Mohon tunggu...
Marwatu Shofa
Marwatu Shofa Mohon Tunggu... -

Sadarilah, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Mengeluh hanya akan menambah beban dihati. Berhentilah mengeluh, segera bertindak!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kognisi Manusia dengan Segala Keajaibannya

17 November 2014   01:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:39 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang hidupnya manusia mengalami perubahan baik dari segi fisik, sosial, maupun kognitifnya. Perkembangan kognitif manusia dapat dilihat dari segi cara berpikir, memecahkan masalah, memori, dan intelegensi. Kognisi orang dewasa dan anak-anak tentu saja berbeda dapat dicontohkan dari aspek pemecahan masalah, anak-anak terutama bayi memecahkan masalah biasanya dengan menangis ini adalah caranya meminta bantuan pada orang dewasa untuk membantunya. Sedangkan orang dewasa memecahkan masalahnya dengan berbagai pertimbangan dan pemikiran yang matang, orang dewasa lebih memilih memecahkan masalah yang dihadapinya sendiri.

Perkembangan kognisi manusia merupakan hasil dari rangkaian tahapan perkembangan yang dimulai sejak manusia tersebut lahir. Persepsi, memori, bahasa, dan proses berpikir dipengaruhi oleh struktur genetik dasar yang telah diwarisi sedangkan perubahan yang kita alami merupakan respon terhadap lingkungan yang muncul dalam berbagai interaksi fisik maupun sosial. Sebagian para ahli berpendapat bahwa bayi bebas dari kecendrungan bawaan, bayi yang baru lahir diibaratkan seperti tabula rasa (kertas kosong) yang nantinya akan dia isi dengan pengalaman yang dia alami. Sedangkan para ahli lainnya berpendapat bahwa manusia lahir memiliki potensi-potensi fisik dan neurologis yang bersifat bawaan dan perkembangan kognitif merupakan hasil interaksi dari strutur bawaan tersebut dengan dorongan dan permintaan lingkungan.

Para ahli yang berpendapat bahwa bayi seperti tabula rasa atau kertas kosong menganggap bahwa bayi yang baru lahir suci dan murni dan belum memilii pengetahuan yang utuh tentang dunia. Pandangannya tentang dunia masih putih. Seiring berjalannya waktu dia akan menulis sendiri di kertas kosong yang diibaratkan kognisinya dengan pengalaman-pengalaman yang dia alami sepanjang hidupnya dan semakin dewasa pandangannya tentang dunia lebih bewarna karena pengatahuan yang sudah dia dapatkan selama ini. Sedangkan para ahli lainnya yang berbeda pendapat bahwa manusia lahir dengan bekal potensi-potensi fisik dan neurologis bawaan dan potensi-potensi yang dia miliki akan terasah dengan seiring manusia tersebut beranjak dewasa dan menemukan jati dirinya.

Terlepas dari perbedaan penadapat tersebut alangkah baiknya jika kita mengambil jalan tengah bahwa perkembangan kognisi manusia dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungan. Karena jika kita teliti lebih dalam keduanya memang benar dan masuk akal. Manusia diciptakan satu paket dengan kognisinya. Kognisi inilah yang menjadi bekal dalam menghadapi hidup di dunia ini. Tidak ada manusia yang diciptakan bodoh yang ada adalah manusia yang malas memanfaatkan bekal yang sudah diciptakan secara memukau oleh sang pencipta, ilmuwan yang paling hebat yaitu Allah SWT. Semuanya tergantung pada diri kita, motivasi terbesar muncul bukan dari orang lain tapi dari diri kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun