Oleh  : Marzuki Umar, M.Pd.
Sebagaimana kita ketahui bahwa masa jabatan presiden Jokowi periode kedua adalah tahun 2019 sampai 2024 ini telah berakhir. Ini menandakan bahwa jabatan presiden untuk periode berikutnya segera akan ditentukan. Tujuan ini dapat kita perhatikan dengan pajangan baliho capres periode 2024-2029 di berbagai area jalan, baik wilyah kota maupun desa-desa terpencil sekalipun. Selain itu, untuk menggapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka berbagai persiapan pun telah dan sedang dilakukan mulai tingkat pusat sampai tingkat desa. Dengan begitu acara yang akan digelar pada saatnya nanti dapat berjalan lancar.Â
Kiranya, detik-detik pesta demokrasi telah berada di ambang pintu. Perekrutan dan Penetapan calon presiden pun telah jauh-jauh hari dilaksanakan dengan bijak. Dengannya, ada tiga calon yang diusungkan untuk bakal menjadi pemimpin selama lima tahun ke depan di Republik Indonesia yang kita cintai ini. Adapun ketiga calon tersebut telah dikukuhkan oleh pihak komisi pemilihan umum (KPU) yang diawali dengan sidang pleno dan pengundian ketiga calon presiden tersebut untuk menentukan nomor urutnya.Â
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Idham, selaku Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan, bahwa "KPU menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam Pemilu Tahun 2024, yakni Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, serta Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.Â
Ketiga pasangan calon telah memenuhi ketentuan pasal 220 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang di mana partai politik atau gabungan partai politik bisa mendaftarkan bakal pasangan calon, yaitu telah memenuhi ketentuan 25% kursi di DPR atau 25% perolehan suara sah secara nasional. hhtp://www.kpu.go.id. Diakses 3 Februari 2024 pukul 17.25 WIB".Â
Berarti, ketiga calon tersebut merupakan finalis di ajang pesta pora demokrasi politik yang akan digelar tanggal 14 Februari 2024 di seluruh Indonesia. Dengan penetapan tersebut, berbagai mekanisme diwacanakan dan digerakkan oleh masing-masing calon guna mencapai puncak kemenangannya. Penetapan timses dan tim kampanye secepat itu juga dilakukan guna mengadakan berbagai pendekatan persuasif dengan tujuan akan dapat mengumpulkan suara di dalam pilpres yang sebentar lagi akan dilangsungkan.Â
Guna meyakinkan masyarakat terhadap calon pilihannya, kampanye dan debat pun dilaksanakan dengan penuh provokatif. Penyampaian program, visi-misi, serta gagasannya terus saja dimanifestasikan secara figuratif, dengan harapan keinginan para pemilih di hari H nantinya akan dapat mencoblos diri calon pilihannya sesuai dengan prinsip dan nuraninya. Di samping itu, berbagai tema dicurahkan. Adapun tema-tema tersebut antara lain masalah : pemerintahan, hukum, HAM, budaya, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, pelayanan publik, dan penanganan disinformasi, serta kerukunan warga.Â
Hal-hal semacam itulah yang dipublikasikan oleh setiap calon kandidat pemimpin untuk periode yang akan datang ini. Kalau kita dalami dengan baik, semua persoalan yang dipaparkan dan bakal diperhatikan setelah capres terpilih nanti, memang masalah yang telah mengemuka di tengah-tengah kita bersama dengan berbagai problematikanya. Kekurangan, ketimpangan, kecolongan, kekhilafan, dan kecerobohan serta permasalahan lainnya memang tak dapat dielak. Perilaku tersebut kiranya dapat dijadikan tombak pengalaman yang berharga untuk melangkah ke arah yang lebih profesional di masa yang akan datang.Â
Nah..., saat ini calon taruna untuk menjadi orang nomor satu di negara tercinta ini sudah disahkan oleh pihak KPU sebagaiman digambarkan pada bagian sebelumnya. Nama dan paras masing-masing calon taruna itu pun sudah sangat kita kenal dengan baik. Harapan kita adalah dengan terpilihnya pimpinan yang baru nanti hendaknya dapat membawa perubahan-perubahan yang berarti ke arah yang lebih baik di dalam berbagai bidang, baik pendidikan, ekonomi, hukum dan sebagainya.Â
Untuk mewujudkan cita-cita bangsa dan negara, penetapan pemimpin pilihan ada pada rakyat selalu masyarakat pemilih. Segala keinginan kita selaku masyrakat ke jalur yang lebih kompeten, kitalah yang menentukannya. Pemimpin pilihan benar-benar menjadi fokus kita yang kita teropong dengan kaca mata pendidikan dan pengalaman sebelum kita pilih. Jadi, pemilihannya itu akan tepat sasaran sebagaimana yang kita hajati nantinya.Â