Mohon tunggu...
Marzuki Umar
Marzuki Umar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Penulis adalah Dosen STIKes Muhamadiyah Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembang Harapan

1 Januari 2024   11:34 Diperbarui: 1 Januari 2024   11:39 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Oleh : Marzuki Umar

Hari itu..., 

Puncak periode 2023

Baca juga: Kerinduan

Kembang harapan menaruh manja orang tuanya

Gunung dan laut jadi incaran

Water boom dan waduk jadi perhitungan

Mama-papanya bergelut argumentasi

Baca juga: Petuah Mimpi

Menjelang sore sasaran belum pasti

Baca juga: Ratapan Pemulung

Tagihan kembang harapan tak bisa diredam

Super market diarak sebagai pengganti

Sesaat dia merebah di pangkuan ibunya

Bola mata tertancap pada dinding sukma

Sebuah tanya muncul tanpa terduga

Mama gak bawa adek lancong mengapa

Janji ini hari papa entah kemana

Senja datang rembulan tetap berkabut

Kembang harapan merajut cita-citanya

Pendidikan harus mencapai sarjana

Hukum syariah bidang garapannya

Hobinya membaca dan olah raga semata

Rembulan memantul dari langit

Kembang api dipantik pada sepinya malam

Marcun ogah didengungkan

Seruling plastik terpaksa membisu

Para tetangga berdoa penuh harap

Dari kejauhan bintang bertaburan

Kembang harapan tumbuh rasa empati 

Selaksa tanya terukir kembali

Bulan itu punya siapa 

Bintang begitu terbuat dari apa

Bilakah adik bisa-bisa naik ke sana? 

Jelang larut malam

Bola matanya berubah rasa

Guling minimeon jadi sahabatnya

Raganya tergeletak

Otaknya tak mau diam 

Gumam lirih matanya tak bisa kelam

Kembang harapan cita rasanya panjang! 

Bireuen, 1 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun