Pilgub DKI masih lama, tepatnya Februari tahun depan, 1 tahun waktu yg panjang, banyak hal bisa terjadi, buktinya fluktuasi elektabilitas antara gubernur petahana ahok dengan calon pesaing terkuat Ridwan Kamil sudah terasa aromanya. Elektabilitas Ridwan Kamil beberapa bulan sebelumnya, terpaut cukup jauh dengan ahok, RK hanya memperoleh tingkat elektabilitas sebesar 17 % dan gubernur petahana sebesar 45 % (selisih 28 %).
Rilis terbaru berdasarkan survey yang dilakukan oleh Cyrus Network periode 27 Oktober - 1 November 2015, (dikutip dari Kompas.com), elektabilitas Ridwan Kamil mengalami peningkatan cukup signifikan, yakni sebanyak 21,6 % sehingga elektabilitas RK kini naik menjadi 38,6 %, sedangkan ahok hanya mengalami peningkatan tak lebih dari 5 % menjadi 49,9 %, (selisihnya kini tinggal 11,3 %).
Menarik mencermati pergerakan elektabilitas kedua pesaing tersebut, apalagi sebagaimana kita ketahui bersama, Pak Ridwan Kamil hingga saat ini belum juga memproklamirkan dirinya untuk ikut di bursa DKI 1, tetapi anehnya elektabilitasnya sudah merangkak naik cukup signifikan, sehingga bukan tidak mungkin, jika nanti Pak RK sudah resmi masuk dalam pencalonan Pilgub DKI, maka elektabilitasnya bisa melampaui raihan Pak Basuki dan sebaliknya elektabilitas pak Basuki bisa makin menurun.
Indikasi tersebut diperkuat oleh hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Cyrus di bulan yang sama bahwa Ridwan Kamil merupakan tokoh yang paling disukai warga Jakarta. Namanya melejit di posisi pertama dengan persentase 72,4 persen, disusul Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan 71,9 persen, kemudian Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama di posisi ketiga dengan 67,2 persen suara.
Ahok memang populer, yah pantas saja karena ahok adalah calon gubernur petahana dan sering bikin ulah pula, jadi siapa yg tdk kenal, tapi popularitas sangat jauh berbeda dengan elektabilitas, sebabnya adalah kenal belum tentu memilih ahok, bahkan sangat mungkin banyak yg antipati. Fenomena tersebut terbukti dengan hasil survey Cyrus Network bahwa warga yang tidak suka dengan kepemimpinan Ahok jumlahnya hampir mencapai 40 persen.
Ssttt… ini sebenarnya rahasia, tapi tak apalah saya bocorkan di sini, agar Pilgub DKI 2017 nanti warga DKI benar-benar mendapatkan pemimpin yang very very berkualitas, istilah asingnya THE BEST OF THE BEST.
Hanya satu cara untuk memuluskan langkah ahok ke kursi DKI 1, yaitu jegal langkah kang emil untuk ikut bertarung di DKI 1, bujuk dan rayu beliau dengan segala daya dan upaya kalian, kalau perlu “sogok” dia dengan apa saja yang berharga, katakan bahwa Jabar 1 tak kalah berkelas, warga Bandung lebih membutuhkan beliau, takuti beliau dengan kalimat bahwa jika beliau kalah karir politiknya akan tamat, kalau perlu gunakan kekuasaan presiden untuk membujuk beliau, terakhir jangan lupa utus Ninoy Karung Dendeng untuk mengeluarkan ramalan-ramalannya yang tak mutu itu untuk mempengaruhi kang emil. wkwkwkwkw
