"saya malu, hanya karena rupiah, saya melalaikan panggilan Allah. Waktu mendengar adzan Isya berkumandang saya tidak segera memenuhi panggilannya, melainkan masih sibuk dengan kerjaanku. Hasil rupiah yang kudapat tadi, kini sebentar lagi akan berganti menjadi obat pereda nyeri. Allah, sayang dengan aku Bu. Dia kirim kelabang untuk memperingatkanku, bahwa apa yang diberi bisa dengan mudah Dia ambil kembali."
Istri kang Pardi pun hanya senyum mendengar suaminya cerita.
"sudahlah Pak, ayo pulang! Yang penting obat ini nanti diminum, dan tubuh Bapak tidak nyeri lagi"
Jam 12 malam mereka pulang dari rumah sakit.
Dan sebelum pulang ke rumah sebagai ucapan terima kasih, kang Pardi pun mempersembahkan pantun untuk istrinya.
Empek-empek dari Palembang
dari Palembang naik pesawat terbang
Terima kasih istriku sayang
Karena setia menemani abang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H