Mohon tunggu...
Amar Naway
Amar Naway Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa ung paling kece nie boshtt senggol donkzz

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Intelegensi Peserta Didik

30 November 2022   13:30 Diperbarui: 30 November 2022   13:39 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Amarullah bin E. Naway

Nim : 131422094

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Novianty Djafri M.Pd.I

ABSTRAK

Kecerdasan adalah kemampuan universal dan potensial. Para ahli tidak setuju tentang banyak hal tentang kecerdasan. Definisi yang disajikan memiliki batasan yang berbeda. Mereka juga tidak setuju apakah kecerdasan diwariskan atau dimodifikasi. Beberapa mencoba mengasosiasikan kecerdasan dengan bakat, kreativitas, dan prestasi. Para ahli juga berbeda pendapat tentang komponen kecerdasan. Hal ini tercermin dalam teori-teori yang mereka sajikan. Beberapa ahli mengusulkan teori kecerdasannya, termasuk Terman, Spearman, Sternberg, Thurstone, Guilford, dan Gardner. Kecerdasan diukur dengan tes kecerdasan dan diskalakan menggunakan meteran yang disebut IQ. Skor EO diinterpretasikan dengan membandingkan IQ individu dengan kelompok sebaya atau kelompok norma.

PENDAHULUAN

Inteligensi merupakan karakteristik pada individu, umumnya didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendayagunakan pengalaman, memperoleh pengetahuan, berfikir abstrak, bertindak berdasarkan tujuan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Di zaman yang modern ini, secara umum orang-orang mengenal inteligensi yang artinya kecerdasan, kepintaran ataupun memecahkan problem yang dihadapi. Gambaran anak cerdas merupakan gambaran siswa cerdas, siswa yang selalu mendapat nilai bagus di kelas atau merupakan siswa yang berprestasi di kelasnya.

LATAR BELAKANG

Puji Syukur kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan artikel tentang Konsep Intelegensi Peserta Didik Artikel ini ditulis sebagai wujud untuk memenuhi tugas dari dosen kami ibu Prof. Dr. Novianty Djafri M.Pd.I. sekaligus untuk lebih memahami konsep intelegensi peserta didik

METODE

Metode Metodologi penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah hasil survei aktual penelitian inteligensi dalam psikologi pendidikan. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan model pendekatan studi kasus.

PEMBAHASAN

Intelegensi berasal dari kata latin intellegere yang artinya menghubungkan atau menghubungkan. Menurut William Stern, kecerdasan adalah kemampuan menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru melalui penggunaan alat berpikir yang tepat. William Stren juga menjelaskan bahwa kecerdasan sebagian besar bersifat fundamental dan turunan.

Ada beberapa jenis kecerdasan yaitu Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kecerdasan Spiritual (SQ). IQ seringkali menjadi faktor penentu kesuksesan di masa depan. Seseorang dengan IQ tinggi dianggap pandai memecahkan masalah dan mampu menemukan solusi saat beradaptasi dengan situasi baru. Seseorang dengan IQ tinggi dianggap pandai memecahkan masalah dan mencoba mencari solusi saat beradaptasi dengan situasi baru. Dalam pendidikan formal, orang dengan IQ tinggi lebih mungkin berhasil. Namun, kini ia tidak hanya fokus pada pembahasan kecerdasan, melainkan juga pembahasan kecerdasan lainnya, yaitu kecerdasan emosional (EQ). Selain itu, orang dengan IQ tinggi juga harus bisa mengendalikan emosinya dengan baik. Pendidikan dan lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang. Alfred Binet merumuskan bahwa intelegensi terdiri dari pengertian atau komprehensen, pendapat atau inpensian pengarahan dan kritik. Jadi , intelegensi adalah "kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu". Didalam psikologi dikenal dengan istilah intelegensi. Intelegensi ini sekaligus dapat menggantikan berbagai macam istilah yang berhubungan dengan kecerdasan. Psikologi hakekatnya ialah ilmu tentang tingkah laku. Jadi, mengenai kecerdasan, perilaku dapat dibedakan menjadi perilaku yang membutuhkan sedikit kecerdasan dan perilaku yang membutuhkan banyak kecerdasan. Sebagai contoh: Siapa pun yang ada di taman hanya menikmati bunga berwarna-warni dan tidak membutuhkan kecerdasan tinggi. Namun jika ia menghitungnya dan mengelompokkan bunga-bunga dengan warna yang sama serta membedakan jenis dan nama masing-masing bunga, maka dalam hal ini diperlukan kecerdasan yang sangat tinggi. Menurut spearman ada dua faktor yang ada dalam intelegensi yaitu General intelegensi dan Spacific intelegensi.

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2013), lm. 99

[2] M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1998), hl,. 52

[3] Sadli,saparinah.1996. Intelegensi Bakat dan Test IQ. Jakarta:PT Gaya Favorit Press(Anggota IKAPI). Hal 49

[4] Sadli, saparinah.1996. Intelegensi ...Hal 49

[5] Sadli, saparinah.1996. intelegensi...Hal 49

[6] Khairani makmun.2013.psikologi belajar.yogyakarta,:aswaja pressindo

[7] Ibid ,khairani makmun.hal.114

[8] Khairani makmun.2013.psikologi belajar.aswaja pressindo. Yogyakarta.hal.124

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun