Oleh : Marzuki Umar
Hingar bingar jalan kian tenggelam
Insan tengah merajut untaian mimpi
Para malaikat mengetuk pintu demi pintu
Burung-burung mengintip di lubang sangkar
Sayup-sayup pengajian di kejauhan
Satu persatu menaruh rasa pada bayangan
Rintik hujan membuat sebagian ogah bangkit
Selimutnya bersahabat kental dengan tubuh yang dingin
Pelangi terus menyulam di ujung malam
Sosok mahir menatap pelangi di kejauhan
Indahnya warna membuatnya terpana
Merah, kuning, hijau menjadikannya bertanya-tanya
Garis biru di dalamnya ada apa
Mungkinkah hari esok terjadi gerhana?
Laut bergemuruh lantang bersahaja
Kokok ayam satu persatu jadi sirna
Malaikat mencari tau lewat jendela
Ukiran kaki langit miliki berjuta warna
Jelang pagi pelangi kian merona
Insan menaruh harapan pada tiang-tiang penyangga
Semut pun bangkit dari sarangnya
Mereka mengumbar sambil bersalaman
Mencari energi pada sisa-sisa makanan
Pelangi-pelangi alangkah indahnya
Tak hanya sebatas nyanyian belaka
Miniatur-Mu takjub segala hamba
Takdir-Mu tak ada yang mampu mengubahnya
Ya rab...,
Mungkinkah di ujung pelangi emas permata
Bolehkah hamba mengukir pelangi jiwa
Bilakah hamba menaruh untung karenanya?
Bireuen, 24 Desember 2023