Mohon tunggu...
Mas Pink
Mas Pink Mohon Tunggu... -

Berangan-angan jadi Jurnalis, namun garis hidup menentukan lain. Disela aktifitas yang lumayan padat, kadang ingin menulis. Bagiku, menulis adalah membagi pengetahuan dan pengalaman. Pernah dipercaya segelintir orang untuk menjadi Pimpinan Redaksi ataupun Pimpinan Umum pada majalah sekolahan, bulletin, tabloid dan majalah mahasiswa. Semoga mendapatkan manfaat dari apa yang saya ungkapkan... Terbuka terhadap pertemanan tanpa memandang SARAP (Suku, Antar Suku, Ras, Agama dan Penghasilan) :p

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Termahal di Dunia

4 November 2010   11:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:51 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak sekolah sekolah elit yang berdiri akhir akhir ini dimana uang masuknya dan SPPnya sampai jutaan masih kalah mahal dengan sekolah yang satu ini. Sekolah ini mengajarkan segala yang tidak diajarkan di sekolah sekolah biasa. Kurikulumnya pun disesuaikan dengan peserta didiknya. Lebih jauh, sekolah ini bisa dimasuki siapa saja yang mau belajar tanpa adanya jam belajar yang tetap. Siapkah anda belajar disini? Sekolah itu tidak berada di negara om Barack Obama, tidak pula di negaranya Doraemon, sekolah itu sangat dekat dengan kita.... Sekolah itu disebut Sekolah Kehidupan. Hidup adalah sebuah kenyataan, yang kadangkala membuat kita terbuai akan indahnya, namun tak jarang membuat kita harus meneteskan airmata. Namun, sekali lagi hidup adalah kenyataan yang harus dijalani. Ada yang menganggap hidup itu kejam, karena tidak ada tombol "undo" yang bisa membalikkan anda ke posisi semula. Namun, hidup terus berjalan seiring dengan waktu yang tak kan pernah kembali. Pernahkah anda bayangkan apabila ada tombol ‘undo' dalam hidup? apa yang terjadi? Tentunya akan mudah bagi kita untuk memilih apa-apa yang kita senangi dan meng'undo' apa yang tak disenangi. Namun, tidak seperti itu dengan hidup. Drama hidup terus mengalir... seperti hukum alam... air mengalir dari gunung ke laut.... Itulah hidup. Kesalahan kita akan selalu terekam dalam kehidupan itu sendiri. Ibarat orang menulis dengan mesin ketik, semakin orang bisa belajar dari kesalahan, akan mudah baginya untuk lebih berhati hati dan semakin piawai untuk mengetikkan huruf huruf dan merangkai sebuah kehidupan dengan sedikit kesalahan. Semakin berpengalaman dan semakin belajar dari kesalahan, ketikan yang dihasilkan akan lebih baik. Anda tidak hidup untuk masa lalu, namun anda hidup untuk masa depan. Namun jangan dilupakan bahwa yang membentuk anda adalah masa lalu. Gunakan masa lalu sebagai pelajaran berharga. Masa depan adalah milik orang yang mampu belajar dari kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain. Belajar dan terus belajarlah mengenai kehidupan, karena itu tidak ada sekolahnya. Sekolah kehidupan kadang membutuhkan biaya yang besar, yang kadang menghabiskan apa apa yang anda usahakan selama hidup, baik itu harta maupun hasil kerja. Itulah mengapa sekolah yang paling mahal harganya bagi siapapun itu adalah sekolah Kehidupan. Sepanjang nafas masih berhembus, kita masih berada di sekolah ini. Kadang kita tidak sadar bahwa kegagalan dan kesalahan merupakan guru terbaik. Tanpa berani melakukan kesalahan, kita tak kan berani untuk mencoba sesuatu, artinya kita hanya akan mengalami stagnasi. Kita tidak diciptakan untuk sempurna dan tidak mempunyai kesalahan. Namun kita dimodali akal untuk memperoleh kesempurnaan dari kesalahan dan kegagalan dimasa lalu. Bukankah begitu? Mari kita sama sama belajar di Sekolah Kehidupan   Dalam sebuah perenungan mengenai arti hidup. Nijmegen, November 2nd 2010 3:22 AM Mas Pink Gambar: www.google.co.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun