Mohon tunggu...
Maryam Jamilah Gullen
Maryam Jamilah Gullen Mohon Tunggu... -

Mahasiswa s1 Universitas Padjadjaran\r\nAktif menulis di Kanvas Sastra..\r\n@MJ_Gullen\r\njamilahmaryam.tumblr.com\r\nHAMAS forever..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Seni Menyentuh Hati

17 Januari 2014   23:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Rasulullah saw telah banyak mencontohkan kepada kita metode dakwah yang mudah untuk diimplementasikan dalam rangka mencapai tujuan hakiki dari dakwah itu sendiri. Bahkan Imam Syahid Hasan Al-Banna pun telah mencontohkan strategi-strategi dakwah sebagaimana yang telah sukses diterapkan oleh Rasulullah 14 abad silam. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam di jiwa para pemuda.Yang lemah tidak akan selamanya lemah dan yang kuat pun tidak akan kuat sepanjang hidupnya.

Putaran waktu memberikan isyarat dan peluang kepada kita untuk jeli mengambil setiap kesempatan dan sisi kosong itu. Dunia akan melihat bahwa gerakan yang kita usung adalah sebuah hidayah, kemenangan, dan perdamaian. Bangkit dan bergerak saat ini adalah sebuah pilihan yang tepat. sejatinya jalan dakwah ini butuh proses yang panjang dan berprinsip pada pengkaderan. Al-akh al-wahid, yaitu setiap anggota berjanji dan berusaha untuk mengajak satu orang anggota baru dalam satu tahun. Sehari dalam kehidupan individu adalah setahun dalam kehidupan ummat.Tongkat estafet kepemimpinan dakwah itu akan berganti dan dipergilirkan pada mereka di setiap masanya. Karena tidak ada kata “berhenti” dalam berjihad.Allah berfirman, “dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, sungguh akan kami tunjukkan jalan-jalan Kami (Q.S. Al-Ankabut :69)

Saudraku para Jundullah..

Komponen dakwah memang dimulai dari individu sebagai unit terkecil dari kehidupan bermasyarakat. Seni menyentuh hati menuntut kita untuk memperbaiki terlebih dahulu individu tersebut. Diri kita. Inilah karakteristik Islam yang menonjol, yaitu pembentukan pribadi muslim (takwin asy-syakhshiyah al-islamiyyah). Metode dakwah harus dilakukan secara tadarruj atau bertahap. Dari anasir jahiliyah, RAsul mencetak pasukan hidayah. Dari hidayah, Rasul menaklukkan negeri-negeri taghut. Di jalan itulah Rasululllah meletakkan system dakwahnya.

Lalu, apa tugas kita???

Sebagaimana Al-qur’an Al-karim, ia adalah pembangkit “tenaga” bagi kaum muslimin. Tetapi sumber kekuatan itu kini dicampakkan oleh muslim itu sendiri. Sehingga jiwa mereka menjadi gelap dan kehidupan mereka menjadi rusak. Di sinilah tugas kita berperan. Seperti tugas para pegawai listrik yang senantiasa mengalirkan kekuatan dari sumbernya ke setiap hati kaum muslimin agar senantiasa bersinar dan menerangi sekelilingnya.

Semua ini harus dilakukan dengan lemah lembut. Kita pun harus menyadari bahwa tidak semua mereka harus mau menerima ajakan kita, namun jika mereka semua menerimanya, itu adalah rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Sebagaiman firman-Nya dalam Q.S. Al-Qashash : 56

Nah, ada beberapa tips dan langkah kongkrit nih dalam upaya memikat hati objek dakwah (mad’u) kita..

1.Seni berkenalan

Tabiat dakwah kita adalah saling mengenal. Dan banyak sekali kesempatan di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari yang bisa dijadikan sarana ampuh untuk lebih banyak lagi mengenal saudara-saudara kita yang lain. Sebagai contoh :

Di sebuah angkutan umum kadang-kadang di sebelah kita duduk seseorang yang belum kita kenal, dan kita harus berpikir bagaimana kita bisa mengenalnya. Jika ia berkulit hitam, maka tidak ada salahnya jika kita bertanya dengan pertanyaan yang kelihatan bodoh,”apakah saudara dari Papua atau bagian Indonesia Timur?. Lalu ia akan menoleh ke arah kita dan memulai kata-katanya,” iya benar.

“Kalau begitu anda dari negeri pemain dan klub sepak bola yang berjasa sekali buat bangsa ini, Persipura dengan strikernya Boas dan ortizan”.

“yah benar sekali. Ternyata anda juga menaruh perhatian pada wilayah Timur yah”.

Dengan ini kita telah membuka tirai kebisuan dengannya. Dan percakapan pun bisa kita lanjutkan. Atau juga bisa kita mulai perkenalan itu dengan pura-pura menanyakan suatu alamat kepada seseorang yang menurut ciri-cirinya berpotensi sekali untuk bisa diajak ke dalam barisan dakwah kita. Maka perkenalan dan perbincangan hangat pun akan berlanjut. Dan masih banyak lagi metode-metode yang lain yang bisa saudara gunakan dan coba untuk memperbanyak link saudara dan tentunya bertujuan untuk menambah personil dalam barisan dakwah.

2.Menghafal Nama

Ini adalah tahapan yang sangat penting dalam menjalin suatu kepercayaan antara individu. Kalau nama saja masih sering kita lupa, apalagi hal-hal yang lain yang bersifat mendasar pada diri mad’u kita. So, ini adalah langkah awal dan benang pertama yang mampu mengikat hati individu. Rasulullah saw bersabda, “Termasuk sifat angkuh adalah seseorang yang masuk ke dalam rumah temannya, lalu disuguhkan kepadanya makanan, ia tidak mau memakannya; dan seorang laki-laki dengan laik-laki lain dalam perjalanan, tetapi ia tidak menanyakan namanya dan nama orang tuanya.” (HR. Ad-Dailami)

3.Sebarkan salam diantaramu

Mengucapkan salam kepada orang yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal akan membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta. Rasulullah saw bersabda : “kamu tidak akan masuk syurga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu mau jika aku tunjukkan satu perkara yang jka kamu mengerjakannya maka kamu akan saling mencintai?Sebarkanlah salam diantara kamu!(HR.Muslim)

4.Memanggilnya dengan nama yang paling ia sukai

Tatkala kita telah menjadi umat Muhammad saw, maka sudah wajib bagi kita untuk memanggil saudara kita dengan panggilan yang baik dan disukainya. Karena itu dapat mempererat hubungan kita dengannya.

5.Senyum yang ikhlas

Senyummu di muka saudaramu adalah sedekah. Begitulah Rasulullah menganjurkannya kepada kita. Senyuman adalah gambaran isi hati yang mampu menggerakkan perasaan dan memancar di wajah bagaikan kilatan cahaya. Seakan berbicara dan menyeru. Sehingga hati yang menerimanya akan terpikat. Senyuman ikhlas ibarat bunga yang mekar di tangkainya yang mampu memberikan kesejukan mata orang-orang yang memandangnya. Dan menjadikan jiwa terlena dan simpati olehnya.

6.Penampilan, harus menarik dong!

Bukan penampilan yang mampu merangsang yang dimaksud di sini. Ia adalah penampilan yang dikenakannya dalam rangka mendekatkan hati para mad’u kepada Allah SWT. Coba bayangkan jika para da’I berpenampilan lusuh, baju yang tidak disetrika, rambut acak-acakan tidak disisir, sepatu kotornya 5 cm, kerudung berantakan, bau karena ga mandi, dan banyak lagi hal-hal yang tidak enak untuk dipandang, apakah mungkin penampilan seperti itu mampu memikat hati objek dakwah kita? Saya yakin mereka akan mempercepat pertemuannya dengan kita dan akan mencari murabbi dan teman dakwah lain yang jauh lebih perfect penampilannya.

Seni berbicara juga menjadi sorotan bagi mad’u. ini karena pada dasarnya jiwa manusia itu tertarik pada penampilan yang indah dan baik. Nah, alangkah lebih baiknya jika kita para penggerak dakwah memanfaatkan fitrah itu untuk mengajak orang-orang dengan pakaian syar’I yang bersih dan rapi. Udah dapat pahala, disayang umat juga..hehe.

Lihatlah Mush’ab bin Umair. Seorang sahabat yang memiliki wajah tampan dan penampilan menarik. Ia menjadi duta pertama yang diutus oleh Rasulullah kepada penduduk Madinah untuk berdakwah.“Keberhasilan sebuah misi akan bergantung pada si pembawa misi tersebut”.

7.Pandanglah dengan pandangan kasih sayang

Rasulullah mengatakan,”barangsiapa memandang saudaranya dengan kasih sayang niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya”. Eits, ini bukan pandangan syahwat yang ditujukan pada lawan jenis yah..hehe.

Pandangan di sini adalah sebuah sarana untuk memberikan kesan bahagia kepada saudara kita. Bukan untuk maksud-maksud terselubung di luar tujuan untuk menggapai ridha-Nya. Jika pandangan yang dipenuhi kebencian saja mampu menghancurkan saudaranya, maka pandangan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang pun akan mempunyai efek yang jauh lebih dahsyat dari itu semua. Ia akan menghadirkan cinta dan keharmonisan yang tak tergambarkan. Ia akan mampu menyusun puing-puing menjadi bangunan yang kokoh dan barisan yang solid.

8.Jadilah Akh dan Ukh yang hangat

Fenomena sekarang, aktivis hanya memberikan sentuhan dan jabat tangan yang hangat kepada orang-orang yang telah dikenalinya atau pada mereka yang satu organisasi dengannya. Sebagai contoh :

Ada seorang akhwat pulang dari kampus dan berpapasan dengan saudara satu organisasinya dengan seorang temannya yang amah. Akhwat ini hanya menyapa dan asik berbagi kabar dengan akhwat satu organisasinya tersebut. Dan hanya tersenyum tipis pada teman yang amah tadi. Seolah-olah yang amah ini tidak dibawa berbaur dengan obrolan hangat mereka. Coba kita bayangkan apa perasaan dan pemikiran yang terlintas di benaknya tentang para akdtivis dakwah? Eksklusif. Ekstrem. Ruang geraknya terkungkung. Merasa lebih dengan titelnya. Sok alim. Sombong. Dan lain sebagainya.

Kita tidak bisa menyalahkan mereka yang masih belum paham dengan gerakan dakwah. Dan begitu pun untuk para Ikhwan. Saat ada mereka saudara kita yang baru tergerak hatinya untuk melangkah ke masjid seharusnya kita tidak membiarkannya begitu saja. Dekati ia. Ajak bicara dan kenalkan dengan ikhwan yang lain. Dengan mengharapkan cinta Allah kita berikan suasana penuh kehangatan padanya sehingga ia merasakan keberadaan dirinya itu dicintai dan disayangi oleh orang lain. Sangat indah bukan?

9.Carilah tokoh masyarakat, incar dan dekatilah

Ketika tokoh masyarakat atau pimpinan suatu kaum telah ikut andil dalam barisan kita, maka akan sangat mudah untuk menyuntikkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakatnya. Begitu berpengaruhnya seorang pemimpin. Sebagaiman Rasululllah berdo’a,”Ya allah berilah ‘izzah Islam ini dengan masuk Islamnya salah satu dari dua Umar, yakni Umar bin Khattab atau Umar bin Hisyam (Abu Jahal). Keduanya adalah pemimpin kaum mereka dan menjadi musuh utama Islam ketika di Mekkah. Allah masukkan Umar bin Khattab dalam barisan Islam, sehingga menggetarkan jiwa para pengikutnya terdahulu. Dan Islam semakin kuat dengan keislaman Al-Faruq ini.

10.Saling memberi hadiah

Karena dengan memberi hadiah itu akan menumbuhkan cinta diantara kita. Hadiah yang diberikan tentunya dengan niat mengharapkan ridha Allah. Hadiah untuk menyenangkan hati saudara kita, sehingga ia akan bersikap baik kepada kita karena cinta yang telah bersemayam di hatinya.

Jikalau budaya saling memberi ini diimplementasikan oleh setiap ummat muslim, maka sungguh indah kehidupan ini untuk dituliskan dengan kata-kata dan digambarkan dengan lukisan. Hadiah itu tidak harus barang-barang mahal yang memberatkan. Misalnya cukup dengan memberikan sedikit rezeki kita berupa makanan kepada tetangga sekitar kita. Berikan dengan penuh ikhlas dan cinta. Sehingga mereka yang menerimanya akan merasa diperhatikan dan menjadikan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat. Gampang kan??Yuk mulai dari sekarang..J

11.Saling Tanya kabar

Hal inilah yang terkadang masih jarang dilakukan para aktivis. Dengan seonggok kesibukan terkadang melalaikannya untuk membina kembali tali persaudaraannya. Jika saudara kita itu sudah lama tidak muncul lagi dalam gerakan, sudah kewajiban kita untuk mengetahui ihwal kealfaannya. Ini juga upaya untuk membuang sifat su’udzan kepadanya.

Jika ia tinggal di tempat yang jauh dari kita, bisa dengan mengirimkan surat padanya. Atau menelponnya. Atau mendatangi ia ke kampusnya. Bisa jadi saat itu ia lagi membutuhkan saudara-saudaranya namun ia malu untuk mengungkapkannya. ini akan menjadi momentum berharga bagi kita untuknya.

12.Tahu “pasar” yang menjadi sasaran

Ini menjadi poin yang tidak kalah penting. Kebanyakan dari kita salah masuk “pasar” sehingga kita tidak memperoleh apa yang kita cari. Tujuan kita tidak akan tercapai. Maka sudah sejatinya kita mengetahui terlebih dahulu seluk-beluk “pasar” tersebut.

Jika kita ingin berdakwah di lingkungan anak-anak bola, maka kita pun harus tahu dan paham segala sesuatu terkait persepak bolaan tersebut. Contoh : laga el clasico Real Madrid dan Barcelona, setidaknya aktivis dakwah tidak kudet (kurang up date) tentang inihehe… Oleh karena itu, memahami “pasar” objek dakwah menjadi hal yang sangat penting guna menanamkan nilai-nilai Islam itu secara perlahan dan berkesinambungan.

Setidaknya beberapa kiat dari sekian banyak cara yang dapat digunakan dalam menyentuh hati mad’u dapat bermanfaat dan kita terapkan di perjalanan panjang aktivitas dakwah kita. Prinsipnya adalah tadarruj dan berkesinambungan.

Karena usia dakwah itu tidak dapat kita perkirakan. Maka kita tidak perlu tergesa-gesa, khawatir tidak mendapat kesempatan dalam meraih keuntungan, atau buru-buru dalam memetik hasilnya. Biarkan ia tumbuh dan berkembang dengan nilai-nilai yang telah kita tanamkan, sembari saling menasehati dan mengingatkan. Karena itulah dakwah islamiah ini dibangun atas tahapan dan strategi panjang, yang didasarkan pada pembinaan pribadi muslim melalui tarbiyah lapangan yang dapat mengadernya secara rabbani dalam segala lini kehidupan dan kemudian dididik menjadi pendukung dan Rajulud Dakwah.“sesungguhnya agama ini kokoh, maka bimbinglah orang lain ke dalamnya dengan lembut. Sesungguhnya kuda yang terus-menerus dicambuk, ia tak akan sampai pada tujuan dan ia akan mati”.

Aktivis dakwah itu memiliki kekuatan yang luar biasa. Bukan hanya dari kekuatan fisik dan materi semata, tapi labih dahsyat dari itu adalah kekuatan yang dibangun di atas aqidah yang mantap, iman yang mencuat, dan keteguhan kuat dalam mencapai tujuan. Inilah kekuatan yang mampu mengusir rasa ragu dan memantapkan langkah ke depannya.

Langkah awal yang harus kita pahami juga adalah bagaimana menciptakan keluarga yang kuat perhatian dan pemahamannya akan gerakan Islam. Saling menjaga dan mencintai demi terwujudnya peradaban Islam dalam lingkup kecil bernama keluarga ini adalah suatu langkah awal untuk mewujudkan generasi harapan yang kelak dengan lantang mengibarkan panji-panji Islam. Karena keluarga adalah madrasah pertama dalam upaya pembinaan umat.Yah, mari kita mulai dari lingkup kecil untuk sebuah peradaban besar sejarah ketamadunan umat manusia ini.

“Di kegelapan yang hitam pekat ini. Aku tatap engkau dengan cinta di mata hatiku. Mengais sisi fajar mu guna hadirkan cahaya di esok harinya. Duhai generasi muda Islam! Yang kelak memegang kendali sejarah kebangkitan. Tanamkan Azzam yang bermuaraAlla hu Ghoyatunaa. Semaikan benih-benih cinta agar mereka ikut memetiknya. Islam Berjaya lewat tadarruj Risalah. Tak usah risau dalam setiap perjalanan panjang. Kelak akan ada pengangkat panji baru untuk kejayaan Islam seperti dahulu……”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun