Mohon tunggu...
Marwita Oktaviana
Marwita Oktaviana Mohon Tunggu... Guru - Seorang yang sedang belajar menulis

Ibu dua orang anak yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merdeka Belajar, Lupakan Mengejar Ketertinggalan Nadiem Siapkan Generasi Garda Depan Bertaraf Global

18 April 2023   10:25 Diperbarui: 18 April 2023   10:27 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagu Iwan Fals berjudul "Sarjana Muda" cocok sekali dilantunkan sekarang ini. Lulusan sarjana dan diploma sulit sekali mencari kerja meski dengan status pendidikan yang mereka miliki. Data BKN per 2022 menyebutkan 14 % pengangguran di Indonesia ditempati oleh generasi muda dengan pendidikan tinggi setara sarjana.

"Lulusan sarjana saat ini banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar". Kata Teuku Riefky, pakar dari Lembaga Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia.

Rata-rata human capital di perusahaan mengeluhkan kualitas lulusan sarjana yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Ketidaksesuaian ini bukan hanya pada sisi akademik tetapi juga skill dan mental.

Mengapa sarjana susah mencari kerja

Dari beberapa kasus yang terjadi ada poin-poin yang bisa dijadikan garis besar PR pemerintah memperbaiki kualitas generasi muda agar lulusan sarjana tidak mengalami kesulitan mencari kerja.

Hal-hal yang menyebabkan jenjang sarjana kurang bisa mendapatkan kesempatan kerja antara lain: tidak menguasai numerasi dan literasi dasar., penguasaan pada bidang major yang diambil kurang, mental kurang matang, tidak berani Out Of The Box, skill pendukung minim, faktor "pembanding" kurang, dan pembelajaran kurang variatif

 

Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Belajar harus menyenangkan agar esensi materinya dapat terserap dengan baik. Kodrat anak tidaklah sama. Setiap anak adalah unik dan punya kecerdasan sendiri-sendiri. Tidaklah bijak jika lantas menyamaratakan dan memberi penilaian negatif pada mereka yang kurang bagus di akademik.

"Jahatnya pendidikan di Indonesia adalah ketika setiap anak tidak yakin bahwa dia berbeda dengan orang lain. Padahal, Ki Hajar Dewantara pernah bilang bahwa padi tidak akan menjadi jagung. Padi diperlakukan sebagaimana pagi, jagung sebagaimana jagung." -- Pandji Pragiwaksono

Merdeka belajar yang digagas Nadiem menekankan pada terpenuhinya kebutuhan setiap peserta didik. Karena itu pembelajaran berdiferensiasi menjadi begitu bernilai. Adanya diferensiasi konten, proses dan produk sangat dinikmati oleh siswa.

Bebas belajar dengan cara yang mereka mau, mengerjakan tugas dengan sudut pandang yang mereka suka. Lalu memberikan presentasi pada produk yang dihasilkan.

Kampus merdeka diciptakan untuk menggenjot kualitas SDM setingkat mahasiswa agar mampu bersaing baik di tingkat nasional maupun internasional.

"To be global is not just about having ability to speak foreign languages but having cross cultural skill"

Sudah bukan waktunya lagi untuk terus mengejar ketertinggalan, Indonesia harus menjadi leader dalam kualitas SDM. Ketika SDM sudah oke, Indonesia pasti akan merajai dunia. Sumber daya alam Indonesia begitu melimpah, dengan manajemen tepat dari generasi muda berkualitas tentu saja bukan mustahil kejayaan Nusantara akan digenggam kembali.

Solusi Nyata untuk Generasi Garda Depan Bertaraf Internasional

Hasil tes PISA Indonesia masih di rendah sekali. Itu sebabnya asesmen penilaian nasional saat ini terdiri dari penilaian numerasi, literasi dan karakter. Hal ini ditujukan agar indeks PISA Indonesia dapat tumbuh semakin baik ke depan.

Dalam pembelajaran tingkat dasar, kurikulum merdeka memangkas sekitar 30% materi, menambahkan hal-hal krusial seperti isu climate change dan memasukkan pendidikan karakter di dalamnya. Kemampuan numerasi dan literasi dibutuhkan untuk meng-upgrade critical thinking dan daya analisa anak bangsa.

Sedangkan pendidikan karakter dimasukkan untuk mencetak generasi muda yang menjunjung tinggi budaya dan mampu berbudaya yang sepantasnya warga Indonesia.

Solusi pas untuk meningkatkan kualitas lulusan setingkat sarjana diplot dalam kebijakan-kebijakan kampus merdeka. Tujuan utamanya adalah menanamkan multiple skill yang dibutuhkan.

  • Kampus mengajar

Memberikan pengalaman menjadi volunteer untuk peningkatan kulaitas pendidikan di tingkat dasar dengan menyebar mahasiswa untuk membantu mengajar di sekolah dasar seluruh Indonesia.

Dengan terjun langsung mahasiswa akan merasakan dan mengerti dimana krusialnya pendidikan dasar dan bagaimana langkah peningkatan pendidikannya.

  • Magang dan studi independen bersertifikat

Mahasiswa diberi kesempatan untuk bisa keluar dari kampus selama 1 semester dan atau sampai 3 semester untuk magang di perusahaan-perusahaan yang telah bekerja sama.

Dengan begitu mahasiswa akan merasakan langsung suasana kerja dan mendapatkan hard skill dan soft skill yang dibutuhkan perusahaan yang bisa mereka gunakan sebagai bekal melamar kerja nantinya.

Sedangkan studi independen memfasilitasi mahasiswa untuk mengikuti studi khusus dengan kompetensi spesifik dan praktis yang dibutuhkan perusahaan.

  • Pertukaran mahasiswa merdeka.

"Puncak pengetahuan adalah dengan mengalami", Habib Ja'far. Pertukaran mahasiswa dilakukan selama 1 semester untuk mahasiswa belajar di kamps lain guna menambah pengalaman dan memahami budaya Indonesia yang lain.

Perbedaan atmosfer antara kampus satu dengan yang lain akan memberi dampak signifikan pada kekritisan berfikir mahasiswa.

  • Wirausaha merdeka

Program ini dibuat untuk menggenjot entrepreneur muda dan menggeliatkan UMKM Nasional. Mahasiswa-mahasiswa dengan ide-ide unik usaha dikumpulkan dalam satu wadah untuk belajar dengan pakar-pakar wirausaha. Dengan demikian mahasiswa tersebut dapat belajar dan mengembangkan ide dengan baik.

  • Indonesia international student mobility award

Yang ini nih jadi incaran banyak mahasiswa. Kesempatan belajar di kampus luar negeri selama 1 semester. Pengalaman di luar negeri meski hanya dalam jangka 6 bulan akan sangat memberi dampak pada mahasiswa, baik secara akademik maupun mindset mereka.

Secara tidak langsung mereka belajar cross culture yang menjadi salah satu syarat go global. Menjadi pelopor terdepan Indonesia masuk globalisasi.

  • Praktisi mengajar

Program memasukkan kuliah tamu dari para praktisi untuk mahasiswa sebagai jembatan untuk mensejajarkan materi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

  • Bangkit

Bangkit dibuat untuk memfasilitasi mahasiswa agar melek dan siap bersaing di era digitalisasi dengan memberikan kesiapan karir spesifik dengan pilihan program machine learning, mobile development, dan cloud computing dari perusahaan bonafit sekelas Google, GOTO, dan Traveloka.

  • Gerilya

Menyikapi climate change dan global warming gerilya memberikan materi kompetensi spesifik di bidang energi bersih dan energy terbarukan.

Beberapa kebijakan dan program yang dibuat oleh kemdikbud memang kesannya dipaksakan dan dijejalkan. Namun alasan dibalik itu adalah Nadiem ingin kebijakan yang sudah dibuat ini tidak bisa diganti dan terus berjalan siapapun nanti yang menjabat.

Tidak masalah saat ini hanya berupa kebijakan, namun nantinya dari kebijakan-kebijakan tersebut akan lahir gerakan.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka memberikan kemerdekaan pada mahasiswa untuk belajar maksimal 3 semester di luar jurusan yang dipilih. Dengan kemerdekaan tersebut akan berdampak pada upgrading generasi muda agar memiliki kompetensi global. Lalu dengan kulaitas diri yang baik tersebut bukan mustahil mencari kerja akan lebih mudah. Pengangguran di tingkat sarjana juga akan menurun dengan signifikan.

Balum lagi mereka-mereka yang sukses mengembangkan usaha dan menjadi wirausahawan akan mampu berdikari dan membuka peluang kerja untuk orang lain.

Dengan kemerdekaan belajar dan belajar menyenangkan, generasi muda Indonesia mampu menjadi generasi berkualitas dan berbudaya. Indonesia merajai dunia akan tampak nyata. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun