Mohon tunggu...
Mas Adi
Mas Adi Mohon Tunggu... -

Untuk sementara waktu jadi silent reader.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Awal Mula Kisruh PSSI dimulai dari....

7 Februari 2012   10:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:57 3623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Demikian menurut pendapat saya, mohon dikoreksi.

Terima kasih

NB : dari tidak becusnya NH, akhirnya AP dkk membuat Liga Primer Indonesia 2011  yang tidak berafiliasi ke PSSI. Karena semua klub yang bertanding di Liga tersebut bukan anggota PSSI, dan merupakan klub yang mendaftarkan diri ke BOPI sebagai klub profesional, maka ijin penyelenggaraan liga tersebut diperoleh dari BOPI.  LPI digulirkan dengan semangat "Change The Game".

Pada bulan Juli 2011 Sesuai kongres Luar Biasa Solo Djohar terpilih sebagai Ketum PSSI yang baru setelah PSSI sempat divacuumkan oleh Pemerintah melalui Menpora. Dan PSSI menunjuk PT. LPIS sebagai pengelola kompetisi resmi PSSI karena PT. LI tidak mampu / tidak bersedia diaudit oleh auditor independent.

Kemudian PSSI memutuskan Group MNC sebagai pemegang hak siar kompetisi resmi PSSI dengan nilai sponsor dijanjikan senilai 100 Milyar. Ditahun-tahun sebelumnya PSSI dikepengurusan NHCs PSSI hanya menerima 10Milyar dari AnTV.  Semenjak keputusan ini, PT. LI dipimpin Djoko Driyono (PT. LI yang sebenarnya masih milik PSSI berdasarkan kepemilikan saham) memutuskan membuat Liga Tandingan bernama ISL dengan disponsori oleh AnTV sebagai pemegang hak siar. Persipura termasuk klub yang bertanding di ISL dan mengundurkan diri dari IPL.

IPL akhirnya hanya diikuti 12 klub dan PSSI memutuskan hanya memanggil atlit dari  kompetisi IPL sebagai tulang punggung TIMNAS. Hingga saat ini PSSI masih belum menurunkan sanksi resmi kepada klub-klub yang bertanding di ISL dibawahh PT. LI dan belum melaporkan secara resmi kepada FIFA. Sehingga FIFA mengeluarkan peringatan agar PSSI segera membereskan masalah ini paling lambat 22 Maret 2012.

Ada dua kemungkinan langkah yang diambil oleh PSSI.

1. Memberi sanksi kepada klub-klub peserta ISL dan memberikan daftar klub-klub yang berpartisipasi didalamnya kepada FIFA, sehingga seluruh Klub, Official, dan pemain didalam ISL akan mendapat sanksi oleh FIFA.

2. PSSI Melakukan rekonsiliasi dengan klub-klub yang berpartisipasi di dalam ISL.

Tambahan


1. Semenjak tahun 2008 AFC telah mensyaratkan agar klub-klub yang bertanding di AFC Champion wajib berpredikat profesional. Otomatis seluruh Klub-klub  di Indonesia yang berkompetisi di ISL wajib berpredikat profesional semenjak 2008 karena Indonesia mendapatkan 1 slot di Liga Champion. Tetapi hal ini tidak pernah diindahkan dan semua klub di ISL tidak melakukan persiapan yang cukup untuk mendapatkan titel Profesional. AFC telah memberikan deadline kepada Indonesia Paling Lambat Bulan Oktober 2011 agar seluruh klub di kompetisi tertinggi Indonesia melengkapi syarat-syarat Profesional.

2. Pada Bulan September -Oktober 2011 AFC melakukan verifikasi atas klub-klub yang berkiprah di Liga Kasta Tertinggi (ISL) tetapi hasilnya tidak ada satupun klub ISL yang dinyatakan lolos sebagai klub profesional.

Tambahan

Siapakah yang bertanggung jawab atas dualisme kompetisi????


Menurut opini saya, ANTV adalah tersangka utama. Karena Sudah jelas TV tersebut kehilangan omzet ratusan milyar semenjak diputus kontrak oleh PSSI. Omzet yang diperoleh dari pemasukan sponsor tayangan Liga. Sehingga, ANTV, PT. LI dengan Djoko Driyono melakukan konsolidasi dengan klub-klub yang tidak puas dengan kepemimpinan Djohar untuk menyelenggarakan Liga Tandingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun