Dalam sebuah jurnal berjudul "Kiat Penjual Makanan Tradisional Dalam Menembus Pasar" karya Ria Intani T. tahun 2014, disebutkan bahwa konon menurut seorang penggemar, istilah "seblak" sebagai nama sebuah makanan pernah muncul pada akhir tahun 90-an. Pada masa itu, penjualnya ada di sekitar lingkungan sekolah.
Muncul beberapa pendapat umum mengenai asal muasal seblak. Pendapat pertama mengidentifikasikan makanan ini dengan 'kerupuk godog', yang berarti kerupuk rebus yang berasal dari daerah Sampiuh, Jawa Tengah.Â
Pendapat kedua mengatakan bahwa seblak berasal dari Parahyangan. Kemudian, pendapat ketiga ditelusuri kembali ke masa ketika Bandung memiliki persediaan kerupuk yang melimpah. Pada waktu itu, kerupuk yang telah lama digoreng tidak memiliki rasa yang sama enaknya seperti kerupuk yang baru dibuat. Selain itu, kerupuk lama juga menjadi lebih keras dan sulit untuk dikunyahÂ
Karena banyaknya kerupuk lama yang menumpuk, orang-orang sering kali membuangnya begitu saja. Namun, seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai merasa sayang untuk membuang kerupuk tersebut dan mencari cara untuk mengolahnya dengan lebih baik. Inilah kemudian muncul berbagai ide dan kreasi untuk mengolah kerupuk lama, dan akhirnya, lahirlah seblak (detik.com, 2023).
Sejarawan kuliner Fadly Rahman (27/2/2022) menganggap ketiga pendapat tersebut sangat lemah dan tidak bisa dibuktikan karena tidak memiliki dokumen resmi. Jadi, seblak merupakan makanan populer yang belum paten milik daerah tertentu.
Lantas, bagaimana makanan seblak tetap mampu menjadi "Primadona" hingga hari ini? Berikut beberapa hal yang membuat seblak tetap eksis dalam dunia kuliner Indonesia:
Seblak menawarkan kelezatan dan cita rasa khas berupa gurih dan pedas, yang membuatnya menjadi hidangan yang menggugah selera. Gabungan kerupuk basah yang kenyal dengan berbagai bahan tambahan seperti sayuran, daging, atau telur, serta rempah-rempah yang kaya, menjadikan seblak sebagai hidangan yang lezat dan memuaskan.
Sebagai salah satu jajanan jalanan, seblak sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Mudah ditemui di pedagang kaki lima, warung makan, atau festival kuliner, seblak menjadi pilihan favorit bagi mereka yang ingin menikmati makanan enak dengan harga terjangkau.
Seblak telah mengalami perkembangan menjadi hidangan modern dengan berbagai variasi rasa dan bahan tambahan. Selain isian asli seperti kerupuk, mi, dan makaroni, seblak juga bisa dijadikan lebih menarik dengan penambahan bakso, aci, atau bahan lain sesuai selera. Hal ini memberikan inovasi pada seblak dan menarik minat anak muda serta masyarakat umum.
Seiring dengan tren kuliner yang berkembang dan kecenderungan masyarakat untuk mencari makanan tradisional, seblak berhasil menarik perhatian. Selain memiliki cita rasa yang unik, seblak juga menjadi makanan yang Instagramable dan sering menjadi viral di media sosial. Hal ini turut berkontribusi dalam meningkatkan popularitas seblak di kalangan masyarakat.
Hal-hal tersebutlah yang mendorong seblak sukses menjadi makanan populer dan mampu mendapatkan tempat istimewa dalam hati masyarakat Indonesia.Â