Berikan reward kepada diri sendiri setelah menyelesaikan tugas atau mencapai target tertentu. Reward ini dapat berupa waktu luang, hiburan, atau aktivitas yang menyenangkan. Selain itu, jangan lupakan self-care. Pastikan Anda memiliki waktu untuk beristirahat, tidur yang cukup, dan menjaga keseimbangan antara kegiatan akademik dan kegiatan lainnya.
Itulah beberapa strategi solutif dalam penanganan serta penanggulangan kondisi prokrastinasi yang penulis temukan di website Ma'some University. Namun, penulis juga menyarankan untuk menemui serta mengonsultasikan permasalahan ini kepada konselor demi membantu menemukan akar masalah dari timbulnya prokrastinasi dan membantu mengatasinya.
Kesimpulannya, dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin canggih, termasuk AI, penting bagi kita untuk tetap menjaga keseimbangan antara pemanfaatan teknologi dan pengembangan kecerdasan diri. Ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat menimbulkan prokrastinasi yang berdampak negatif pada kehidupan akademis dan kesejahteraan mental.
Oleh karena itu, kita harus mengelola kebiasaan menunda-nunda dengan bijaksana melalui kesadaran diri, perencanaan yang baik, serta strategi-solutif yang telah dijelaskan. Selain itu, penting pula untuk selalu mencari bantuan profesional jika diperlukan agar kita dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih efektif dan tidak terjerumus ke dalam dampak-dampak buruk yang dapat menghambat perkembangan pribadi dan karir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H