Halo sobat Kompasiana pasti di sini teman-teman ada yang berasal dari kalangan mahasiswa atau mantan mahasiswa atau ingin menjadi seorang mahasiswaÂ
Nah di sini gua bakalan sedikit cerita bagaimana sensasi mudik lebaran ala mahasiswa perantau yang berkuliah di Jakarta ataupun di kota-kota lainnya.
Pengalaman pertama tentunya sangat sulit untuk dilupakan apalagi tahun 2022 ini pertama kalinya pemerintah membolehkan masyarakat Indonesia untuk mudik setelah 2 tahun tidak mudik di karenakan pandemi covid 19 yang melanda Indonesia.
Bagi mahasiswa rantauan mudik merupakan salah satu tradisi yang sangat ditunggu-tunggu karena kita akan bertemu dengan keluarga berkumpul kumpul sambil mencicipi enaknya masakan opor ayam dan kue-kue lebaran lainnya.
Bagi mahasiswa dan masyarakat yang jauh dari kampung halaman tentunya mudik menjadi ajang yang sangat ditunggu-tunggu di setiap tahunnya.Â
Oke kenalin gue Marwa saat ini gue duduk di semester dengan Program studi Ilmu Komunikasi dengan mengambil peminatan public relation atau hubungan masyarakat di salah satu universitas swasta di daerah Jakarta Selatan.
Di sini gua menggunakan kendaraan bus yang memiliki tujuan Sumatera Selatan tepatnya daerah Baturaja Ogan Komering ulu, gue berangkat mudik dari Jakarta ke Sumatera Selatan yaitu pada tanggal 25 April 2022 pada saat itu jalur arus mudik pun sudah mulai padat terutama di terminal dan pelabuhan merak Banten menuju pelabuhan bakauhuni.
Kita sama-sama berangkat menggunakan bus yaitu pada pukul 11 siang, keadaan siang hari yang cukup terik membuat banyaknya debu-debu yang berterbangan di luar sana untungnya bus yang kami tumpangi berfasilitas AC sehingga kami tidak kepanasan dan gerah karena cuaca yang sangat terik.
Selama di perjalanan kami melihat beberapa pemudik lainnya ada yang menggunakan kendaraan beroda dua yaitu motor dengan membawa tas atau kardus yang berisi oleh-oleh dan juga ada yang menggunakan kendaraan pribadi dan juga banyak juga yang menggunakan bus seperti yang kita pakai dengan tujuan yang beragam ada yang tujuan Lampung Jawa barat Jawa tengah Jawa timur dan masih banyak lainnya. Â
Jika mudik di hari libur biasa seperti libur tahun baru, libur semester dan hari-hari lainnya tentunya gua biasa membawa cemilan atau kudapan untuk selama di perjalanan tetapi karena ini di bulan puasa maka gua tidak membawa makanan ringan ataupun kudapan kudapan lainnya.Â
Karena perjalanan dari Jakarta menuju Pelabuhan Merak Banten cukup lumayan lama maka gua memutuskan untuk istirahat dan tidur selama di perjalanan.
Oh ya sebelum itu kami diwajibkan untuk mengumpulkan kartu vaksinasi baik vaksinasi 1 ataupun 2 kepada koordinator bus penumpang, Â setelah kurang lebih 4 sampai 5 jam kami pun akhirnya sampai ke pelabuhan merak Banten.
Nah di sini merupakan tempat yang lumayan menjengkelkan dikarenakan kami mengantri cukup lama sekitar 2 jam an  untuk memasuki kapal yang akan membawa kami menyebrang, saat itu ombak laut nya cukup tenang sehingga tidak membuat kami khawatir untuk perjalanan iniÂ
Kapal yang kami tumpangi pun bisa dibilang cukup padat dan penuh mulai dari kendaraan pribadi motor truk bahkan bus besar seperti yang kami tumpangi seperti berita-berita yang kita dengar melalui kanal berita bawa penumpang dari merak Banten menuju Bakauhuni.
Bisa dibilang sangat membludak di tahun ini ini tidak heran karena yang sama-sama kita tahu bahwa banyak masyarakat Sumatera yang merantau ke pulau Jawa terutama di kota metropolitan yaitu Jakarta.
Oke selanjutnya kami menaiki kapal sekitar pukul 16.00 sesampainya di kapal kita melakukan salat ashar dan tentunya menjamak salat dzuhur yang sempat ketinggalan karena tadi kita sedang melakukan musafir atau perjalanan.
Selesai salat kita pun mencari lokasi atau tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk kita beristirahat dan tidak lupa selama di kapal kami mencari tempat untuk mencharger handphone atau smartphone lainnya yang sempat habis.
Untungnya saat ini seluruh kapal telah menggratiskan fasilitas yang ada di kapal mulai dari tempat istirahat peminjaman bantal, charger handphone dll jika dulu pada tahun 2018 an fasilitas premium seperti itu masih dikenakan pajak atau berbayar....
Oke lanjut, ketika berada di kapal tentunya tidak lupa kita harus mendokumentasikan momen-momen seperti itu misalnya seperti ini :Â
karena for me momen tidak akan pernah terulang dua kali jadi ketika naik dan telah mendapatkan tempat yang nyaman kamipun keluar masuk ruangan istirahat karena ingin melihat indahnya pemandangan dan air laut yang bergelombang dengan sangat tenang
Sesuai dengan perkiraan karena menyeberang itu menghabiskan waktu 3 sampai 4 jam maka kami berbuka di atas kapal pada hari itu, sebelum berbuka kami menikmati indahnya sunset yang terbenam dan memantulkan cahayanya di atas permukaan air laut yang begitu sangat indah Masya Allah ciptaan Tuhan...
Dikarenakan penumpang kapal yang cukup ramai maka seluruh stok nasi yang ada di kantin kapal pada saat itu pun ludes habis terjual.
Jadi kami memutuskan untuk cukup berbelanja cemilan cemilan ringan seperti menyeduh pop mie membeli air mineral dan roti roti yang lainnya di kantin yang ada di kapal untuk harga bisa dibilang lebih mahal dari biasanya hehehe namanya juga makanan yang udah berpindah lokasi makanan darat menjadi makanan laut ygy? WkwkwÂ
Setelah dirasa cukup menganjal perut maka kami memutuskan untuk melakukan salat Maghrib dan tentunya menjamak salat isya di mushola kapal.Â
Selesai salat kita satu zaman akhirnya kapal yang kami tumpangi pun mendarat di pelabuhan bakauhuni Lampung dan para penumpang kapal pun bergegas untuk memasuki kendaraannya masing-masing.
Di sini gua pentingnya mengikuti rombongan atau penumpang yang menggunakan bus yang sama ketika di awal keberangkatan hal ini dilakukan supaya tidak tersesat dan tidak salah menaiki bis.
Setelah itu mobil yang kami tumpangi keluar dari kapal dan mulai melanjutkan perjalanan dan saat itu gitar pukul 19.30 WIB selama 2 jam perjalanan kami berhenti di salah satu rumah makan untuk makan nasi dikarenakan di kapal tadi kami belum makan nasi sedikitpun dikarenakan stok nasi di kantin tersebut telah habis terjual saat itupun.
kita makan malam sekitar pukul 21.35 Wib setelah makan sekitar 15 menitan kami melanjutkan perjalanan kami yang mana pada malam itu cuaca sedikit gerimis dan tentunya sangat mendukung kami untuk melakukan istirahat di perjalanan yaitu tidur.
Vibe yang kami rasakan pada saat itu ketika tertidur itu diiringi dengan lagu-lagu khas mudik seperti lagu Padang lagu Sumatera dan lagu-lagu yang enak didengar sebelum tidur how to explain it but you must try this guys!Â
Ya setelah di perjalanan ternyata kami tidak bisa sahur di rumah karena pada pukul 4 kami baru memasuki kota Baturaja dan belum sampai ke rumah kita masing-masing maka di Baturaja kami pun memutuskan untuk makan sahur di rumah makan Padang Siang malam , setelah sahur kami pun melanjutkan perjalanan untuk sampai ke rumah kami masing-masing yaitu kurang lebih menghabiskan waktu 1 jam anÂ
Yes finally, pada pukul 6 kami telah sampai didaerah kami dan bertemu dengan keluarga Alhamdulillah....
Oke sobat Kompasianers, mungkin hanya itu sensasi mudik lebaran yang dapat gue sering ke teman-teman sebenarnya tulisan ini kurang mempresentasi fase atau perasaan yang gua rasakan ketika mudik.
Jadi buat teman-teman yang belum pernah mudik you mas uwis karena mudik itu memiliki sensasi yang sangat berbeda dan tentunya akan menjadi cerita kita di hari esok.
ITU
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H