, jalan poros, billboard, bahkan warung-warung sembako kini diisi oleh wajah-wajah calon legislatif (Caleg) yang berkontestasi menuju Pemilu Legislatif 2024. 

Gelaran pesta demokrasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024 ini merobek batas-batas kasta kultural dalam masyarakat. Banyak orang tiba-tiba menjadi religius dan dermawan. 

Sembako melimpah, tukang becak yang semula kaosnya bolong-bolong mendadak punya kaos baru dengan aneka warna yang tak lupa ada tulisan "Coblos nomor sekian". 

Banyak orang asing yang tiba-tiba populer di kampung-kampung, bahkan wajahnya massif tertempel di baliho, banner, dan pamflet di ruas-ruas jalan. 

Semua itu merupakan euforia dari sebuah pesta yang tamunya istimewa, yaitu rakyat.

Alat Peraga Politik 

Warga Surabaya, hari-hari ini seperti Bunga Desa yang sedang diincar oleh para pemuda untuk dijadikan kekasihnya. 

Dalam upaya merayu sang Bunga Desa, berbagai macam cara pun ditempuh, mulai dari mendatangi rumahnya, memberi pakaian, sembako, minyak, kalender, kaos, uang, bahkan ada juga yang memberikan janji-janji saja. 

Tak cukup sampai di situ, upaya caleg untuk meminang sang bunga desa dibuktikan konkret melalui alat peraga seperti spanduk, poster, baliho, brosur, merchandise, dan video yang diharapkan dapat meningkatkan nilai bargaining dirinya sekaligus sebagai legitimasi yang mengisyaratkan bahwa dirinya yang paling layak untuk meminang.

Seberapa Efektif? 

Tujuan dari semua jenis alat peraga politik adalah satu, yaitu membantu meningkatkan visibilitas Caleg sehingga warga Surabaya lebih simpati dan memilihnya ketika Pemilu Legislatif 2024. 

Lantas, apakah benar alat peraga otomatis mendongkrak ketertarikan warga untuk memilih seorang caleg? 

Tentu pertanyaan ini menjadi pertanyaan hampir semua Caleg, penyelenggara, Bawaslu, bahkan Anda yang sedang membaca tulisan ini. 

Jawabannya sederhana, tentu alat peraga memiliki andil dalam meningkatkan visibilitas seorang Caleg, hanya saja menurut penelitian yang dilakukan oleh Kurnia Perdana (2019) dalam Jurnal Wacana Politik, Universitas Padjajaran mengungkapkan jika beriklan menggunakan alat peraga kampanye kurang efektif bagi generasi milenial. 

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Falimu (2018) dalam Jurnal Sosio Sains juga menyatakan bahwa pengaruh alat peraga kampanye terhadap pemilih pemula siswa SMA Negeri 2 Luwuk sebesar 58.8%, sedangkan 41.2% dipengaruhi oleh faktor lainnya. 

Kedua penelitian tersebut serempak menyatakan alat peraga politik bisa lebih efektif jika dikombinasikan dengan desain yang menarik dan mengangkat isu terkini yang sedang viral serta aktif didistribusikan menggunakan media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun