Oleh : Marzuki Umar
Hari itu...,Â
Puncak periode 2023
Kembang harapan menaruh manja orang tuanya
Gunung dan laut jadi incaran
Water boom dan waduk jadi perhitungan
Mama-papanya bergelut argumentasi
Menjelang sore sasaran belum pasti
Tagihan kembang harapan tak bisa diredam
Super market diarak sebagai pengganti
Sesaat dia merebah di pangkuan ibunya
Bola mata tertancap pada dinding sukma
Sebuah tanya muncul tanpa terduga
Mama gak bawa adek lancong mengapa
Janji ini hari papa entah kemana
Senja datang rembulan tetap berkabut
Kembang harapan merajut cita-citanya
Pendidikan harus mencapai sarjana
Hukum syariah bidang garapannya
Hobinya membaca dan olah raga semata
Rembulan memantul dari langit
Kembang api dipantik pada sepinya malam
Marcun ogah didengungkan
Seruling plastik terpaksa membisu
Para tetangga berdoa penuh harap
Dari kejauhan bintang bertaburan
Kembang harapan tumbuh rasa empatiÂ
Selaksa tanya terukir kembali
Bulan itu punya siapaÂ
Bintang begitu terbuat dari apa
Bilakah adik bisa-bisa naik ke sana?Â
Jelang larut malam
Bola matanya berubah rasa
Guling minimeon jadi sahabatnya
Raganya tergeletak
Otaknya tak mau diamÂ
Gumam lirih matanya tak bisa kelam
Kembang harapan cita rasanya panjang!Â
Bireuen, 1 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H