Mohon tunggu...
Mas Pink
Mas Pink Mohon Tunggu... -

Berangan-angan jadi Jurnalis, namun garis hidup menentukan lain. Disela aktifitas yang lumayan padat, kadang ingin menulis. Bagiku, menulis adalah membagi pengetahuan dan pengalaman. Pernah dipercaya segelintir orang untuk menjadi Pimpinan Redaksi ataupun Pimpinan Umum pada majalah sekolahan, bulletin, tabloid dan majalah mahasiswa. Semoga mendapatkan manfaat dari apa yang saya ungkapkan... Terbuka terhadap pertemanan tanpa memandang SARAP (Suku, Antar Suku, Ras, Agama dan Penghasilan) :p

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sumpah Saya Bukan Blogger! (Dibalik Hijrahnya Para Blogger)

24 November 2010   19:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sumpah, saya bukan seorang blogger!” Itu kalimat yang saya katakan ketika saya ‘dituduh’ sebagai blogger. “Gimana mau jadi blogger, punya blog aja kagak”, kilah saya. “Lha itu yang anda tulis di kompasiana itu apa?” Kata sang penuduh. “Lha saya kan seorang kompasianer bukan seorang blogger”, kembali saya berkilah. “Lha sami mawon to mas, anda itu seorang blogger, hanya saja tidak punya blog pribadi” diapun menyahut. Lalu dia melanjutkan “by definition you are a blogger” lanjutnya tak kalah sengit.

Nah merujuk dari definisi seorang blogger menurut wiktionary adalah sebagai berikut: A contributor to a blog or online journal. Nah jadi baik anda yang mempunyai blog pribadi ataupun kontributor sebuah blog, anda disebut sebagi blogger. Disisi lain, banyak orang yang tidak ‘merasa’ dirinya sudah merasa menjadi seorang blogger ketika dia hanya mengirimkan tulisannya ke kompasiana ini, walaupun tidak mempunyai blog pribadi.

Saya tidak akan membahas banyak tentang definisi ini, justru saya disini ingin mengungkapkan fenomena yang menarik. Fenomena apa itu? Ternyata banyak dari kompasianers ini yang mempunyai blog pribadi. Banyak saya temukan di profil-nya merujuk kepada blog pribadi mereka. Tak jarang tulisan-tulisan mereka diarahkan kepada blog pribadi mereka.

Salahkah orang yang mempunyai blog pribadi untuk membuka lapak keroyokan ala kompasiana? Saya tegas menjawab dengan tidak ada salahnya. Lalu mengapa anda mempermasalahkan ini? Justru saya ingin membahas, kenapa banyak blogger yang berhijrah di Kompasiana ini.

Meminjam analogi pak Erianto Anas, perbedaan antara seorang blogger yang mempunyai blog pribadi dengan seorang blogger yang nge-kos di kompasiana ini adalah ibarat stand toko. Jika seseorang memiliki blog pribadi, artinya anda mempersiapkan segala sesuatunya sendiri. Ibarat toko, anda mempersiapkan tempatnya, pernak-perniknya dan juga menentukan ‘dagangan’ anda sendiri. Berbeda dengan anak kos yang kos di kompasiana. Mereka sudah di sediakan semua fasilitas, anda tinggal membuka stand di kompasiana ini. Ibarat toko, anda ibarat mempunyai toko di Mal. Anda tinggal mempersiapkan barang jualan anda, tanpa harus memikirkan tempat dan fasilitas lain. Semua sudah disiapkan oleh sang developer yaitu kompasiana.

[caption id="attachment_76945" align="alignnone" width="300" caption="Stand di Kompasiana"][/caption]

Nah apa untung ruginya? Seperti analogi diatas, keuntungannya anda sama sekali tidak usah menyediakan fasilitas dan hosting dan script. Semua sudah ditanggung kompasiana. Anda hanya tinggal menyiapkan barang dagangan anda. Trus apa ruginya? Selain anda harus bersaing dengan ketat dengan sesama pedagang, anda tidak bisa seenak udel memodifikasi tempat ‘usaha’ anda. Anda benar benar harus berkonsentrasi dengan barang dagangan anda, tanpa bisa mengutak atik desain web dan script dari web tersebut. Sekali lagi anda harus konsentrasi dengan barang dagangan anda!

Lalu kenapa banyak blogger yang hijrah ke Kompasiana? Ibarat Mal, kompasiana adalah mal yang dibangun megah ditengah kota. Pengunjungnya sudah pasti dijamin. Fasilitasnya sudah disediakan semua. Jadi ini yang akhirnya memanjakan mereka untuk membuka stand tokonya di kompasiana.

Namun perlu disadari bahwa persaingan di ‘mal’ ini sangatlah ketat. Bagi anda yang tidak memodifikasi barang dagangan anda akan tergilas oleh pedagang-pedagang yang kreatif. Lalu solusinya bagaimana? Terus-teruslah anda meningkatkan kualitas dagangan anda! berbeda dengan yang lain merupakan sebuah keharusan. Anda tidak akan menjadi pemenang persaingan selama yang anda jual tidak spesifik dan banyak dijual oleh toko lain. Buatlah dagangan anda semenarik mungkin, dengan harga seminim mungkin dan banyaklah pula berpromosi. Ya berpromosi mengenai dagangan anda tentunya!

Terima kasih kompasiana! Bagi kami, kompasiana telah memberikan fasilitas fasilitas menarik dan pengunjung setia. Selain kami harus selalu kreatif dan berbenah diri, tentu saja kami menginginkan fasilitas kemudahan akses dan juga tidak banyak ‘bug’. Walaupun kami sadar bahwa kami anak kos yang diberikan fasilitas cuma-cuma, bukankah dengan fasilitas dan kemampuan yang lebih akan menarik para pembuka 'stand' untuk berpartisipasi aktif membangun citra “mall kompasiana” Semoga semakin banyak blogger yang hijrah ke kompasiana ini dan tentunya kami bisa memaksimalkan fasilitas yang kau berikan, walaupun sekarang banyak fasilitas itu tidak dapat kami gunakan. Selamat Ulang Tahun!

Mas Pink

Nijmegen, November 2010

Gambar: www.google.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun