Salah satu contoh penerapan bioremediasi minyak mentah dapat dilakukan secara in situ. Berikut merupakan langkah-langkah bioremediasi secara in situ.
- Ketika tumpahan minyak mentah terjadi.
- Penanganan secara fisika dan kimia, sebagai langkah awal untuk melokalisir tumpahan minyak mentah dalam waktu singkat. Sehingga pencemaran minyak mentah tersebut tidak meluas;
- Mengidentifikasi karakteristik awal pencemar seperti cek TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) awal, memastikan apa saja mikroba indigenous yang hidup pada daerah tersebut dan memastikan tingkat salinitas dan rasio nutrien yang ada.
- Melakukan screening untuk mengetahui apakah jenis mikroba yang ditambahkan dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang akan dilakukan bioremediasi;
- Melakukan prosedur penanaman bakteri pada laboratorium;
- Memastikan bakteri tersebut siap digunakan;
- Memastikan rasio nutrien telah tercukupi pada area tercemar;
- Melepaskan bakteri pada area tercemar;
- Melakukan pengendalian dan pengecekan berkala untuk memastikan bioremediasi berjalan lancar.
Gambar 3. Ilustrasi, memastikan faktor yang mempengaruhi biodegradasi telah diatur secara optimal
Mengutip dari Garcia dan Oliveira (2013), prinsip utama dari degradasi aerobik hidrokarbon adalah mikroorganisme menggunakan oksigen untuk menguraikan hidrokarbon. Proses ini terjadi di lingkungan aerob yang memiliki cukup oksigen. Mikroorganisme aerobik menghasilkan enzim seperti oksigenase, yang mana mikroorganisme tersebut menggunakan oksigen (O2) untuk memecah hidrokarbon menjadi produk yang lebih aman. Proses ini meningkatkan oksidasi hidrokarbon dan membentuk senyawa yang lebih mudah terurai, seperti air (H2O) dan senyawa-senyawa lain yang kurang berbahaya.
Meskipun bioremediasi memiliki keunggulan dalam aspek ramah lingkungan, namun keberhasilan penerapannya dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor.Â
Pertama adalah lingkungan, di mana kondisi lingkungan mendukung kelancaran enzim-enzim mikrobial dalam proses biodegradasi.Â
Kedua, temperatur, di mana temperatur optimal untuk mendegradasi hidrokarbon berkisar 30-40oC.Â
Ketiga, oksigen, di mana oksigen berfungsi sebagai pengaktif enzim oksigenase untuk mendegradasi senyawa hidrokarbon.Â
Keempat, keberadaan zat nutrisi, di mana mikroorganisme memerlukan nutrisi sebagai sumber karbon, energi, dan keseimbangan metabolisme sel.
Olenya itu pendekatan bioremediasi memberikan solusi ramah lingkungan dan efektif untuk mengatasi tumpahan minyak di perairan Indonesia. Dengan memahami peran mikroorganisme dan memperhatikan faktor-faktor kunci, penerapan bioremediasi merupakan langkah penting menuju lingkungan laut yang bersih dan berkelanjutan.
ReferensiÂ
Berpasir, B. 2020. Identifikasi Bakteri yang Berpotensi Mendegradasi Hidrokarbon dari Substrat Mangrove dengan Tekstur. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 6 (2), 175-184.