Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Pecinta Laut

20 Januari 2024   07:13 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:16 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Oleh : Marzuki Umar

Bangun tidur..., 

Anak pecinta laut menaruh cita

Baca juga: Anugerah Laut

Air asin kian tersulut perasaannya

Keong putih terbayang di matanya

Pasir basah sarana pertarungannya

Kata mutiara mendadak dimunculkan

"Mandi laut itu sehat dan menyehatkan"

Baca juga: Bendungan Jiwa

Dandanan seadanya jadi suatu permintaan

Kereta jadul dirupakan buat kesenangan

Orang tuanya dijadikan suatu pertimbangan

Pagi itu..., 

Di ufuk timur mentari tersenyum manis

Matanya menyinari indahnya gelombang laut

Kerinduan pada panorama semakin memikat

Sayap camar menepis buih laksana pesawat

Kala menatap laut...., 

Gelombang berkejaran riak memukul pantai 

Anak pencinta laut kian bertandang riang

Mandi sejenak diiringi kejar-mengejar

Mengorek pasir dimasukkan dalam keranjang

Kala raja siang sepenggal hari..., 

Anak pecinta laut tak mau beranjak pulang

Matanya memerah pipinya merekah

Raga menggigil sandarannya pada pasir 

Lidahnya terasa asin kulitnya terasa licin

Sambil beristirahat..., 

Tatapannya pada laut biru tak berkedip

Nelayan ngegas tongkang bawa ikan

Orang-orang merapat penuh harapan

Ikan dilelang kelelahan nelayan menghilang

Kala mentari condong ke barat..., 

Anak pecinta laut telah penuhi hasrat

Lambaian tangan buat laut kian diangkat

Semoga laut tinggal dengan selamat...! 

Bireuen, 20 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun