Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan salah satu masalah kesehatan global yang paling umum dan signifikan. Dengan prevalensi yang terus meningkat, hipertensi menjadi faktor risiko utama untuk berbagai penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner dan stroke.Â
Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga pemeriksaan tekanan darah secara rutin sangat penting untuk deteksi dini. Pemeriksaan hipertensi bert ujuan untuk mengidentifikasi individu dengan tekanan darah yang melebihi batas normal, yaitu 140/90 mmHg, serta untuk mengevaluasi dan mengelola risiko terkait.Â
Melalui pemeriksaan yang sistematis dan teratur, intervensi dini dapat dilakukan untuk mencegah perkembangan komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Edukasi tentang gaya hidup sehat dan kepatuhan terhadap terapi medis juga merupakan bagian penting dari pengelolaan hipertensi.
Transisi epidemiologi tersebut juga mengakibatkan hipertensi bukan lagi terjadi pada usia lanjut, melainkan juga pada usia dewasa muda. Penelitian mengenai faktor risiko hipertensi berdasarkan kategori usia menyatakan bahwa laki-laki, berpendidikan tinggi, memiliki kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan berstatus gizi obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap hipertensi pada dewasa awal dibandingkan dengan dewasa menengah dan dewasa akhir atau usia lanjut.Â
Hipertensi yang terjadi pada usia dewasa muda dan masa produktif akan berdampak pada penurunan produktivitas dan peningkatan beban ekonomi. Hal ini akan menghambat pemerintah untuk mewujudkan bonus demografi 2030-2040 yang menargetkan proporsi usia produktif lebih dari 60% dari total jumlah penduduk indonesia
Penelitian mengenai faktor risiko hipertensi menyatakan bahwa seseorang yang memiliki overweight dan obesitas berisiko 4,37 kali lipat lebih tinggi terhadap hipertensi dibandingkan status gizi normal. Risiko hipertensi juga dapat terjadi pada obesitas sentral yang diukur melalui lingkar perut.
Penelitian Rahma pada tahun 2019 menyatakan bahwa penduduk dengan obesitas sentral berisiko 6 kali lebih tinggi terhadap hipertensi dibandingkan penduduk yang memiliki lingkar perut normal. Obesitas sentral yang ditandai dengan lingkar perut melebihi batas normal menjadi pertanda adanya lemak viseral yang berlebih sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah melalui kerusakan mekanis kompresi ginjal, aktivasi Renin-Angiotensin-Aldosteron System (RAAS), sistem saraf simpatis, dan hyperinsulinemia.
Bentuk kegiatan pemeriksaan Kesehatan gratis ini meliputi, senam Bersama lansia dan para mahasiswa kkn dari unusa untuk mengurangi hipertensi melalui senam, tidak hanya senam ada beberapa pemeriksaan lainnya seperti gula darah, alasan pemeriksaan gula darah karena Hipertensi atau tekanan darah tinggi bisa terjadi dikarenakan adanya komplikasi penyakit diabetes yang kronis. tekanan darah, konseling, pengobatan yang dibantu oleh para kader posbindu dari desa tanjungan serta penyuluhan yang disampaikan mahasiswa kkn dari unusa yang berisi hal-hal mengenai hipertensi seperti definisi, gejala, komplikasi, penanganan dan pengobatan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 12 agustus 2024, kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa Kesehatan pada Masyarakat desa khususnya lansia pada tanjungan Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik khususnya pada penyakit hipertensi.
Dari data hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNUSA di Desa Tanjungan, Gresik, diperoleh beberapa temuan penting terkait kondisi kesehatan warga, khususnya mengenai tekanan darah dan kadar glukosa. Sebagian besar peserta pemeriksaan adalah perempuan dengan rentang usia 25 hingga 90 tahun. Dari hasil pemeriksaan, terlihat bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup signifikan di kalangan warga, dengan beberapa orang memiliki tekanan darah di atas 180/110 mmHg, yang tergolong sebagai hipertensi tingkat tiga.
Sebagai contoh, salah satu peserta bernama Maniah (60 tahun) memiliki tekanan darah 236/120 mmHg, yang sangat tinggi dan menunjukkan risiko serius untuk komplikasi kardiovaskular. Beberapa warga juga menunjukkan kadar glukosa yang tinggi, yang mengindikasikan adanya risiko atau kondisi diabetes mellitus. Warga dengan riwayat diabetes juga ditemukan, seperti pada Sukiyati (65 tahun) dan Fatonah (60 tahun).
Hasil pemeriksaan menunjukkan prevalensi hipertensi yang cukup tinggi di Desa Tanjungan, yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan kerusakan ginjal. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemantauan rutin tekanan darah dan penerapan gaya hidup sehat, termasuk diet rendah garam dan aktivitas fisik yang teratur.
Selain hipertensi, kadar glukosa yang tinggi pada beberapa peserta juga menunjukkan perlunya perhatian terhadap risiko diabetes. Penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNUSA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai faktor risiko, pencegahan, dan penanganan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes. Langkah-langkah preventif dan edukatif ini penting untuk mencegah peningkatan lebih lanjut dalam angka kejadian PTM di Desa Tanjungan.Â
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan warga dapat lebih waspada terhadap kondisi kesehatan mereka dan berkomitmen untuk melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat. Dukungan dari pihak puskesmas dan komunitas lokal juga sangat penting untuk keberlanjutan program kesehatan di desa tersebut.
Pemeriksaan kesehatan gratis yang dilakukan di Desa Tanjungan, Gresik, menunjukkan bahwa hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang signifikan di kalangan warga, terutama pada lansia. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tekanan darah tinggi dan kadar glukosa yang tinggi adalah dua masalah kesehatan yang cukup umum di desa tersebut. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemantauan rutin tekanan darah dan penerapan gaya hidup sehat, termasuk diet rendah garam dan aktivitas fisik yang teratur.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H