Mohon tunggu...
Maryam
Maryam Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Menuangkan pikiran lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rencanakan Haji Sedini Mungkin Bersama Danamon Syariah

29 November 2019   10:42 Diperbarui: 29 November 2019   10:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda pernah mau membeli mobil? Saya pernah.

Pernah suatu ketika saya pengen banget beli mobil. Walaupun uangnya belum mencukupi tapi saya bertekad tinggal menabung sekian Rupiah lagi bisa kebeli setidaknya mobil second. Imbas dari angan-angan itu? Ya, setiap turun ke jalan yang dilihat pasti kendaraan roda empat dari merk, body, fitur, sampai tahun berapanya. Wah 'dunia' banget pokoknya isi otak saya kala itu. Terlebih saya bekerja di salah satu dealer mobil ternama di Indonesia. Jadi sadar nggak sadar semakin rajin memperhatikan mobil-mobil kompetitor atau mobil dealer tempat saya bekerja.

Di saat lagi "ngidam-ngidam"- nya sama mobil, saya tanpa sengaja menonton ceramah seorang ustadz di salah satu stasiun TV, yang intinya ustadz itu bilang kalau kita wafat dalam keadaan belum berhaji atau umroh, beranikah kita menghadap Allah, sementara harta yang Allah berikan sebenarnya cukup untuk berhaji (dan atau umroh).

Lalu sang ustadz  kemudian menggambarkan suatu percakapan seperti berikut:

Hamba: "Maaf ya Allah saya belum mampu berhaji"
Allah    : "Kamu punya rumah?"
Hamba: "Punya ya Allah"
Allah    : "Kamu punya tabungan?"
Hamba: "Punya ya Allah"
Allah    : "Kamu punya mobil?"
Hamba: "Punya Ya Allah"
Allah    : "Kalau begitu namanya kamu mampu" (bahasa sang ustadz)

Sampai disitu, tertegun lah saya. Iya juga ya.... Selama ini jangan-jangan bukan nggak mampu, tapi saya yang nggak mau. Saya yang kebanyakan hasrat dunia tanpa pernah berpikir tentang kewajiban akherat. Bilangnya nggak mampu padahal nggak ada niat, nggak ada usaha sekalipun dengan doa. Lalu tepat sehari setelahnya saya lihat meme di instagram yang bergambar karikatur mobil dan ada tulisan

"Berhajilah dulu, karena beli mobil bukan termasuk rukun islam".

Nyess.

Berasa saya yang lagi disindir.
Langsung hati saya kayak ngomong sendiri.

"Kenapa untuk urusan dunia kita bisa berencana dengan baik? Mengatur strategi, menyisihkan sekian rupiah per bulan untuk memiliki barang yang kita inginkan, tapi kita tidak bisa atau enggan melakukannya demi urusan akherat kita_ urusan yang lebih abadi?"

Sejak saat itu, entah kenapa perlahan keinginan untuk beli mobil itu pun runtuh. Ditambah banyak cerita kolega yang punya mobil tapi akhirnya direpotkan dengan biaya service ini itu atau bahkan cicilan yang terasa mencekik setiap bulannya.

Bersamaan dengan itu, topik seputar haji / umroh seperti masih Allah arahkan pada saya. Seorang teman bercerita tentang pengalaman tetangganya naik haji, dan seorang teman lagi bercerita tentang mekanisne membuka tabungan haji di bank syariah tempat ia bekerja.

Hmm... Sebenarnya saya sudah lama tahu kalau ada program tabungan haji, tapi nggak pernah terpikirkan akan mendaftar dalam usia muda karena dalih "belum mampu tadi".  Tapi mengingat ceramah ustadz dan meme yang saya ceritakan di atas, sepertinya kaum muda seperti saya ini harus berubah pikiran. 

Berubah rencana lebih tepatnya.

Jangan lagi menunda-nunda "usaha" untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima. Jangan lagi mengharapkan tunggu dana pensiun baru berhaji, karena selain umur nggak ada yang tahu, bisa-bisa kita ke sana saat sudah sepuh dan justru nggak siap secara fisik.

Jadi sekarang menurut saya, tabungan haji adalah salah satu cara untuk membuktikan keseriusan kita dalam merencanakan hidup berkah sedini mungkin. Beberapa kolega memang sempat mempromosikan tabungan haji di bank syariah tempat mereka bekerja, biasanya promosinya muncul begitu saja di beranda sosmed saya. 

Tapi saya masih mencari tahu program mana yang tepat. Di tengah pencarian saya menemukan bahwa salah satu bank syariah yang membuka layanan tabungan haji adalah Bank Danamon Syariah. Ada 2 jenis Tabungan Haji Danamon, yaitu Rekening Tabungan Jemaah Haji (RTJH) dan Tabungan Rencana Haji iB.

Apa perbedaan dari keduanya? Mudahnya, RTJH diperuntukkan bagi mereka yang sudah memiliki tabungan yang cukup sebagai setoran awal sebesar 25 juta rupiah, sehingga bisa dipastikan langsung mendapat nomor porsi haji karena terkoneksi langsung dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) kementrian Agama RI. Sedangkan Tabungan Rencana Haji iB ialah tabungan haji bagi mereka yang belum memiliki dana setoran awal yang cukup dengan prinsip syariah bagi hasil (Mudharabah).

Kedengarannya menarik. Lalu saya coba lihat detail kedua program tabungan haji tersebut di situs Bank Danamon Syariah, dan ini lah hasilnya:

1. Program Rencana Tabungan Haji  (RTJH) Danamon

https://www.danamon.co.id/
https://www.danamon.co.id/
2.  Tabungan Rencana Haji iB

https://www.danamon.co.id/
https://www.danamon.co.id/
Masih banyak penjelasan yang bisa kita temukan di situs Bank Danamon Syariah. Yang jelas, sama seperti saya, mungkin anda juga perlu mengatur ulang rencana kehidupan, yakinkan diri bahwa tidak ada ruginya sama sekali menyisihkan waktu-tenaga-pikiran bahkan uang untuk sesuatu yang lebih abadi, malah bisa mendatangkan keberkahan. Insya Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun