Mohon tunggu...
Mas Abim
Mas Abim Mohon Tunggu... -

KUN FAYAKUN.... PROF. NURDIN ABDULLAH FOR THE NEXT PRESIDENT RI 2019. IN SHA ALLAH... AAMIIN...

Selanjutnya

Tutup

Politik

10 Sesat Pikir Para Pendukung Ahok

2 Februari 2016   22:27 Diperbarui: 2 Februari 2016   22:42 726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

6. Menyuruh Presiden

Mungkin orang ini belum ngeh kalau zaman sudah berubah, rezim orde baru telah berganti, bisa-bisanya nyuruh Pak Jokowi untuk meminta Pak RK supaya tidak usah mencalonkan diri menjadi Gubernur. Emangnya Jabatan Camat atau Lurah yang ditentukan oleh pejabat yang lebih tinggi di atasnya. Ini Pilkada Neng... Keputusan ada di tangan rakyat, bukan ditangan Presiden !

7. Figur Wakil Gubernur Tak Penting

Sebegitu jumawanya mereka, sampai ada yang mengatakan bahwa berpasangan dengan sandal jepit pun ahok sudah pasti menang.... ck ck ck... hebat bener... Pak RK yang sudah Populer dan Dicintai Masyarakat saja harus selektif memilih wakilnya, sangking pentingnya peran wakil ini, ane sampai ngebet banget merekomendasikan ke Pak RK (siapa tau beliau baca, soalnya beliau kan terkenal aktif di Sosial Media) untuk memilih tokoh ini yang saya anggap punya nilai jual yang cukup tinggi :

http://www.kompasiana.com/mas_abim/nurdin-abdullah-calon-pemimpin-masa-depan_56af2a98169773a80e70b441

8. Megecilkan Peran Kendaraan Politik yang Dipakai

Kira-kira cepat nyampai mana dalam keadaaan normal, perjalanan dari Jakarta - Bandung pakai sepeda ontel atau motor gede 500 cc, anak kecil aja sudah pasti tau jawabannya. Kans RK dan Ahok untuk terpilih adalah sama atau fifty-fifty, jangan terlalu meremehkan kerja mesin partai, segurem-guremnya partai, pasti punya basis massa, apalagi 2 partai pengusung kang emil tersebut adalah urutan 2 dan 3 besar peraih suara terbanyak di DKI berdasarkan hasil Pileg 2014 yang lalu. Kalau ahok tetap maju melalui jalur independen, besar kemungkinan RK akan unggul walau tipis, nyang penting menang, soal telak atau tipis kagak jadi masalah.

9. Terlalu Yakin Kau Ridwan Kamil Pasti Tak Maju di DKI 1

Soal ini pun saya tak terlalu yakin juga bahwa beliau Pasti akan maju, namun terlalu meyakini RK pasti tidak maju adalah kesalahan yang sangat fatal, ibarat seorang Jenderal Perang, kalkulasi politik Pak RK pasti sangat matang, manuver-manuver politiknya bak pedang, jika tak pandai membaca arah gerakannya, akan menebas lawan politiknya tanpa ampun, Keputusannya mengulur-ngulur waktu untuk memproklamirkan diri maju bertarung pada perebutan kursi DKI 1, bisa saja bagian dari taktik dan siasat mengelabui lawan. Orang awam saja paham bahwa keterpilihan seseorang menjadi pemimpin bukan hanya semata-mata karena kepopuleran dan elektabilitas yang tinggi, tapi faktor luck dan pandai memanfaatkan momentum adalah salah satunya. Misalnya saat ini Pak RK begitu diharapkan untuk maju oleh seluruh lawan politik dan haters ahok, dan jika menang berarti membuka peluangnya untuk maju di pertarungan RI 1. Namun jika ia tak mengambil peluang itu sekarang, maka pak RK akan KEHILANGAN MOMENTUM, soalnya bisa saja beberapa tahun ke depan muncul bibit-bibit calon pemimpin baru yang lebih muda dan hebat yang dapat mengalahkan pamor beliau untuk menuju RI 1.  

10. Menghapus Iklim Kompetisi

Pilkada bukan ajang bagi-bagi jabatan, si A baiknya di sini, si B bagusnya disitu, kalau pola pikirnya seperti itu, yahhh kagak usah Pemilu-pemiluan dech, langsung aja lewat mekanisme Penunjukan Langsung (PL), buang-buang waktu dan buang-buang uang rakyat. Salah satu alasan diadakannya Pemilihan Langsung oleh masyarakat adalah agar Calon Pemimpin yang terpilih adalah benar-benar hasil penyaringan yang ketat dari masyarakat, BUKAN MEMILIH ANTARA YANG BURUK DAN BAIK, TETAPI MEMILIH YANG TERBAIK DIANTARA YANG TERBAIK istilah kerennya THE BEST OF THE BEST. Jangan takut kehabisan stok pemimpin berkualitas, kita harus jadi bangsa yang optimis, bukan jadi bangsa yang pesimis dan kehilangan harapan, justru jika Iklim Kompetisi yang sehat ditumbuhkan, maka menstimulus munculnya para calon pemimpin muda berkualitas, bak cendawan di musim hujan, Percayalah Harapan itu Selalu Ada !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun