Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Selalu optimis dan menebar kebaikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ibu dari 4 orang anak, sebagai sinden dan pemandu "Upacara Adat Sunda" di Kepri. Pernah menjadi guru les/privat di rumah sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan Alam Kubur, dari Ayah untuk Diriku

14 Desember 2020   07:03 Diperbarui: 14 Desember 2020   08:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku jauh berada di pulau Sumatra, sedang Ayahku kuburannya di pulau Jawa. Di sana ada tiga saudara perempuanku yang bisa dimintakan tolong, tetapi mengapa Ayah memilihku?

Lantas mimpi itu aku artikan sendiri  bahwa pasti ada apa-apanya dengan kuburan Ayahku. Aku kabari adik cewek yang bungsu supaya secepatnya untuk melihat kuburan Ayah. Awalnya adikku tidak mempercayai apa yangku katakan, tapi sebagai bukti bahwa mimpiku itu benar adalah dia datang ke makam Bapak dan hal ini disetujui oleh Ibu.

Ternyata, apa yang aku katakan itu benar. Kuburan Bapak ternyata bolong, akibat dari benteng 'Pembatas" antara lahan pemakaman dan lahan persawahan ambruk. Sementara Bapak kami berada tepat di pinggir benteng itu dan tanah kuburannya terjungkit ikut separuh bersama benteng yang ambruk ke arah persawahan. Semenjak kejadian itu, akhirnya pihak pengelola memperbaikinya dengan benar supaya tidak ambruk lagi. 

Alhamdulillah terjawab juga apa pesan dari almarhum Ayahku itu. Sebagai anakmu yang selalu merantau rasanya ingin sekali memutar kembali masa lalu ke masa sekarang, hingga aku bisa berbakti dan mengabdi pada orang tuaku. Tapi itu hal yang tidak mungkin. Penyesalan memang selalu datangnya belakangan, karena kalau datangnya paling dulu itu namanya penyuluhan.

Berbahagialah bagi Anda semua yang masih memiliki orang tua. Bahagiakanlah mereka sebelum kesempatan itu sirna. Do'a anakmu selalu menyertaimu wahai Ayah dan Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun