Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meminta Siswa Menulis Kesan Pesan di Akhir Pembelajaran, Apa Manfaatnya?

28 Januari 2024   00:20 Diperbarui: 30 Januari 2024   07:20 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, bagi orang yang kurang menginginkan adanya ocehan orang lain walau tujuannya bagus, maka secara otomatis dirinya tak kan berkembang buat selama-lamanya. Kiranya, kondisi semacam ini tak ada yang mengharapkannya, termasuk guru. 

Pemupuk Semangat

Kesan dan pesan yang diukirkan oleh siswa terhadap keberadaan kita guru di dalam pembelajaran bukan hanya sebatas hura-hura dalam ajang mengakhiri pembelajaran. Akan tetapi, dengan mendayagunakan unek-unek yang dikembangkan mereka itu, akan dapat memupuk semangat profesionalitas kita guru di dalam menjalankan tugas menebar ilmu tersebut. Mengapa demikian? 

Hal itu tidak lain adalah disebabkan isi daripada curahan hati sang pencari ilmu itu tidak terlepas dari ungkapan-ungkapan positif, yang memang dirasakan oleh sebahagian mereka. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan juga adanya suatu pujian sekaligus terima kasih yang mereka sampaikan. 

Suatu Tanda Kasih Sayang

Dalam hal ini ada suatu pendapat kuno bahwa jika sudah ditegur oleh orang lain terhadap aksi dan eksistensi kita, baik lisan maupun tulisan, apalagi berbau negatif atau kritik, maka kurang berkenan menerimanya. 

Padahal, tanpa terasa sikap yang dimunculkannya itu adalah suatu wujud kasih sayang yang diberikan kepada kita. Karena, dengan adanya teguran dimaksud, kita tidak terlena dengan hal-hal yang kurang berkenan menurut pandangan orang lain. 

Begitu juga dengan curahan isi hati mereka terhadap kita. Sekalipun mereka adalah asuhan kita, tidak ada salahnya jika anak asuhan tersebut mengingatkan kita ke laras yang lebih berguna atau komprehensif. Bukankah di dalam keseharian merekalah yang mendengar, melihat, mengikuti, dan mengalami berbagai problema bersamaan dengan keberadaan kita bersamanya? 

Sudah sepantasnya mereka tidak menginginkan orang tua keduanya itu tidak berhasil di dalam mengemban amanat sebagai pengajar dan pendidik. 

Jadi, yang namanya kasih sayang anak terhadap orang tua asuhya itu, tidak musti dengan kado yang megah, tetapi dengan mampu dan mau menunjukkan kasih sayang mereka melalui kata-kata persuasif, kita akan selalu dalam jalinan keberuntungan. Bahkan, jika hal itu disertai dengan doa agar kita selalu dalam kondisi sehat, ini suatu hal yang luar biasa. 

Ingatlah, bahwa kesehatan itu amat mahal harganya. Dengan adanya kesehatan yang prima, otomatis kita akan dapat mereproduksikan berbagai kemampuan dan keterampilan dengan prima jua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun