Mohon tunggu...
Coach Wahyu Purnomo
Coach Wahyu Purnomo Mohon Tunggu... -

Founder, Sales Coach & Sales Trainer Specialist at Synergycoach Indonesia www.wahyu-purnomo.com www.synergycoachindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Limiting Belief para Sales Leader

8 Januari 2016   16:11 Diperbarui: 8 Januari 2016   16:25 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Limiting belief…, mungkin beberapa dari Anda pernah mendengar kata ini. atau mungkin juga Tidak.bagi Anda yang baru mengenal istilah ini, mari saya coba jelaskan. Limiting belief adalah sesuai dari bahasanya yaitu membatasi apa yang kita percayai. yang di maksud membatasi disini adalah juga termasuk kepercayaan-kepercayaan atau nilai-nilai yang kita anut dan yakini yang mana nilai-nilai atau kepercayaan tersebut sesungguhnya belum tentu tepat.

Contohnya adalah seorang pengusaha Salon misalnya…, dirinya kekeuh saja bahwa Salonnya tidak bisa ditinggal, dan tidak mungkin karyawannya bisa menjalankan Salonnya tanpa dirinya berada disana, Padahal hal tersebut belum tentu benar.., pada kenyataannya banyak Salon-salon terkemuka saat ini yang secara bisnis bisa berjalan walaupun si pemiliknya tidak berada di tempat, hal itu bisa dilakukan karena si pemilik Bisnis memang benar-benar menyiapkan sistem kerjanya sehingga Karyawan tetap bisa menjalankan bisnisnya dan bisa terkontrol dengan baik.

Contoh lain dari Limiting belief adalah dalam hal berbicara di depan umum. Banyak orang Indonesia terutama masih sangat malu dan merasa tidak percaya diri ketika diminta berbicara di depan Umum. banyak dari maereka yang menolak karena mengatakan bahwa “saya gak bisa bicara di depan orang banyak” saya takut di tertawai , dan lain sebagainya. Padahal, pikiran-pikiran tersebut terbentuk dari dirinya sendiri yang membatasi kemampuan dirinya sendiri, jika mereka berfikir sebaliknya maka tentunya dia akan dapatkan apa yang dipikirkannya itu.

Anthony Robins pernah mengatakan “in this Life, You get what you believe”, katanya dalam hidup ini Anda hanya akan mendapatkan apa yang Anda percayai…, jika Anda mempercayai Bahwa bisnis anda tidak bisa berjalan dengan sendirinya…, maka itulah yang Anda dapatkan. Begitupun sebaliknya, jika Anda mempercayai bahwa Bisnis Anda bisa berjalan dengan sendirinya maka Pasti akan bisa jalan. Woww.. Dahsyat ya sebetulnya kekuatan kepercayaan…,

Lalu bagaimana implementasinya dalam Dunia Sales ?, tidak sedikit Limiting Belief yang justru banyak dimiliki oleh para Sales Leader. entah itu Supervisor, Manager bahkan Level GM atau direktur sekalipun. Mungkin kita tidak teralalu menyadarinya. tapi jika kita memahami lebih dalam mengenai hal ini maka pemahaman ini akan menjadi tools tambahan yang memberikan “Alert” kepada Anda ketika secara tidak Sadar Anda tengah mendapati diri Anda dalam kondisi Limiting your Belief dalam menghadapi sesuatu issue dengan team sales Anda.

Ini akan menjadi menarik, Pernahkan Anda menjadi bagian dari sebuah Team Sales dimana sang Leadernya sendiri sepertinya tidak yakin atas kemampuannya mencapai Target Perusahaan…, Nah lo… hehehe, atau contoh lain, seorang leader Sales yang “terkesan” terlalu mang Under estimate anak buahnya. atau juga misalnya seorang Sales Leader yang benar benar tidak mempercayai salah seorang anak buahnya sehingga terlalu menginterupsi cara kerja anak buahnya. Atau juga yang lebih parah seorang Sales leader yang selalu berfikiran bahwa teamnya tidak akan mampu mengalahkan team Kompetitor dengan berbagai macam alasan…, Hmm…. menarik ya ??.

Sesungguhnya, apa sih penyebab seseorang memiliki Limiting Belief ??, Limiting Belief adalah value atau nilai nilai yang di percayai oleh seseorang yang kemudian di gunakannya untuk sebuah pegangan atau patokan dalam menghadapi situasi-situasi yang di hadapinya. darimana Limiting Belief seseorang bisa terbentuk :

1. Pengalaman Masa lalu.
Seorang Sales Manager misalnya pernah mengalami masalah ditipu secara keuangan oleh salah seorang mantan team Salesnya yang kebetulan dari suku A, dan itu tidak hanya satu kali, maka yang terjadi adalah ketika dia di sebuah perusahaan yang baru dengan memimpin team yang baru, dirinya kebetulan mendapatkan team yang berasal dari Suku A, maka si Sales Leader ini sudah cenderung memiliki Kecurigaan atau “pre-Judging” terhadap salah satu teamnya bahwa orang tersebut pasti akan melakukan hal yang sama.

Contoh lain dari contoh diatas adalah; Seorang Sales Leader pernah sukses menukangi sebuah Team Sales di Perusahaan A dan perusahaan B. dia melakukan hal itu dengan sebuah metode tertentu yang dia lakukan. karena namanya sudah sangat dikenal di pasar, dirinya kemudian di bajak oleh perusahaan C dan diminta untuk memimpin Team yang berbeda dengan harapan akan juga menuai kesuksesan. Dalam hal ini sang Sales Leader sangat meyakini bahwa Metode yang sama yang dilakukan sebelumnya akan membawa keberhasilan. namun demikian kenyataannya ternyata mengatakan hal yang berbeda, teamnya malah berantakan dan penjualan malah cenderung gagal. Si Sales Leader ini karena sangat meyakini akan metodenya sehingga dirinya melakukan “limiting Belief” yang mana tidak mau mendengar masukan orang lain dan tetap pada pendiriannya sesuai dengan Metodenya. Padahal jelas-jelas sistem kerja, dan mungkin budaya kerja Perusahaan tersebut berbeda dengan perusahaan-perusahaan sebelumnya.

2. Nilai-Nilai yang dianut semenjak Kecil
Jika Anda pernah mendengar istilah Life Trap.., maka Life trap merupakan cikal bakal dari Limiting Belief seseorang, Life trap adalah sebuah kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang di anut dan di dapatkan dari didikan orang tua semenjak kecil sampai dewasa, dimana hal ini mempengaruhi dalam kehidupannya dimasa datang.

Ada seorang Anak yang semenjak kecil selalu dianggap tidak bisa memutuskan sesuatu untuk dirinya sendiri. mulai dari pemilihan pakaian, sekolah bahkan pasangan pun mungkin orang tua terlalu ikut campur. orang ini kemudian di masa dewasanya cenderung menjadi orang yang peragu dalam mengambil keputusan. seakan-akan tidak pernah percaya diri dan keputusan yang diambil selalu salah karena memang didikan dari kecilnya membentuk dirinya menjadi orang yang sepeti itu, karena dulunya selalu disalahkan oleh orang tua ketika mengambil keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun