Mohon tunggu...
Marwatu Shofa
Marwatu Shofa Mohon Tunggu... -

Sadarilah, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Mengeluh hanya akan menambah beban dihati. Berhentilah mengeluh, segera bertindak!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia Pemersatu Bangsa, Bahasa Alay?

10 November 2014   02:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:13 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

“Hi met cianx cmua, gi pa nich? Dach maem yum? Klw lum maem canah ntar akit loch.. quh cynk cmuax”

(Hai selamat siang semua, lagi apa nih? Sudah makan belum? Kalau belum, makan sana nanti sakit. Aku sayang semuanya)


Tak asing dengan tulisan di atas. Mungkin pernah mendapat sms seperti itu dari orang disekitar anda, atau bisa jadi anda merupakan sang pelaku pengirim. Bahasa yang digunakkan dalam kalimat diatas dikenal dengan bahasa “alay”, peletak pertama nama alay tersebut belum diketahui dan masih menjadi pertanyaan bagi orang-orang. Virus alay mulai menjamur di kalangan muda sekitar tahun 2010. Kaum muda Indonesia sangat menyukai jenis bahasa satu ini, karena alasan simple dan sedang ngtrend. Tak ayal ini membuat sebagian guru atau dosen atau ahli bahasa Indonesia geleng-geleng kepala dibuatnya.

Bahasa sendiri merupakan suatu sistem komunikasi yang di dalamnya pikiran-pikiran dikirimkan dengan perantara suara atau simbol. Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki banyak suku di dalamnya dan setiap suku yang ada mempunyai bahasa yang menjadi ciri khas daerahnya. Dengan berbagai latar belakang bahasa akan sangat sulit untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda daerah kelahiran, namun bahasa Indonesia muncul sebagai pemersatu bangsa. Namun kehadiran jenis bahasa baru yang dinamakan alay ini mulai menjadi boomerang tersendiri bagi kaum muda Indonesia.

Bahasa alay mempunyai ragam yang berbeda dalam penulisannya sehingga dapat menimbulkan kesalahpahaman bagi orang-orang yang membaca. Sedangkan kamus bahasa alay belum beredar hingga saat ini, dan tentunya ini akan sangat sulit bagi orang yang sangat asing dengan bahasa alay memahami kalimat yang para alayers kirimkan. Tak hanya itu, kaum alayers yang merupakan generasi muda bangsa Indonesia semakin asyik dengan bahasa mereka dan tanpa mereka sadari mereka melupakan bahasa hasil turun temurun nenek moyong bangsa Indonesia. Saat ini sudah menjadi kebiasaan bukannya tidak mungkin bahasa alay ini digunakan dalam forum yang formal. Bahkan para alayers mungkin tidak begitu memperdulikan beberapa aturan yang ada dalam bahasa Indonesia, sehingga saat diharuskan berbahasa Indonesia yang baku dan formal mereka mengalami kesulitan, karena dalam kesehariannya mereka tidak terbiasa berbahasa dengan benar. Ini tentu sangat menyedihkan kaum muda yang harusnya mempertahankan peninggalan nenek moyangnya malah meninggalkannya. Bahasa Indonesia yang menjadi identitas bangsa pun lama-kelamaan akan memudar jika hal ini terus dibiarkan. Jadi marilah berbahasa yang baik, tunjukan jika anda warga Indonesia yang baik, tidak perlu berjuang seperti pahlawan kita terdahulu, cukuplah dengan melestarikan bahasa. Banggalah dengan bahasa Indonesia, maka kau akan menjadi kebanggan bangsa. Salam Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun