Mohon tunggu...
mas afa
mas afa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Hidup untuk momen yang tidak bisa Anda katakan dengan kata-kata.

Hidup untuk momen yang tidak bisa Anda katakan dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlunya System Lapisan Dalam Masyarakat

20 Desember 2023   20:19 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:21 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 

Ali Wafa:2021096011946

INSTITUT AGAMA SLAM AL-QODIRI JEMBER

Jl. Manggar No.139A, Gebang Poreng, Gebang, Kec. Patrang

Kabupaten Jember, Jawa Timur. Masafa789@gmail.com

Faktanya, strata sosial merupakan dampak dari perbedaan pendidikan, ekonomi, atau keturunan. Tampaknya sejak manusia hidup bersama di organisasi sosial. Penyebab utama munculnya Stratifikasi sosial adalah ketidak seimbangan antara hak dan kewajiban anggota masyarakat dan pembagian kekuasaan yang tidak adil dalam masyarakat. Lapisan sosial dan pendidikan saling berkaitan berpengaruh dalam dua hal. Pertama, pendidikan tinggi memerlukan dana dan motivasi. Kedua, jenis pendidikan menentukan Stratifikasi sosial. Dengan kata lain, Pendidikan tidak hanya memberikan keterampilan tetapi juga menimbulkan beberapa perbedaan istilah cara hidup dan kehidupan mental.

PENDAHULUAN

Stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang berarti lapisan: dan socius yang berarti masyarakat. Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai perbedaan posisi sosial individu- individu dalam masyarakat secara hierarkis. Terdapat pering- kat posisi sosial dalam masyarakat. Pengertian stratifikasi sosial dapat pula berupa pengelompokan masyarakat secara sosial, budaya, ekonomi atau politik dalam lapisan-lapisan yang ber- jenjang. Dasar pembeda antara satu posisi sosial dengan posisi sosial lainnya berupa perbedaan ekonomi, kekayaan, status sosial. pekerjaan, kekuasaan, dan sebagainya. Dalam stratifikasi sosial terbentang seluruh posisi sosial dari posisi tertinggi hingga terendah.

Stratifikasi sosial dapat digolongkan berdasarkan keturunan, ras, suku dan tingkat ekonomi. Di Indonesia banyak ditemui stratifikasi sosial yang berdasarkan ekonomi dan hal ini banyak membawa dampak terhadap kecemburuan sosial terutama bagi yang dianggap lapisan kaya dan lapisan miskin. Penggolongan berdasarkan ekonomi tersebut akan membentuk sikap dan perilaku ekonomi. Sikap ekonomi mengacu pada bagaimana seseorang mengambil keputusan dalam menentukan pilihan-pilihan ekonomi yang dianggap sesuai dan tepat sesuai dengan kemampuannya, sedangkan perilaku ekonomi adalah tindakan dan tingkah laku ekonomi seorang manusia.

Diakui ataupun tidak masyarakat Indonesia sebagai karakteristik negara berkembang memiliki banyak keragaman dan perbedaan. Dimana perbedaan ini menjadi salah satu bagian yang tidak terlepas daripada masyarakat multikultural. Sehingga kondisi ini memberikan pengaruh pada diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial.

Stratifikasi sosial memiliki sifat-sifat yaitu, pertama, univer- sal tapi bervariasi (Macionis, 2008:252). Ciri itu melekat dalam setiap masyarakat: dalam arti bahwa stratifikasi sosial ada dalam setiap masyarakat. Betapapun sederhananya sebuah masyarakat. stratifikasi sosial selalu ada. Walaupun bersifat universal, strati- fikasi sosial memiliki karakteristik atau ciri khas yang berbeda- beda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Setiap masyarakat memiliki keunikan, baik dalam hal jenis, jumlah jenjang, maupun rentang stratifikasi sosialnya. Sebagai contoh. dalam sebuah masyarakat, posisi sosial anggota masyarakatnya didasarkan pada posisi atau pemilikan ekonomi, sedangkan pada masyarakat lainnya didasarkan pada kekuasaan.

Kedua adalah stratifikasi selalu ada pada waktu apa pun dari masa ke masa, walaupun rentang, jenis, tipe, dan sebagainya. mengalami perubahan-perubahan.

 Ketiga, stratifikasi sosial diwariskan dari satu generasi ke ge- nerasi. Sebagai gambaran, orang tua mewariskan posisi sosialnya kepada anak-anak mereka. Posisi sosial individu cenderung sama dengan posisi sosial orang tuanya dalam suatu hierarki sosial. Namun ada pengecualian manakala muncul individu-individu yang mengalami perubahan posisi sosial dalam suatu hierarki sosial, yang dimaknai pula sebagai terjadinya mobilitas sosial. Mobilitas sosial itu sendiri dapat bersifat naik maupun turun.

Stratifikasi sosial merupakan konsep inti dalam sosiologi, dalam arti stratifikasi sosial digunakan sebagai alat analisis pada seluruh bidang kajian sosiologi. Konsep ini memberikan pema- haman kritis mengenai beragam fenomena sosial dalam berbagai kajian sosiologi dengan aneka perspektif dan metodenya. Kare nanya. kajian stratifikasi dan mobilitas sosial adalah hal yang signifikan dalam sosiologi. Hal ini berkaitan dengan dampak stratifikasi dan mobilitas sosial terhadap kehidupan individu maupun kelompok dalam sebuah masyarakat.

 Menurut Kingsley Davis dan Wilbert Moore, stratifikasi sosial dibutuhkan demi kelangsungan hidup masyarakat. Dalam masyarakat terdapat status-status yang harus ditempati agar masyarakat dapat berlangsung. Anggota masyarakat perlu diberi rangsangan agar mau menempati status-status tersebut dan setelah menempati status, bersedia menjalankan peranan sesuai dengan harapan masyarakat (role expectation). Semakin penting status yang perlu ditempati dan semakin sedikit tersedia anggota masyarakat yang dapat menempatinya, semakin besar pula imbalan yang diberikan masyarakat. Perbedaan imbalan tersebut kemudian mengakibatkan terjadinya stratifikasi dalam masyarakat. 

Status yang penting tetapi hanya dapat ditempati sejumlah kecil orang karena persediaan orang yang memenuhi syarat terbatas diberi imbalan besar dan terletak di stratum atas pada stratifikasi sosial; status yang tidak penting dan dapat ditempati banyak orang karena persediaan orang yang memenuhi syarat sangat besar memperoleh imbalan kecil terletak di stratum bawah. Menurut pandangan ini, misalnya, status sebagai buruh kasar menduduki peringkat rendah karena tidak memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi dan dapat ditempati banyak orang schingga diberi imbalan rendah. Status sebagai manajer atau eksekutif, di lain fihak, memerlukan pendidikan, latihan, keahlian dan kemampuan tinggi yang hanya dapat dipenuhi sejumlah kecil orang sehingga orang yang menempatinya perlu diberi imbalan tinggi. (Sunafio, 1993: 1 17).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun