Oleh : Marzuki Umar
Bangun tidur...,Â
Anak pecinta laut menaruh cita
Air asin kian tersulut perasaannya
Keong putih terbayang di matanya
Pasir basah sarana pertarungannya
Kata mutiara mendadak dimunculkan
"Mandi laut itu sehat dan menyehatkan"
Dandanan seadanya jadi suatu permintaan
Kereta jadul dirupakan buat kesenangan
Orang tuanya dijadikan suatu pertimbangan
Pagi itu...,Â
Di ufuk timur mentari tersenyum manis
Matanya menyinari indahnya gelombang laut
Kerinduan pada panorama semakin memikat
Sayap camar menepis buih laksana pesawat
Kala menatap laut....,Â
Gelombang berkejaran riak memukul pantaiÂ
Anak pencinta laut kian bertandang riang
Mandi sejenak diiringi kejar-mengejar
Mengorek pasir dimasukkan dalam keranjang
Kala raja siang sepenggal hari...,Â
Anak pecinta laut tak mau beranjak pulang
Matanya memerah pipinya merekah
Raga menggigil sandarannya pada pasirÂ
Lidahnya terasa asin kulitnya terasa licin
Sambil beristirahat...,Â
Tatapannya pada laut biru tak berkedip
Nelayan ngegas tongkang bawa ikan
Orang-orang merapat penuh harapan
Ikan dilelang kelelahan nelayan menghilang
Kala mentari condong ke barat...,Â
Anak pecinta laut telah penuhi hasrat
Lambaian tangan buat laut kian diangkat
Semoga laut tinggal dengan selamat...!Â
Bireuen, 20 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H