Mohon tunggu...
Marzuli Ridwan
Marzuli Ridwan Mohon Tunggu... -

Bermastautin di Bengkalis, Riau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Seribu Hikayat Sang Perindu

11 November 2016   07:33 Diperbarui: 11 November 2016   07:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inilah negeri seribu hikayat

serantau asli yang dirindukan para perindu

dalam tidur dan jaga menggamit sunyi

menumpah mimpi seri hakiki

mungkin telah kau teladani sebisa kau sifati

Inilah negeri seribu hikayat

negeri yang dikisahkan ibunda dalam setiap dodoi

pengantar tidur buahhati menjemput mimpi

tanah luhur mendambakan murni

Negeri seribu hikayat bagai sunyi

sepi dari laungan kejujuran dan kebijaksanaan

--- lihatlah keteladanan yang digariskan Nabi

juga sahabatnya yang rasyidin

ikhlas baktikan diri dalam panggung pengabdian agung

Mimpi-mimpi yang diurai adalah keniscayaan

sebagai bukti ketika janji terkalamkan

ditagih dalam junjung seri amanat

pada pundak-pundak pemikul daulat

Bila kau menemukan ranjau di negeri nan berpingkau

itulah teman di tiap gurau

bila kau menemukan cahaya membingkai asa

itulah suluh sepanjang riuh

Adalah kedamaian seperti dicecapkan hati

kelak kau dengar laung dalam raung

disenandung pada musim yang menggulung

Maka selamilah hati sedalam pikir

seperti Yunus menemukan diri dalam takdir

menyibak zahir yang akhir

tenggelam di khusyuknya zikir

Inilah negeri seribu hikayat seperti dinukilkan para perindu:

“Muliamu, senandungku dalam sunyi agungmu,

kekuatanku menjunjung budi”

Kita mesti memungut mimpi agar bersemadi seri

kita mesti menyalin rindu agar tiada lagi sendu

mra

Februari 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun