Mohon tunggu...
Aimar Rizky Pratama
Aimar Rizky Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya Aimar Rizky Pratama, seorang penulis lepas dan pengamat sosial yang memiliki minat mendalam dalam isu-isu masyarakat, teknologi, dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Manajemen Krisis dalam Industri Penerbangan, Belajar dari Insiden Lion Air JT610

25 Juli 2024   22:18 Diperbarui: 25 Juli 2024   22:36 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 29 Oktober 2018, Indonesia dan dunia penerbangan global dikejutkan oleh jatuhnya pesawat Lion Air JT610 di Laut Jawa, hanya 13 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta. Insiden ini tidak hanya mengakibatkan kehilangan 189 nyawa, tetapi juga menjadi sorotan utama dalam dunia penerbangan, memunculkan berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan manajemen krisis dalam industri ini.

Lion Air JT610 adalah pesawat Boeing 737 MAX 8 yang relatif baru, dijadwalkan terbang dari Jakarta menuju Pangkal Pinang. Penyelidikan awal menunjukkan adanya masalah teknis dengan sistem kontrol penerbangan pesawat, yang kemudian diketahui sebagai masalah dengan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Insiden ini mengguncang kepercayaan publik terhadap keselamatan penerbangan, terutama terhadap model pesawat Boeing 737 MAX 8 yang digunakan secara luas oleh maskapai-maskapai di seluruh dunia.

Krisis ini membawa dampak besar bagi berbagai pihak. Keluarga korban menghadapi kehilangan besar dan trauma mendalam. Lion Air, sebagai maskapai penerbangan, harus menghadapi tekanan luar biasa dari media, publik, dan pemerintah untuk memberikan penjelasan dan menangani krisis ini dengan baik. Reputasi Lion Air dipertaruhkan, dengan banyak penumpang yang mempertanyakan keselamatan penerbangan mereka. Saham Boeing juga terpengaruh secara global, karena masalah teknis pada pesawat menjadi perhatian utama.

Lion Air menghadapi tantangan besar dalam manajemen krisis ini. Pada awalnya, maskapai berusaha memberikan informasi melalui konferensi pers dan pernyataan resmi. Namun, langkah ini tidak sepenuhnya efektif karena ada kritik mengenai kurangnya transparansi dan lambatnya respons mereka.

Dalam beberapa hari pertama, Lion Air mengalami kesulitan dalam menangani permintaan informasi dari media dan keluarga korban. Banyak pihak merasa tidak mendapatkan informasi yang memadai dan tepat waktu, yang menambah ketegangan dan kekecewaan. Pada akhirnya, pemerintah Indonesia, melalui Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), mengambil alih penyelidikan dan komunikasi lebih lanjut tentang insiden tersebut.

Insiden ini memberikan banyak pelajaran berharga tentang pentingnya manajemen krisis dalam industri penerbangan:

  1. Transparansi dan Komunikasi yang Cepat: Dalam situasi krisis, kecepatan dan ketepatan informasi sangat penting. Maskapai harus segera memberikan informasi awal yang akurat dan berjanji untuk terus memberikan update secara berkala. Komunikasi yang transparan dan tepat waktu dapat membantu menjaga kepercayaan publik.

  2. Pusat Krisis dan Dukungan Keluarga: Membentuk pusat krisis khusus untuk menangani semua komunikasi terkait insiden adalah langkah yang penting. Pusat ini harus menjadi titik kontak utama bagi media, keluarga korban, dan publik. Selain itu, menyediakan dukungan psikologis dan informasi yang jelas serta terus menerus kepada keluarga korban sangatlah krusial.

  3. Kolaborasi dengan Otoritas dan Pakar: Bekerja sama dengan pihak berwenang dan mengundang pakar independen untuk memberikan analisis dan rekomendasi dapat memastikan penyelidikan berjalan transparan dan objektif.

  4. Pesan Empati dan Komitmen: Menyampaikan pesan empati yang kuat dari manajemen tertinggi maskapai menunjukkan kepedulian mendalam terhadap para korban dan keluarga mereka. Selain itu, mengkomunikasikan komitmen maskapai untuk meningkatkan keselamatan penerbangan adalah hal yang penting.

    Manajemen krisis yang efektif sangat penting dalam menjaga kepercayaan publik dan reputasi maskapai penerbangan. Insiden Lion Air JT610 mengingatkan kita akan pentingnya transparansi, komunikasi yang cepat, dukungan terhadap keluarga korban, dan kolaborasi dengan otoritas dalam menangani krisis. Dengan belajar dari insiden ini, diharapkan industri penerbangan dapat terus meningkatkan standar keselamatan dan respons terhadap situasi darurat, sehingga tragedi serupa dapat dihindari di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun