Mohon tunggu...
M. Suaizisiwa Sarumaha
M. Suaizisiwa Sarumaha Mohon Tunggu... Dosen - Berakit-rakit dahulu. Aeru tebai aetu.

Truth Hunter Founder dan Coordinator Luahawara Young Community (LYC) Founder Komunitas Bale Ndraono (KBN)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosok Pemimpin

14 Maret 2024   17:49 Diperbarui: 14 Maret 2024   17:52 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi penulis. Des 2023

Memilih pemimpin suatu daerah/bangsa yang saat ini dikenal dengan demokrasi. Pemipilihan pemimpin tersebut dilakukan secara langsung oleh masyarakatnya. Namun bila masyarakat tersebut memilih pemimpinnya berarti pemimpin terpilih memikirkan dan bertanggung jawab kepada mereka yang telah memilihnya. Bahkan tanggung jawab tersebut tanpa membedakan antara masyarakat yang memilihnya atau bukan masyarakat yang memilhnya. 

Oleh karena itu, idealnya seorang pemimpin itu harus memiliki hati untuk daerah/bangsanya. Mengutamakan kepentingan masyarakat banyak di atas kepentingan kelompoknya atau golongannya. (jelas hal ini sudah diamanatkan dalam undang-undang bernegara). Seorang pemimpin itu harus tegak lurus dengan ideologi bangsanya sebagaimana sudah dan telah ditetapkan bahkan diamanatkan dalam Undang-Undang. 

Dari bahasa Yunani Kuno dikenal demos dan kratos, bila digabungkan secara harafiah kita kenal dengan demokrasi yang artinya kekuasaan mutlak oleh rakyat. Berarti pemimpin yang dipilih itu taat pada rakyatnya. Ini adalah prinsip. Maka benar ketika disebut bahwa pemimpin itu untuk melayani rakyat, tapi lucunya seakan rakyat yang melayani pemimpin.

Dokumentasi penulis. Des 2023
Dokumentasi penulis. Des 2023

Pemimpin itu harus selesai dengan dirinya tanpa memikirkan dirinya, keluarganya, kelompknya apalagi golongannya. Pemimpin itu punya visi misi dan tujuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kepada daerah atau bangsanya. Pemimpin itu berjiwa besar, berintegritas, akuntabel dan transparan dan siap di kritisi bukan anti kritik. 

Pemimpin itu dekat dengan masyarakatnya, tidak membuat sekat dan bisa hadir dan turun untuk mengetahui secara langsung apa yang terjadi di masyarakatnya. Punya hati untuk masyarakat  yang akan dipimpinnya, berempati bukan hanya belaskasihan. Bukan karena ambisi yang terlalu ambisius untuk menduduki jabatan pemimpin dan tidak bertanggung jawab dalam menjalankan visi misi dan tujuannya serta tidak memenuhi kepentingan kelompok tertentu saja. 

Pemimpin itu di lihat dari track recordnya. Terlebih bila telah menjabat dan menduduki jabatan tertentu di masyarakat, lihat apa yang telah diperbuatnya selama dalam jabatan tersebut. 

Capaian-capaian apa yang telah terjadi dalam jabatan tersebut, setidaknya indikator ini harus dipahami oleh masyarakat. Memilih bukan karena banyaknya uang apalagi 'serangan fajarnya'. Pertanyaannya, Siapakah yang punya hati untuk itu untuk memimpin daerah/bangsa kita? 

https://bit.ly/3VitrAx; https://bit.ly/3wU3JZ5; https://bit.ly/49TNmKI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun