Mohon tunggu...
Mas Chomnoer
Mas Chomnoer Mohon Tunggu... pegawai negeri -

lagi sibuk-sibuknya membolak balik bacaan yang berkaitan dengan pengembangan pribadi agar dapat pencerahan dalam menjalani sisa hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Kebebasan Hak Azasi di Bawah Topi Paman Sam?

21 Juni 2010   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_172963" align="alignleft" width="120" caption="www.kumah.org"][/caption]

Amerika Serikat, sebuah Negara yang menjadi kiblat bagi kaum liberalis. Amerika Serikat selalu menjadi contoh bagaimana demokrasi di tegakkan. Negara di mana kebebasan berpendapat di lindungi hukum. Negara yang melindungi seluruh warga negaranya dengan sepenuh kekuatan, bahkan tidak segan mengirimkan tentaranya untuk membebaskan warga negaranya (seperti di film Hollywood). Negara yang menghormati hak azasi manusia.

Tapi apakah benar bahwa di Amerika Serikat kebebasan berpendapat memang bebar-benar ada? Benarkan AS selalu melindungi warga negaranya? Benarkah Amerika Serikat menjunjung tinggi hak azasi manusia?

Baru-baru ini ada beberapa peristiwa yang mungkin akan menjawab pertanyaan itu. Peristiwa yang membuka siapa sosok Amerika Serikat sesungguhnya.

1.Kematian Rachel Corrie

Berkaitan dengan pengiriman bantuan kepada rakyat Palestina yang tinggal di Gaza dengan menggunakan Kapal Rachel Corrie membangkitkan lagi kisah dara Amerika Serikat yang gugur oleh tangan-tangan Israel. Rachel Corrie adalah warga Negara Amerika Serikat yang menyuarakan pembelaan kepada rayat Palestina. Dia gugur ketika menentang pembangunan dinding pemisah di jalur Gaza. Badan hancur dilindas bulldozer Israel. Namun apa tanggapan Amerika Serikat atas tewasnya Rachel Corrie? Ternyata Pemerintah Amerika Serikat menganggap kematian Rachel Corrie sebagai kematian biasa !!! Padahal kita tahu, tidak ada Negara yang berani menggangu warga Negara Amerika. Kalau saja ada Negara yang berani melakukannya, bukan tidak mungkin Negara tersebut akan diserang oleh tentara Amerika Serikat yang terkenal hebat itu. Ya minimal dimasukkan dalam deretan Negara teroris. Kenapa pemerintah Amerika Serikat mengganggap kematian Rachel Corrie sebagai insiden biasa? Apa mungkin karena penyebab kematiannya adalah Negara Israel?

2.Pemberhentian wartawati Helen Thomas

Gatra (No.32 tahun XVI) mengisahkan pemberhentian wartawati /kolumnis Koran Hearts, Helen Thomas dari gedung Putih. Helen Thomas seorang wartawati gaek berusia 89 tahun telah bertugas meliput di Gedung Putih sejak tahun 1960. Bahkan, dia ditunjuk sebagai Kepala Biro Gedung Putih pada tahun 1974. Apa sebab Helen Thomas dicoret dari jurnalis Gedung Putih? Dia dicoret dari jurnalis di Gedung Putih bukan karena pertanyaan yang dilontarkan bernada keras bahkan pedas. Karena Helen Thomas memang dikenal sebagai sosok jurnalis yang kritis, bahkan dia mendapat julukan “bulldog UPI”. Ternyata Helen Thomas dicoret dari jurnalis Gedung Putih karena pernyataannya seputarkekejian Israel terhadap rakyat Palestina. Pernyataan keras Helen Thomas muncul pada saat tanya jawab dengan Rabbi David Nesenoff, pembuat film independen dari Long Island yang mengelola website rabbilive.com. David meminta pendapat Helen tentang Israel. Apa jawab Helen? Dia menjawab, “Katakan pada mereka untuk enyah dari Palestina. Ingat, orang-orang(Palestina)itu dijajah. Itu tanah air mereka. Itu bukan Jerman, bukan Polandia.” Ketika ditanya kemana mereka harus kembali, ia menjawab, “Mereka harus pulang ke tanah air mereka.” “Di mana tanah air mereka?” Tanya Nesenoff. “Polandia, Jerman, Amerika dan tempat-tempat lainnya,” jawab Helen. Dialog ini ternyata direkam diam-diam oleh Nesenoff dan disebarkan ke dunia maya. Pernyataan Helen inilah yang akhirnya menuai kecaman dari berbagai pihak yang pro-Israel, terutama pejabat Gedung Putih. Ujung-ujungnya, Helen Thomas harus hengkang dari posnya di pusat kekuasaan negeri Paman Sam. Karena di Amerika Serikat, setiap bentuk penentangan terhadap Israel selalu ditafsirkan sebagai sikap anti-Semit. Segala bentuk kritik terhadap kebijakan Israel bagi pemerintah Amerika Serikat dianggap sebagai pemicu perpecahan di tengah masyarakat dan ancaman persatuan Amerika Serikat. Jadi mereka yang melakukan hal itu tentu saja akan dienyahkan.

Dari dua kisah ini, pelajaran apa yang dapat kita ambil. Ternyata kebebasan berpendapat, perlindungan terhadap hak hidup dan hak azasi manusia adalah topeng Amerika Serikat. Topeng yang dipergunakan untuk menutupi kepentingan-kepentingan yang bermain di Amerika Serikat. Topeng yang menyembunyikan kekuatan Israel atas Amerika Serikat. Jadi apakah anda masih percaya mentah-mentah slogan-slogan demokrasi yang disuarakan Amerika Serikat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun