Warisan artistik Angkor Wat dan monumen-monumen Khmer lainnya di daerah Angkor mendorong Prancis menjadikan Kamboja sebagai salah satu negara protektoratnya pada tanggal 11 Agustus 1863, dan menginvasi Siam agar dapat sepenuhnya menguasai reruntuhan monumen-monumen tersebut. Kamboja beroleh kemerdekaan dari Prancis pada tanggal 9 November 1953, dan sejak saat itu meguasai Angkor Wat.
Perang Kamboja tahun 1970-an, konon memang tidak banyak merusak wilayah candi. Namun sebagai negara yang sangat bergolak di era tahun-tahun tersebut, tidak mungkin tidak diceritakan di kisah perjalanan ini.
Perang Saudara Kamboja adalah sebuah konflik militer yang mengadu kekuatan Partai Komunis Kampuchea (Khmer Merah) dan sekutunya (Vietnam Utara) dan Viet Cong melawan pasukan pemerintah dari Kerajaan Kamboja yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan Republik Vietnam (Vietnam Selatan). Labih dari 17.000 orang mati disiksa oleh rezim Khmer Merah. Ladang pembantaian, yang kami belum sempat kunjungi, rasanya sudah cukup ngeri diceritakan oleh para penduduk Kamboja.
Bagaimanapun, Kamboja, Indochina yang masih tertinggal dengan negara-negara lain sesama ASEAN, pernah memiliki sejarah panjang dan pernah merupakan kerajaan besar di abad-abad 12-13. Abad yang juga merupakan abad kebesaran Asia Tenggara, termasuk abad berjayanya Majapahit di Jawa dengan Borobudur dan Prambanan sebagai ikon kemegahan kerajaan masa lalu.
ASEAN yang berdiri sejak tahun 1968, adalah gabungan dari negara-negara di wulayah Asia Tenggara, sSeharusnya lebih saling mengenal dan membangun bersama. Impian menjadi seperti Uni Eropa, akan sulit terwujud jika hubungan, terutama people to people, tidak terbangun baik. Kadang kita lebih mengenal Eropa, Timur Tengah atau Amerika, ketimbang sesama ASEAN.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H