Mohon tunggu...
Mas Pink
Mas Pink Mohon Tunggu... -

Berangan-angan jadi Jurnalis, namun garis hidup menentukan lain. Disela aktifitas yang lumayan padat, kadang ingin menulis. Bagiku, menulis adalah membagi pengetahuan dan pengalaman. Pernah dipercaya segelintir orang untuk menjadi Pimpinan Redaksi ataupun Pimpinan Umum pada majalah sekolahan, bulletin, tabloid dan majalah mahasiswa. Semoga mendapatkan manfaat dari apa yang saya ungkapkan... Terbuka terhadap pertemanan tanpa memandang SARAP (Suku, Antar Suku, Ras, Agama dan Penghasilan) :p

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kompor Itu Adalah Kompasianers!

10 November 2010   21:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:42 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah anda menulis dan ketika membaca komentar dari kompasianers, komentar itu membuat merah telinga anda? Pernahkah anda membaca tulisan dari kompasianers dan tulisan itu membuat emosi anda meluap? Kalau anda belum pernah jangan lanjutkan, karena anda tidak akan mendapat banyak manfaat untuk mebaca tulisan selanjutnya.

Kompor itu bernama kompasianers, yah itulah komunitas dari berbagai latar belakang dan berbagai sudut pandang. Istilah kerennya komunitas yang heterogen. Kompasianers sangat kaya akan keragaman. Kalau kita mencermati profil masing masing kompasianers para penulis itu berasal dari berbagai latar belakang. Entah pendidikan, usia, dan juga keyakinan. Itulah potensi yang dimiliki kompasianers tercinta. Sehingga mau tidak mau perspektif para kompasianers beragam. Ada yang sependapat dengan anda, maupun kontra dengan pendapat anda. Sehingga dinamika di kompasianers sangatlah tinggi. Wajar jika kadang kuping anda-pun mungkin pernah dibuat merah karenanya.

Kedewasaan para kompasianers ini pun sangat beragam. Saya tidak mengatakan bahwa saya cukup dewasa disini, namun prinsip yang saya pegang adalah mencoba menempatkan diri sebagai subyek penulis, sehingga kadang saya mencoba tidak terlalu melibatkan emosi saya dalam membaca tulisan maupun komentar. Kalau tidak begitu, saya akan mengalami apa yang disebut ‘burn-out” atau istilahnya terbakar dengan tulisan tulisan anda he.. he..

Setiap membaca postingan dan komentar, saya mencoba untuk tidak menggunakan emosi saya. Saya coba cermati pesan pesannya. Bukan tidak mungkin misalnya tulisan tulisan yang bernada provokatif, justru ingin mebuat anda tersadar dengan segala pemikiran dan keyakinan anda yang mungkin sudah membatu yang membuat keyakinan anda tak tergoyahkan.

Mungkin jika anda membaca tulisan yang isinya “mencincang’ agama dan tuhan anda, jangan berfikir bila sang penulis ingin 'mencincang' tuhan. Lihatlah dengan arif dan bijaksana tulisannya. Dari situ kita akan banyak belajar dari tulisan tanpa harus menghakimi sang penulis. Justru disini penulis ingin menyadarkan anda tentang bagaimana bertuhan dan beragama yang benar. Tulisan itulah yang disebut tulisan dekonstruksi.

Jangan dikira apabila penulis itu menyudutkan seseorang / golongan, belum tentu si penulis itu merupakan musuh dari orang yang dikiritiknya, bukan tidak mungkin orang ini adalah pendukung orang / golongan yang ingin menyampaikan “self-critics”nya terhadap orang dan golongan yang dikritiknya. Jadi gunakan secara bijak emosi anda dalam membaca pesan yang ingin disampaikan.

Akhirul kalam, ada sebuah pepatah yang mengatakan “undzur ma qoola wala tandzur man qolaa” yang artinya jangan melihat siapa yang mengatakan namun lihatlah isi perkataannya. Dalam konteks ini, siapaun yang mengatakannya yang mungkin itu anda anggap bukan level anda, namun bila kandungan yang dikatakan itu memberi manfaat pada anda, amatilah pesan yang ingin disampaikan. Salam Kompor!

Nijmegen, November 2010

Mas PINK!

Gambar: www.google.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun