Suamiku Adalah Pahlawan Hebat Bagi Perusahaan dan Keluarga
Oleh  Maryati
Seorang pejuang itu bukan hanya para pahlawan  saja, namun siapa saja bisa jadi pejuang. Pejuang dengan kata lain adalah sebagai pahlawan. Julukan pahlawan pun banyak macamnya. Ada pahlawan kemerdekaan, pahlawan devisa Negara atau pahlawan rupiah. Pahlawan yaitu orang yang telah berjasa demi kemaslahatan orang lain. Yang terkadang mengesampingkan kepentingan dirinya sendiri.
Pahlawan kemerdekaan
Yaitu pahlawan yang berjuang dengan mempertaruhkan nyawa, harta benda dan pikiran demi bangsa dan negara. Misalnya pahlawan revolusi yang berjuang mempertahankan Pancasila sebagai  dasar negara kita. Pahlawan nasional yaitu pahlawan yang melawan penjajahan terhadap bangsa Indonesia DLL.
Pahlawan devisa negara
Yaitu TKI yang bekerja ke luar negeri demi memperbaiki perekonomian keluarganya di dalam negeri dengan memberikan sumbangsih devisa kepada negara. Sumbangsih TKI dalam perolehan devisa tahun 2018 melebihi ekspor minyak (USD7,9), ekspor gas (USD6,8), dan nyaris menyamai surplus dagang nonmigas (USD11,2 miliar).
Sumbangan per TKI pun meningkat cukup tajam, dari USD2.469 tahun 2017 menjadi USD3.006 tahun 2018.
Namun yang akan aku bahas kali ini adalah pahlawan/pejuang bagi perusahaan dan bagi keluarga. Siapakah dia? Â Dia adalah suamiku. Suamiku memang seorang pekerja yang rajin, Â ulet, tekun dan amanah. Dia bekerja pada sebuah perusahaan di mulai dari jabatan sebagai operator sampai menjadi manajer. Hanya hitungan 8 tahun dia diangkat menjadi Manajer di sebuah PT. EX. Padahal teman-teman seangkatannya hingga saat ini masih banyak yang menjadi operator dan banyak yang pengangguran.
Cara kerja suamiku memang bukanlah hasil dari cari muka, namun karena hasil jerih payah dia selama ini. Setiap hari bekerja tanpa mengenal lelah, tanpa mengenal rasa sakit. Dia sepertinya kerja dan kerja. Pergi pagi pulang malam hingga aku merasa kasihan melihatnya.. Dia seorang pekerja yang patuh dan taat akan aturan. Semua ide-ide terbaik buat perusahaan dia kerahkan. Apa yang tidak diperbolehkan oleh perusahaan, pasti dia akan mematuhinya.
Begitu pun dengan di rumah, dia adalah sosok ayah yang sangat penyayang dan penyabar. Selain sebagai pahlawan keluarga dia juga sebagai ayah dan suami yang baik.
Dia juga sebagai suami yang patuh akan amanah dariku sebagai istrinya. Dari mulai jadi operator hingga sekarang jadi manajer, aku selalu berpesan pada suami agar selalu amanah menjalankan tugasnya sewaktu bekerja. Tidak lupa diri " seperti kacang lupa akan kulitnya." Alhamdulillah hingga saat ini suamiku selalu membantu anak bawahannya di sela-sela waktu luangnya. Dan tidak boleh KKN dalam bentuk apapun. Apalagi sampai "Korupsi," aku sangat malu banget menjadi seorang istri yang gak bisa menuntun suami ke jalan yang benar.
Menurut keterangan dari sumber yang sering aku mintai keterangan tentang cara kerjanya, alhamdulillah dia tidak melakukan hal itu. Bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa suamiku tidak bisa di suap walau hidup masih serba pas-pasan.
Selain itu juga, suamiku sangat rajin sekali membantu pekerjaan di rumah, apabila mau berangkat kerja atau kebetulan hari libur. Tapi kadang hari libur selalu dipakai mencari pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Apa yang dilakukan pagi tadi pun ia seperti biasanya membantu pekerjaanku di rumah sebelum berangkat kerja yaitu membuat sarapan pagi. Sedangkan aku sendiri cuma nyapu dan beresin tempat tidur kalau pagi-pagi.
Salah satu quote
"Para pencari rupiah juga pejuang. Mereka berjuang untuk kehidupan yang lebih baik bagi keluarga tercinta."
Demikianlah catatanku hari ini, semoga saja ada manfaatnya bagiku pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Tidaklah mudah jadi seorang manajer perusahaan, terkadang dia bantu bawahan ada yang bilang "Pencitraan," ada juga orang masukkin surat lamaran pekerjaan dengan iming-iming potong gaji tapi suamiku menolaknya, eh dibilangnya "sok suci." Tapi bagi suami yang penting sudah berada di jalan yang benar, tidak peduli orang mau bilang apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H