Mohon tunggu...
Maryam Dumako
Maryam Dumako Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Universitas Pohuwato

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat, Manusia dan Pendidikan.

22 Desember 2022   14:48 Diperbarui: 2 Januari 2023   21:01 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

AKSIOLOGI

Hasil dari pengembangan tersebut tentulah memiliki implikasi dan dampak yang sangat luas. Apabila semua tindakan epistemologi di lakukan dari tingkat pusat sampai guru, maka proses pendidikan ini tidak akan mengalami bias yang sangat terlihat. Masalah pengangguran bukan hanya karena masalah kurangnya lapangan kerja tetapi sangat kurangnya kualitas lulusan yang siap untuk bekerja, ataupun pengetahuan, ilmu yang mumpuni untuk menciptakan lapangan kerja. Jika pendidikan hanya selalu di jadikan objek pencarian hasil (ijasah atau gelar) semata, maka semakin ironis apabila di Indonesia banyak meluluskan sarjana yang mencetak lapangan pengangguran yang baru. Harapannya jangan sampai pengangguran menjadi sebuah Stag of Unemployment. Sudah barang tentu apabila semua desain, rumusan, tindakan, evaluasi dilakukan secara benar, tepat dan ilmiah, sudah bisa dipastikan HDI (Human Development Index) Indonesia dari sektor pendidikan akan menjadi lebih baik, dan terus membaik yang sustainable dari waktu kewaktu.

Ketiga cabang filsafat inilah yang membuat manusia menjadi kritis, kreatif dan inovatif sehingga mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu. Karena sejatinya filsafat merupakan upaya menggunakan logika berfikir yang benar. Ilmu Pendidikan adalah salah satu rumpun disiplin ilmu pasti tak lepas dari peran filsafat sebagai induk dari segala ilmu.

Pendidikan adalah upaya mencerdaskan manusia, memanusiakan manusia, dan memuliakan manusia. Ontologis dari ilmu Pendidikan adalah hakikat keberadaan dari pendidikan itu sendiri. Sementara epsitemologis dari ilmu pendidikan adalah bagaimana insan pendidik dan terdidik mendapatkan ilmu dari dunia pendidikan sementara aksiologis ilmu pendidikan adalah bagaimana ilmu yang didapatkan menjadi bermanfaat di masyarakat.

Seorang terdidik jika belum bermanfaat bagi orang banyak perlu dipertanyakan substansi pendidikan yang ia geluti. Karena seyogyanya semakin bermanfaat seseorang maka semakin cerdaslah dia. Sebaliknya apabila seseorang kurang bermanfaat bahkan menyulitkan urusan orang lain maka dapat dipastikan ia hanya pernah sekolah tapi tidak pernah mendapatkan ilmu pendidikan.

Jalaluddin dan Abdullah Idi (2018: 6) mengemukakan pengertian filsafat pendidikan yang telah dikemukakan para ahli, antara lain menurut : Al-Syaibani (1979: 36), adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai yang mengatur, yang menjadikan filsafat sebagai yang mengatur, menyelaraskan, memadukan proses pendidikan.  Artinya filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat yang diupayakan untuk pengalaman kemanusiaan merupakan faktor yang integral.  Pengertian filsafat Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari sekaligus bisa melahirkan pengetahuan baru, sains dan melahirkan cabang ilmu baru. Dilihat dari proses kerjanya, filsafat Pendidikan sebagai proses berfikir manusia yang bertujuan untuk memperoleh kearifan dan kebijakan.

Konteks filsafat Pendidikan menurut Brubacher adalah ilmu yang mencari hakikat ilmu dengan pertanyaan yang bersumber pada dunia Pendidikan. Secara singkat, pengertian filsafat Pendidikan sebagai penerapan Analisa filosofis di lapangan Pendidikan. Pengertian filsafat Pendidikan menurut Mr. D. C Mulder adalah proses berfikir tentang diri sendiri ataupun tentang masalah yang terjadi dan yang ditemui di dalam kehidupan sehari-hari, ataupun masalah yang dihadapi dunia. Kemudian kembangkan dan ditemukanlah formula jawaban kesimpulan hasil. Dari hasil inilah yang dapat berubah menjadi cabang ilmu baru atau menjadi tambahan ilmu lama menjadi ilmu baru.

St. Wardah Hanafie (2013), menyatakan bahwa  Korelasi dan Interaksi Filsafat, Manusia dan Pendidikan Filsafat merupakan wacana teoritis dalam mengkaji   setiap   permasalahan   dengan   tujuan mencari   kebenaran   rasional.   Filsafat   sebagai fondasi    berbagai   ilmu    pengetahuan,    akan membentuk   nilai-nilai   dasar   setiap   bangunan ilmu pengetahuan. Filsafat membentuk kerangka pikir yang  orisinil  dan  terarah,  mencari  sumber secara  radikal  dan  menelaah  objek  kajian  secara universal  dan  komprehensif,  sehingga tampak kebenaran    sejati    walaupun    bersifat    relatif. Olehnya  itu,  tujuan  umum  mempelajari  filsafat menurut   Gabriel   Marcell   adalah:   1) Dengan berfilsafat kita semakin memanusiakan diri, lebih mendidik dan membangun diri sendiri. 2) Dapat mempertahankan sikap    yang    objektif    dan mendasarkan  pendapat atas  pengetahuan  yang objektif.     3) Mengajar     dan     melatih     kita memandang   yang   luas.   4) Dengan   pelajaran filsafat,   kita   diharapkan   menjadi   orang   yang dapat berpikir sendiri.

Daftar Pustaka

https://www.kompasiana.com/kemalbudi/551743f9a333118407b65a20/implikasi-ontologi-epistemologi-aksiologi-pendidikan-indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun