Mohon tunggu...
Maryetha Y L Manurung
Maryetha Y L Manurung Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Welcome,enjoy reading.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Gadget terhadap Psikologis Anak

17 Juli 2021   12:04 Diperbarui: 17 Juli 2021   12:52 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi seiring zaman semakin pesat dan semakin canggih. Gadget hadir sebagai salah satu bukti perkembangan teknologi yang membawa pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari. Tidak seorangpun yang bisa lepas dari gadget di zaman ini baik dalam pekerjaan, waktu senggang baik itu televisi, smartphone ataupun gadget yang lain. Pengguna gadget saat ini bukan hanya dari kalangan orang dewasa ataupun pekerja namun anak-anak berusia dini hingga lansia juga menggunakan gadget.

Gadget yang dilengkapi internet menjadi kebutuhan utama anak-anak zaman sekarang yang menjadikan mereka menjadi seorang pecandu. Berdasarkan studi yang dilaksanakan oleh Kementerian Kominfo ditemukan bahwa 98% anak mengetahui tentang internet dan 79,5% diantaranya adalah pengguna internet. Penggunaan gadget juga tidak memandang tempat, di taman bermain, di sekolah, di pusat perbelanjaan ataupun tempat ramai lainnya, gadget tidak pernah lepas dari tangan anak-anak. Saat ini, sudah tidak heran lagi apabila kita melihat balita membawa gadget di tangannya.

Banyak waktu yang tersita akibat penggunaan gadget ini. Bahkan, banyak anak yang tahan menggunakan gadget hingga berjam-jam. Seolah-olah gadget merampas produktivitas kita. Pengguna yang merupakan seorang pelajar dengan mudahnya melupakan segala urusan sekolah misalnya dalam pengerjaan tugas-tugas atau belajar untuk persiapan ujian karena keasyikan main gadget. Hal ini menjadikan anak suka menunda-nunda pekerjaan dan menjadi malas.

Di era digital ini, secara instan banyak orang tua yang melakukan elektronik parenting. Saat anak menangis, orang tua dengan mudahnya memberi smartphone agar anaknya diam. Selain itu, anak diberi gadget agar orang tua dapat menyelesaikan pekerjaannya dan anak menjadi lebih tenang. Hal instan ini membawa pengaruh negatif untuk perkembangan anak ke depannya.

Anak-anak juga lebih agresif dan lebih mudah tersinggung apabila orang tua tidak memberi smartphone, tablet atau gadget lainnya. Pemberian gadget kepada anak di bawah umur sama saja dengan memberikan mereka kemudahan untuk mengakses situs kekerasan bahkan pornografi. Konten pornografi terhadap anak dapat merusak otak anak,tepatnya pada salah satu bagian otak depan yang disebut Pre Frontal Cortex(PFC). Rasa bersalah, kecemasan, depresi, dan perubahan suasana hati yang tidak menentu akan menghampiri sang anak.

          Sering juga kita temui anak-anak yang mengalami keterlambatan berbicara atau dengan kata lain anak-anak yang sudah menginjak usia untuk mulai berbicara namun masih belum mampu untuk berbicara. Hal ini terjadi dikarenakan pengenalan perangkat gadget yang terlalu dini. Ketika anak-anak yang berusia dini dikenalkan dengan perangkat gadget, maka waktu dan aktivitas mereka lebih banyak dihabiskan untuk menggunakan seluruh fasilitas yang ada dalam gadget tersebut, dimulai dari menonton, bermain game dan sebagainya. Seiring waktu, interaksi anak-anak berusia dini dengan orang sekitar yang seharusnya menjadi pondasi untuk mampu lancar berbicara akan berkurang karena waktu yang tersedia digunakan untuk bermain gadget sehingga anak pun mengalami keterlambatan berbicara.

          Bukan hanya itu saja, gangguan tidur juga dialami anak-anak pecandu gadget. Hal ini dikarenakan penggunaan gadget secara berlebihan sehingga anak-anak mengalami insomnia. Kesehatan mental dapat terganggu akibat insomnia, dimulai dari kecemasan dan depresi. Kemampuan untuk bersosialisasi dengan teman-teman atau orang sekitar juga menurun. Akibatnya, anak-anak akan menjadi pribadi yang anti sosial, acuh tak acuh, dan tidak adanya etika dalam pergaulan. Autisme dan pribadi yang penakut juga dapat terpicu akibat penggunaan gadget yang berlebihan

          Kehadiran gadget memang membawa dampak yang baik juga dampak yang buruk. Kebijakan orang tua sangat dituntut untuk memerangi dampak buruk terhadap anak. Oleh karena itu, dampak apa yang paling berpengaruh itu tergantung bagaimana cara orang tua mendidik, mengatur, mengkoordinasi, dan mengawasi seluruh aktivitas anak termasuk penggunaan gadget. Berapa lama, saat kapan, dan dimana gadget ada di tangan anak. Untuk anak berusia dini, gadget digunakan misalnya untuk mengenal warna, huruf, angka, dan sebagainya yang mendukung perkembangan sensorik dan motorik anak. Sebagai orang tua juga harus menjadi contoh yang baik dalam menggunakan gadget, ada waktunya untuk bekerja, ada pula waktu untuk bermain dengan anak, dan waktu untuk bermain gadget agar anak dapat meniru kebiasaan baik itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun