Mohon tunggu...
Agung Santoso
Agung Santoso Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti isu - isu kemanusiaan.

Tertarik dengan isu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development Goals (TPB/SDGs)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yang Tak Terungkapkan dari Komunikasi Sehari-hari

17 September 2023   22:26 Diperbarui: 17 September 2023   22:32 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.unsplash.com

Orang memerlukan dua tahun untuk berbicara, tetapi limapuluh tahun untuk belajar tutup mulut. -- Ernest Hemingway

Kutipan kalimat dari seorang peraih Nobel Sastra 1954 ini menampar kesadaran kita untuk memeriksa ulang kata apa yang terakhir kita ucap. 

Kata adalah hal yang niscaya kita produksi setiap hari. Kata merupakan sebuah hal yang memiliki efek yang berdampak besar pada kehidupan manusia.

Dalam skala yang lebih luas, kata merupakan bagian dari komunikasi. Aristoteles mendefinisikan komunikasi sebagai usaha yang berfungsi sebagai alat warga masyarakat dalam berperan serta dalam demokrasi. 

Sementara Andrew E. Sikula (2017) berpendapat bahwa Komunikasi adalah proses pemindahan informasi, pengertian, dan pemahaman dari seseorang, suatu tempat, atau sesuatu kepada sesuatu, tempat atau orang lain. 

Hal ini diamini oleh Keith Davis yang menganggap komunikasi sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

Yang Tak Terungkapkan

Disadari atau tidak, eh bukan.. lebih tepatnya diakui atau tidak setiap hari kita memproduksi kebohongan-kebohongan baik pada pasangan, rekan kerja, teman, bahkan orang tua.

Saya berikan contohnya, Ketika pasangan Anda tiba-tiba datang dengan wajah penuh harap dan melontarkan sebuah pertanyaan ringan "Apakah aku terlihat gendut jika menggunakan baju ini?" 

Jika Anda seorang pria maka sudah pasti Anda tahu jawaban apa yang tepat untuk menyelamatkan hidup Anda. 

Meskipun jauh di lubuk hati terdalam mungkin Anda berpikir "yang membuat kamu gendut bukanlah baju itu, tapi seblak, gacoan, dan makanan-makanan sebayanya yang tak pernah berhenti kamu makan" sungguh itu merupakan potret sebuah dusta yang besar namun indah.

Jika Anda mengatakan semua hal dengan sejujurnya tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi maka saya pastikan Anda akan menjadi public enemy, kehilangan keterhubungan dengan lingkungan sosial, bahkan yang terburuk Anda akan berakhir di rumah sakit atau penjara.

Dusta adalah minyak yang melumasi interaksi kita dengan orang lain dan memungkinkan kita memelihara hubungan sosial yang ramah (Allan and Barbara, 2014). 

Fenomena ini kerapkali disebut dengan "Kebohongan Putih," yakni membuat orang lain nyaman dan menghindari mengungkap kebenaran yang kejam dan menyakitkan.

Secara ilmiah fenomena ini terekam jelas dalam penelitian James Patterson dalam bukunya The Day America Told the Truth yang mewawancarai lebih dari 2000 orang Amerika dan menemukan bahwa 91% selalu melakukan kebohongan baik dirumah dan di tempat kerja. 

Penelitian senada dilakukan oleh Robert Feldman dari University of Massachusetts di Amherst kepada 121 pasangan, yang hasilnya 62% partisipan rata-rata berbohong dua sampai tiga kali setiap sepuluh menit.

Fakta ilmiah ini memang menarik untuk diikuti. Jadi sudah berapa kali kita berbohong hari ini? 

Simpan itu sebagai bahan evaluasi harian kita sebelum terbang ke Pulau Kapuk. Yang pasti adalah kita harus lebih detil dalam mengeja kalimat demi kalimat yang sehari-hari berseliweran disekitar kita. 

Salah satu cara ampuh untuk membedakan bohong atau tidaknya seseorang ialah percayai tindakannya bukan perkataannya, sekian semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun