Dampak pandemi Covid-19 dirasakan seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Tak hanya penurunan tingkat kesehatan, tetapi juga berdampak pada ekonomi nasional. Dunia usaha mengalami tantangan terberat. Banyak buruh migran yang terancam kehilangan pekerjaannya. Jutaan petani menghadapi situasi yang sulit dengan berkurang dan hilangnya penghasilan. Tak terkecuali ibu rumah tangga pun harus memutar otak agar kebutuhan gizi keluarga tetap tercukupi.
Indari Mastuti, yang lebih akrab dipanggil Teteh Indari, founder Indscript Creative berbagi cerita tentang kesuksesannya. Di tengah pandemi, ia tetap survive bahkan semakin sukses dengan bisnisnya. Indscript Creative merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penulisan, pemberdayaan perempuan, dan bisnis.
Sejarah Awal Indscript Creative
Awalnya Teteh Indari ingin menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Ia pun berpikir untuk membangun bisnis dari rumah. Basic-nya adalah seorang penulis. Sejak tahun 1996, ia sudah mulai menulis artikel di media cetak. Di tahun 2004 Teh Indari menjadi penulis buku dan 2005 ia bergabung sebagai penulis di Kompas Gramedia.
Setelah menikah, Teh Indari memilih melepas pekerjaannya sebagai Manajer Marketing di sebuah perusahaan telekomunikasi dan total menjadi penulis. Di tahun 2007 berdirilah Indscript Creative dengan menggunakan namanya yaitu Indari Mastuti. Pada saat itu, Teteh Indari menjadi satu-satunya penulis, hingga kemudian banyak tawaran menulis buku dengan tema-tema yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Mulailah ia merekrut penulis-penulis lain.
Nama perusahaan Indari Mastuti diganti dengan Indscript Creative yang berasal dari Ind yaitu dari Indari, script yang berarti tulisan, dan creative artinya kreatif. Harapannya tulisan yang ia berikan kepada klien adalah tulisan yang kreatif. Tidak sekedar buku dan tulisan, tetapi sesuatu yang enak untuk dibaca.
Jenis-jenis Usaha Indscript Creative
Pada awalnya Indscript Creative merupakan agensi penulisan. Istilahnya sebagai penyambung lidah penerbit ke penulis demikian pula sebaliknya. Banyak penerbit yang bekerja sama dengan Indscript Creative diantaranya Kompas Gramedia, Penebar Swadaya, Elex Media, dan Syamil.
Di tahun 2009, Indscript Creative mengembangkan penulisan buku biografi. Sampai sekarang, lini penulisan ini terus berkembang. Klien pertama Indscript Creative untuk buku biografi adalah pemilik brownies Amanda, kemudian disusul Ninih Muthmainah, Siti Muntamah Oded, Atalia Praratya Kamil, dan ekpatriat asal Jepang. Indscript Creative memang mengkhususkan buku biografi kepada pejabat-pejabat dan pengusaha kelas kakap, dikarenakan jasa pembuatan buku biografi tidak murah yaitu 120 juta.Â
Pada tahun 2015, Teh Indari melakukan direct selling. Ia berpikir untuk membuat produk dan didistribusikan secara masif. Dengan demikian ia dapat menghasilkan uang setiap hari. Produk pertamanya adalah board, seperti board pencapaian target, board mimpi dan hingga kini berkembang menjadi berbagai macam board. Di tahun 2015 juga, Teteh Indari melakukan direct selling untuk buku, dari mulai penulisan, pencetakan, dan pendistribusian dilakukan oleh Indscript Creative. Hingga saat ini, Indscript mempunyai 10.000 reseller yang memasarkan produk-produknya. Di masa pandemi tahun 2020, Teteh Indari membuat percetakan dan Indie Publisher untuk mencetak bukunya sendiri dan buku-buku dari kelas menulis.
Di tahun 2021, Teteh mengembangkan usahanya menjadi agensi blogger. Istilahnya penyambung lidah antara blogger dan perusahaan. Ia juga mengembangkan platform marketplace khusus perempuan dengan nama terhubung.co.id. Di tahun ini pula, Teteh Indari beserta suami membuat channel Youtube tentang pernikahan dengan nama Rumah Teh Iin.
Unforgettable Moment bagi Teteh Indari                                Â
Peristiwa yang unforgettable bagi Teh Indari yaitu saat usahanya mengalami kebangkrutan. Di tahun 2007 ia memulai bisnisnya dan berkembang sangat pesat, tetapi tidak dibarengi dengan ilmu. Hingga pada akhirnya di tahun 2010 mengalami kebangkrutan. Ia harus melakukan PHK terhadap karyawannya, dari 16 karyawan hanya tersisa tiga karyawan. Momen tersebut lantas menjadi titik balik bagi Teteh Indari. Ia menyadari bahwa bisnis itu butuh ilmu agar bisa bertahan.
Sejak saat itu, Teteh belajar melalui mentoring, coaching, training, dan memperluas networking. Ia mendapatkan akses pembelajaran dari unforgettable moment tersebut. Itulah yang mendorong semangat Teteh untuk belajar, seiring bisnis yang terus bergerak.
Harapan untuk Indscript Creative ke Depan
Pada awalnya Indscript Creative berdiri dari keinginannya untuk produktif, meski dari rumah. Oleh karenanya, ia berharap Indscript menjadi perusahaan yang menghasilkan lebih banyak perempuan yang produktif. Teteh Indari mempunyai visi besar yakni satu juta penulis dan satu juta pembisnis dari kalangan ibu rumah tangga akan dilahirkan melalui Indscript.
Menurut Teteh Indari, kendala terbesar Indscript adalah kecepatan dalam berinovasi yang sangat tinggi, sehingga diperlukan tim yang dapat bergerak cepat pula.  Untuk mengatasinya, ia merekrut anak-anak muda, seperti General Manajer Indscript yaitu Mbak Ami yang baru berusia 23 tahun. Tujuannya, untuk membentuk tim yang mampu mengikuti perkembangan digital saat ini. Selain itu, mereka juga mampu  menduplikasi kecepatan cara berpikir dan bekerja Teh Indari.
Empat 'Kaki Meja'Â
Dalam membangun tim, Teteh Indari mengadopsi pada sistem manajemen perusahaan. Ada empat 'kaki meja' yang ia bentuk, divisi operasional, divisi sales dan marketing, divisi keuangan, dan devisi produksi. Ia juga membuat Standard Operating Procedure (SOP) dan jobdesk yang jelas dari masing-masing divisi, sehingga mudah untuk melakukan training, mentoring, dan evaluasi.
Jenjang posisi di pemasaran ada empat yaitu leader, junior leader, stokis, dan reseller. Saat ini, Indscript mempunyai 630 stokis dari berbagai kecamatan di Indonesia. Namun, ada jenjang karir bagi yang berprestasi untuk menjadi mentor di kelas belajar Indscript.
Saat ini, Indscript Creative masih fokus pada IRT. "Ibu rumah tangga itu so many problem. Saya ingin, Ibu rumah tangga itu bahagia di rumah tetapi bisa mencengkram dunia," kata Teteh Indari. Seperti yang ia lakukan, tetap berada di rumah tetapi mampu memperluas jaringan network-nya hingga ke tingkat internasional.
Tetap Survive di Tengah Pandemi
Teteh Indari mengungkapkan cara bagaimana ia tetap survive di tengah pandemi. Dalam mengelola perusahaan, ia menerapkan lima budaya yakni kreatif, inovatif, inisiatif, komunikatif, dan belajar. Kelima budaya itulah yang membantu perusahaan terus bergerak dan bertumbuh dalam segala situasi.
Di awal masa pandemi, ia banyak belajar bagaimana cara mengatasi krisis. Akibatnya Indscript semakin banyak melakukan inovasi baru yang menunjang bisnisnya. Masa pandemi ini, justru digunakan Teteh Indari untuk memperlebar jaringan network-nya. Business Network International dan Indonesia-Japan Bussines Network merupakan wadah yang ia gunakan untuk membangun network di  luar negeri.
Itulah kisah sukses Teteh Indari Mastuti, founder Indscript Creative dari awal ia mendirikan perusahaan hingga meraih kesuksesan. Darinya kita bisa belajar, bahwa seorang ibu rumah tangga pun dapat produktif meski dari rumah tanpa meninggalkan kewajibannya. Apakah Anda juga ingin sukses seperti Teteh Indari? Kita bisa mengikuti kiat-kiat suksesnya.Â
Banjarnegara, 30 Agustus 2021
-Marzy Krisbiyanto-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H