AKSIOLOGI
Hasil dari pengembangan tersebut tentulah memiliki implikasi dan dampak yang sangat luas. Apabila semua tindakan epistemologi di lakukan dari tingkat pusat sampai guru, maka proses pendidikan ini tidak akan mengalami bias yang sangat terlihat. Masalah pengangguran bukan hanya karena masalah kurangnya lapangan kerja tetapi sangat kurangnya kualitas lulusan yang siap untuk bekerja, ataupun pengetahuan, ilmu yang mumpuni untuk menciptakan lapangan kerja. Jika pendidikan hanya selalu di jadikan objek pencarian hasil (ijasah atau gelar) semata, maka semakin ironis apabila di Indonesia banyak meluluskan sarjana yang mencetak lapangan pengangguran yang baru. Harapannya jangan sampai pengangguran menjadi sebuah Stag of Unemployment. Sudah barang tentu apabila semua desain, rumusan, tindakan, evaluasi dilakukan secara benar, tepat dan ilmiah, sudah bisa dipastikan HDI (Human Development Index) Indonesia dari sektor pendidikan akan menjadi lebih baik, dan terus membaik yang sustainable dari waktu kewaktu.
Ketiga cabang filsafat inilah yang membuat manusia menjadi kritis, kreatif dan inovatif sehingga mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu. Karena sejatinya filsafat merupakan upaya menggunakan logika berfikir yang benar. Ilmu Pendidikan adalah salah satu rumpun disiplin ilmu pasti tak lepas dari peran filsafat sebagai induk dari segala ilmu.
Pendidikan adalah upaya mencerdaskan manusia, memanusiakan manusia, dan memuliakan manusia. Ontologis dari ilmu Pendidikan adalah hakikat keberadaan dari pendidikan itu sendiri. Sementara epsitemologis dari ilmu pendidikan adalah bagaimana insan pendidik dan terdidik mendapatkan ilmu dari dunia pendidikan sementara aksiologis ilmu pendidikan adalah bagaimana ilmu yang didapatkan menjadi bermanfaat di masyarakat.
Seorang terdidik jika belum bermanfaat bagi orang banyak perlu dipertanyakan substansi pendidikan yang ia geluti. Karena seyogyanya semakin bermanfaat seseorang maka semakin cerdaslah dia. Sebaliknya apabila seseorang kurang bermanfaat bahkan menyulitkan urusan orang lain maka dapat dipastikan ia hanya pernah sekolah tapi tidak pernah mendapatkan ilmu pendidikan.
Jalaluddin dan Abdullah Idi (2018: 6) mengemukakan pengertian filsafat pendidikan yang telah dikemukakan para ahli, antara lain menurut : Al-Syaibani (1979: 36), adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai yang mengatur, yang menjadikan filsafat sebagai yang mengatur, menyelaraskan, memadukan proses pendidikan. Â Artinya filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat yang diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Â Pengertian filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan kebijakan.
Konteks filsafat Pendidikan menurut Brubacher adalah ilmu yang mencari hakikat ilmu dengan pertanyaan yang bersumber pada dunia Pendidikan. Secara singkat, pengertian filsafat Pendidikan sebagai penerapan Analisa filosofis di lapangan Pendidikan. Pengertian filsafat Pendidikan menurut Mr. D. C Mulder adalah proses berfikir tentang diri sendiri ataupun tentang masalah yang terjadi dan yang ditemui di dalam kehidupan sehari-hari, ataupun masalah yang dihadapi dunia. Kemudian kembangkan dan ditemukanlah formula jawaban kesimpulan hasil. Dari hasil inilah yang dapat berubah menjadi cabang ilmu baru atau menjadi tambahan ilmu lama menjadi ilmu baru.
St. Wardah Hanafie (2013), menyatakan bahwa  Korelasi dan Interaksi Filsafat, Manusia dan Pendidikan Filsafat merupakan wacana teoritis dalam mengkaji  setiap  permasalahan  dengan  tujuan mencari  kebenaran  rasional.  Filsafat  sebagai fondasi   berbagai  ilmu   pengetahuan,   akan membentuk  nilai-nilai  dasar  setiap  bangunan ilmu pengetahuan. Filsafat membentuk kerangka pikir yang  orisinil  dan  terarah,  mencari  sumber secara  radikal  dan  menelaah  objek  kajian  secara universal  dan  komprehensif,  sehingga tampak kebenaran   sejati   walaupun   bersifat   relatif. Olehnya  itu,  tujuan  umum  mempelajari  filsafat menurut  Gabriel  Marcell  adalah:  1) Dengan berfilsafat kita semakin memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun diri sendiri. 2) Dapat mempertahankan sikap   yang   objektif   dan mendasarkan  pendapat atas  pengetahuan  yang objektif.   3) Mengajar   dan   melatih   kita memandang  yang  luas.  4) Dengan  pelajaran filsafat,  kita  diharapkan  menjadi  orang  yang dapat berpikir sendiri.
Daftar Pustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H