Doa merupakan sebuah seruan kita yang bersifat permohonan atau permintaan kita kepada Alloh SWT. Doa juga dikenal juga sebagai senjata-nya orang mukmin. Artinya dengan kita berdoa kita akan terjaga dan terhindar dari segala bahaya, dengan syarat kita harus yakin akan doa itu melalui kekhusuan dan keyakinan penuh kita terhadap Alloh SWT. Misalnya, kita akan bepergian ke tempat yang cukup jauh, dan kita pun berdoa dengan doa yang biasa kita dengar dari ulama dan orang tua kita. Maka kita pun harus yakin bahwa kita akan selamat sampai tujuan. Dengan catatan kita pun harus berusaha untuk tidak mendekati bahaya atau jadi faktor membahayakan orang lain. Kemudian, setelah itu kita harus ber-tawakal, yaitu menyerahkan segala urusan kepada Alloh SWT. Dengan demikian, urutan kita berdoa sejatinya tidak hanya kita meminta dan memohon saja kepada Alloh SWT, melainkan kita pun harus mengusahakannya semampu kita dan kemudian kita serahkan hasilnya kepada Alloh SWT.
Jika kita perhatikan dan pahami penjelasan di atas, maka doa ini mengandung tiga unsur yang memiliki nilai ibadah. Pertama, unsur lisan atau perkataan yaitu dengan kita menyebutkan segala permohonan kita kepada Alloh SWT. Kedua, unsur anggota badan atau pisik yaitu dengan kita mengusahakan apa yang menjadi permohonan kita kepada Alloh SWT. Ketiga unsur hati yaitu dengan kita ber-tawakal. Sederhananya, kita sabar dan ikhlas akan bagaimanapun hasilnya. Ketiga unsur ini, lisan, pisik, dan hati merupakan faktor segala sesuatu itu apakah menjadi nilai ibadah atau tidak. Sungguh beruntunglah bagi kita yang senantiasa berdoa dengan cara diatas, karena kita langsung mendapatkan tiga unsur nilai ibadah kita terhadap Alloh SWT. Karena itulah berdoa-pun menjadi pembuktikan identitas kita sebagai hamba, hamba yang tidak mampu, hamba yang tida punya kekuatan, hamba yang seharusnya senantiasa beribadah kepada Alloh SWT.
Hamba merupakan identitas kita setelah manusia. Bedanya, hamba berpokus pada bagaimana kita menjalin hubungan yang sangat baik dengan Alloh SWT, yaitu dengan beribadah kepadanya. Sedangkan manusia berpokus pada bagaimana kita menjalani hidup sebagai manusia yang memiliki jiwa vegetatif, hewani, dan intelektiva serta menjalin hubungan yang sangat baik dengan sesama manusia. [Dalam tulisan sebelumnya sudah dijelaskan tentang "Agama dan Filsafat | Menulusuri Esensi Kemanusiaan."].
Menjadi seorang hamba tentunya tidak mudah. Perlu beberapa proses dan usaha untuk menjadi hamba yang baik. Salah satu proses dan usaha yang paling mudah menjadi sosok hamba yang baik yaitu dengan senantiasa kita berdoa seperti berdoa meminta ridho, rahmat serta maghfiroh kepada Alloh SWT. Selain itu, perlu juga kita berdoa untuk pribadi kita sendiri supaya kita menjadi pribadi hamba yang mumpuni dalam menjalankan segala perintah, latrangan serta tuntutan dari Alloh SWT.
Banyak segali doa-doa yang menjadi upaya kita menjadi hamba yang mumpuni. Baik dalam Al-Quran, Hadtst, Ijma atau kalam ulama dan doa dengan buatan bahasa sendiri. Namun penulis sendiri akan memberikan sekaligus menjelaskan satu doa yang menurut penulis sendiri memenuhi kebetuhan kita sebagai manusia bahkan sebagai hamba yang mumpuni. Doa ini penulis dapatkan dari para Masyaikh Pondok Pesantren Nurul Huda Yaspinda, Cisompet Garut, terkhusus dari Pangersa KH. Asep Saeful Holik, S.HI, M.Pd. sebagai pimpinan dari Pondok Pesantren tersebut. Doa ini juga merupakan doa yang pernah di panjatkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw. Maka doa ini merupakan Hadist Qouliyyah Nabi yang di riwayatkan oleh Imam Thabrani dan termaktub di dalam kitab Mukhtarul Ahadist karya as-Sayyid Ahmad al-Hasyimi.
Doa-nya sebagai berikut;
,
Artinya; "Ya Allah, kayakanlah aku dengan ilmu, hiasilah diriku dengan sifat lemah lembut, muliakanlah aku dengan ketaqwaan dan sempurnakanlah aku dengan kesehatan."
Doa diatas mengandung empat permohonan kepribadian dalam menunjang identitas sebagai seorang hamba dan manusia. Diantaranya yaitu: