Selama masa pandemi proses kegiatan belajar dilakukan secara daring. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus covid-19. Pendidikan jarak jauh yang dilakukan secara merata pada setiap jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi mengandalkan media penunjang seperti smart phone, komputer, dan laptop.Â
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi peserta didik dan pendidik karena tidak bisa bertatap muka secara langsung. Ternyata banyak kendala yang dihadapi dalam proses belajar secara virtual tersebut. Salah satunya karena beban belajar semakin meningkat.
Berbagai persoalan yang dihadapi biasanya mulai dari masalah teknis hingga masalah pribadi. Misalnya masalah kuota, jaringan, tidak paham dengan materi pelajaran, tidak menguasai teknologi dan lain sebagainya. Semua hal tersebut tidak bisa dipungkiri membuat peserta didik terbebani secara psikis.
 Tahukah anda masalah psikologis tertinggi yang ditemukan berdasarkan keluhan dan hasil diagnosis oleh Ikatan Psikolog Klinis (IPK) selama pandemi Covid-19 adalah hambatan belajar. Hal ini terjadi karena pengaruh keluhan mood swing yang dialami oleh peserta didik dengan jumlah fantastis yaitu sekitar 9,1 persen.
 Artinya hambatan belajar saat daring yang dialami oleh siswa SD, SMP dan SMA disebabkan oleh perubahan mood (suasana hati) yang tidak stabil. Sehingga mengganggu kegiatan belajar secara virtual. Suatu kondisi yang timbul karena hal-hal yang tidak menyenangkan saat belajar di rumah sering terjadi dan mempengaruhi kondisi psikis peserta didik. Hal ini harus dapat dihindari dan ditemukan solusinya.
Selain itu, keadaan emosional peserta didik secara mendadak mengakibatkan perasaan lelah. Hal ini juga yang menjadi pemicu stres saat belajar daring. Biasanya disebabkan oleh kurangnya kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran. Pikiran emosional yang negatif membuat semua ini bertambah buruk. sehingga berdampak pada penurunan hasil belajar peserta didik.
Apabila masalah mood swing ini dibiarkan, tentu saja masalah ini akan berlanjut dan berbahaya bagi kondisi psikis peserta didik. Salah satu akibatnya akan mengalami penyakit bipolar. Bahkan menjadi gangguan yang serius, jika tidak segera mendapatkan penanganan lebih lanjut dari pihak terkait. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencari solusi atas masalah ini. Akan tetapi, saya yakin dengan tekad, usaha, dan semangat yang kuat maka semua persoalan pasti akan bisa dihadapi. Tentunya kita harus mempunyai cara jitu untuk menyiasatinya.
Sebagai guru saya turut prihatin dengan kondisi yang menimpa generasi kita. Maka pada artikel ini saya akan membagikan cara agar peserta didik bisa belajar dengan nyaman dan terhindar dari stres, terutama yang disebabkan oleh masalah mood swing. Berdasarkan pengalaman yang saya hadapi selama ini. Ada dua acara untuk meningkatkan mood swing. Â
Cara pertama yang perlu dilakukan yaitu peserta didik harus memberikan ruang pada diri sendiri untuk mencurahkan masalah yang dihadapinya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menuliskannya di buku diary. Sebuah riset membuktikan bahwa menulis hal-hal yang positif selama dua puluh menit setiap hari, dapat meningkatkan suasana hati dan memulihkan emosi sehingga mengurangi perasaan cemas.
Terutama menulis pengalaman atau kisah nyata yang dialami peserta didik saat daring. Hal ini dapat membantu anda untuk berpikir lebih positif. Dengan mencurahkan isi hati dan perasaan, maka akan terbebas dari beban dan rasa tertekan. Bahkan dengan memusatkan pikiran pada hal-hal yang positif dan kegiatan yang bermanfaat maka akan meningkatkan mood swing.Salah satu contoh lainnya dengan melakukan hobi seperti membaca buku, mendengarkan musik, menonton film dan sebagainya. Â
Membaca buku dapat meningkatkan kreatifitas, menambah ilmu pengetahuan, dan membuat pikiran menjadi segar. Misalnya saja membaca buku komedi, komik bergambar, novel fantasi, novel romance, buku motivasi dan sebagainya. Tentu saja, hal ini akan membuat mood swing menjadi naik.Â
Selain itu, mendengarkan alunan musik juga bisa membuat tubuh menjadi relax dan dapat meningkatkan rasa enjoy. Misalnya mendengarkan lagu dari Beethoven berjudul Symphony, lagu dari Joey Alexander berjudul My favorite things, dan lagu dari John Mayer berjudul Stop this rain. Kemudian, menonton film-film yang disukai juga sangat berpengaruh karena film tersebut membuat hati terhibur. Misalnya menonton film komedi, film laga dan film horor.
Cara kedua yaitu dengan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang. Makanan yang minim nutrisi akan membuat peserta didik lebih mudah mengalami mood swing. Jadi, usahakan untuk memperbanyak asupan sayur dan buah. Tujuannya agar semakin sehat dan emosi menjadi lebih stabil. Kemudian tidur dengan durasi yang cukup, karena bila kurang istirahat, maka akan membuat otak sulit untuk berkonsentrasi. Terutama dalam menerima pelajaran saat daring. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan waktu istirahat sekitar tujuh hingga delapan jam setiap hari. Agar bisa tidur dengan nyenyak maka peserta didik juga perlu berolah raga.
Olah raga harus dilakukan secara rutin setiap hari seperti jogging, senam pernafasan, dan yoga. Latihan fisik ini sebaiknya dilakukan minimal tiga puluh menit menit per hari. Tujuannya yaitu untuk mencegah stres yang berlebihan. Setelah berolahraga, otot pun akan melakukan relaksasi secara alami, terutama pada bagian leher dan bahu. Apabila anda sedang banyak pikiran dan stres, kedua titik tersebut akan mengalami ketegangan. Nah, dengan berolahraga, kedua titik tersebut akan terasa lebih rileks sehingga suasana hati pun membaik.
Demikian tips yang saya berikan semoga bermanfaat untuk seluruh pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H