Mohon tunggu...
Mas Abim
Mas Abim Mohon Tunggu... -

KUN FAYAKUN.... PROF. NURDIN ABDULLAH FOR THE NEXT PRESIDENT RI 2019. IN SHA ALLAH... AAMIIN...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kok Bisa, Hits Hanya 300, Nangkring Tren di Google?

5 Februari 2016   13:34 Diperbarui: 14 Juni 2016   16:38 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang yang baru kembali dari kevakuman yang panjang, banyak sekali perubahan pada tampilan-tampilan profile kompasiana, salah satunya fasilitas yang diberikan admin untuk meningkatkan porsi keterbacaan atas sebuah artikel/tulisan.

Artikel yang HL, kategori Pilihan dan Nilai Tertinggi sangat jelas parameternya. Bagi tulisan yang Headline, semua K-er sudah mafhum, kalau hal tersebut merupakan hak prerogatif admin, begitu juga artikel pilihan, nilai tertinggi sudah jelas adalah artikel yang mendapatkan vote terbanyak dari pembaca, sedangkan artikel terpopuler mungkin saja karena mendapat hits terbanyak dari pembaca.

Namun hari ini saya melihat sebuah artikel dari seorang K-er yang nangkring di google dengan raihan hits hanya 300-an, yang meninggalkan jejak komentar dan  nilai tidak lebih dari 10 orang.

Sebagai orang yang belum pernah mendapatkan "sosialisasi" dan pencerahan dari admin mengenai aturan sebuah artikel mendapatkan yang TER, sedikit terusik untuk mempertanyakan mengapa artikel yang "tidak istimewa" tersebut admin tempatkan di kolom Tren di Goggle, indikatorya apa? Apa karena K-er tersebut populer dan sudah membukukan jumlah pembaca di atas 2 juta orang, sehingga layak diapresiasi? 

Ini bukan soal iri plus dengki, tapi soal transparansi dari admin. Tujuan orang menulis di K ini tentunya bermacam-macam, bagi saya pribadi adalah bagaimana pesan yang menjadi tujuan saya menulis, tersampaikan kepada banyak orang, oleh karena itu sangat munafik jika seseorang tidak mengharapkan apresiasi apapun dengan menulis di blog keroyokan ini.

Apatah lagi hanya ingin mendapatkan kepopuleran, maka dapat ditempuh dgn berbagai macam cara, jumlah hits dapat diakali dengan menutup buka artikel sendiri, jumlah yang nge-vote dapat dicapai dengan memperbanyak teman atau membuat akun bayangan, tapi apa arti itu semua, memangnya 1 kali vote kita dibayar oleh admin.

Untuk apa membuka tutup artikel jika hanya ingin menunjukkan bahwa artikel kita banyak yang ngehits, untuk apa membuat akun bayangan kalau hanya ingin memanipulsi jumlah vote, itu sama saja menipu diri sendiri, kecuali seseorang itu memang gila pujian.

Kalau boleh vulgar sedikit, menulis di kompasiana sebenarnya sebuah kebodohan, betapa tidak... menulis membutuhkan energi, koneksi internet, pemikiran dan waktu yang tidak sedikit, maka pantas saja seorang kompasianer kawan debat saya bung Jos Rampisela mengatakan "ogah" nulis gratisan, rupanya beliau tipe orang cerdas yang tak sudi dimanfaatkan oleh orang lain demi keuntungan pribadi orang lain tersebut.

Tapi mengapa saya masih menulis di K, jawabnya adalah saya ingin opini-opini saya terhadap sesuatu yang berkembang di masyarakat bisa tersampaikan secara luas, soalnya tak terbantahkan lagi Kompasiana adalah blog paling populer di Indonesia, diakses ratusan ribu orang perharinya, sungguh sebuah wadah yang sangat jitu untuk mempromosikan apapun, baik iklan komersil, kampanye politik, hingga opini-opini amatiran.

Betapa pun bagusnya konten tulisan seseorang, cepat atau lambat akan tergilas oleh derasnya artikel-artikel baru yang masuk, oleh karena itu, predikat-predikat ter-ter itulah salah satunya yang bisa menolong, agar suatu artikel bisa tetap hidup, selain karena alasan konten tulisan yang berkualitas, sebuah artikel yang nangkring di kolom-kolom tersebut meningkatkan probabilitas suatu artikel semakin banyak diklik pembaca.

Jujur saya akui kualitas artikel saya masih kalah bersaing  dari segi apapun dengan Penulis-penulis handal di K ini, hal tersebut bisa diterima dan cukup wajar. Namun menjadi pertanyaan jika sebuah artikel yang biasa-biasa saja, HL juga bukan, jumlah hits dan vote-nya sedikit, serta yang berkomentar didalamnya hanya beberapa gelintir, koq bisa-bisanya nangkring di kolom Tren di Google, apa karena K-er tersebut dekat dengan admin, atau karena dia sudah dinobatkan oleh kong ragil sebagai orang nomor satu di K ini yang mendapatkan jumlah pembaca terbanyak, atau karena ada alasan lainnya, tolong penjelasannya min, supaya kami tidak berburuk sangka dengan admin. Karena bagaimanapun min jeleknya kualitas suatu artikel, jika mendapat fasilitas promosi di kolom ter-ter tersebut, sangat bisa dipastikan tingkat keterbacaannya juga akan tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun