Mohon tunggu...
Mas Pink
Mas Pink Mohon Tunggu... -

Berangan-angan jadi Jurnalis, namun garis hidup menentukan lain. Disela aktifitas yang lumayan padat, kadang ingin menulis. Bagiku, menulis adalah membagi pengetahuan dan pengalaman. Pernah dipercaya segelintir orang untuk menjadi Pimpinan Redaksi ataupun Pimpinan Umum pada majalah sekolahan, bulletin, tabloid dan majalah mahasiswa. Semoga mendapatkan manfaat dari apa yang saya ungkapkan... Terbuka terhadap pertemanan tanpa memandang SARAP (Suku, Antar Suku, Ras, Agama dan Penghasilan) :p

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pernyataan Sultan HB X Berbuntut Panjang

30 November 2010   17:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya mencoba menuliskan tentang motif pak Beye untuk mengeluarkan pernyataan tentang keistimewaan Yogyakarta yang saya tulis dalam artikel terpisah, saya banyak mendapat komentar-komentar yang unik dan antik. Memang banyak yang menduga bermacam macam. Dari kecurigaan untuk mengalihkan isu besar (Gayus, Century, Lapindo dan lain-lain) sampai kepada hal hal yang bersifat politik murni (Pak Beye Ingin kader demokrat memimpin Yogya). Dalam hal ini semua pendapat yang telah ditulis masuk akal kok. Artinya ada alasan kita menduga kearah situ.

Disini saya mencoba lagi mencari faktor apa yang kira-kira membuat Bapak Pencitraan Indonesia ini mengeluarkan suatu pernyataan yang cenderung kontroversial dan emosional. Pernyataan ini justru merugikan citra yang selalu dibangun pak Beye. Lalu kenapa Pak Beye berani melakukan pernyataan yang tak populis dan menodai citranya? jika melihat hal ini, sepertinya saya mencium adanya aroma ‘dendam’.

Keputusan untuk berkantor di Yogya pada waktu gempa merapi bukan tanpa pertimbangan. Pak Beye ini adalah seorang pemikir, sehingga sesuatunya tentunya telah dipikirkan dengan matang. Setelah terjegal dengan berbagai kasus oleh kader kadernya, juga peniliaian masyarakat akan lambannya kinerja SBY, Citra dan Popularitas Pak Beye yang sudah menurun drastis ingin diperbaikinya dengan mengerahkan segenap kekuatan partainya untuk membangun citra dengan memanfaatkan momen tersebut.

Namun apa daya, pernyataan sang Sultan HB X ini menghancurkan rencananya. Dengan perintah penurunan atribut partai di tempat tempat pengungsian, tentunya menggagalkan misi Pak Beye untuk kembali memperbaiki citranya. Apalagi jika kita cermati, tingkah laku pak Beye ini sekarang memang seolah-olah memimpin secara feodal, sehingga dendam kesumat pak Beye ini semakin menjadi karena rakyat Ngayogyakarto ternyata lebih mendengar kata-kata sultan daripada presidennya. Nah disinilah ternyata pernyataan sang Sultan HB X yang murni untuk mencegah pemanfaatan warga yang terkena musibah diekploitasi berbuntut panjang.

Disisi lain, perlu juga kita cermati. Apa yang dilakukan beliau sekarang adalah Ibaratnya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Jika pernyataan pak Beye itu mampu menggebuk Sultan HB X, maka terbalaskanlah kejengkelannya. Namun disisi lain, apabila itu tidak berhasil (justru yang diharapkan Pak Beye) maka semakin muluslah ‘test case’nya untuk memperpanjang cengkramannya pada republik ini (Baca ini). Salam Prihatin.

Nijmegen, November 2010

Mas Pink

Gambar: www.suarapartai.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun