Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Menulis Bekerja Menuju Keabadian

9 Maret 2021   11:30 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pertemuan ke 27 ini sangat spesial karena narasumbernya ada seorang ibu yang juga bertugas sebagai TNI AL, beliau adalah ibu Nani Kusmiyati S.Pd, M.M, CTMP. 

Beliau merupakan salah satu peserta menulis gelombang 8 yang sudah melahirkan 28 buku antologi. Saat ini beliau juga sedang menempuh pendidikan S3 bersama Om Jay. 

Lebih lengkap Tentang Bu Nani bisa kita baca di blog My Autobiography - learning everyday.Ibu yang pernah menjadi pramugari pada tahun 1997 ini mengatakan bahwa kegiatan menulis bisa dilakukan oleh siapa saja. Asal ada kemauan, tekad yang kuat serta mengetahui strateginya maka menulis akan menjadi kegiatan yang menarik. 

Dalam menulis kita bisa menuangkan segala hal baik yang kita lakukan, kita rasakan, kita rencanakan bahkan kita idam-idamkan. Dan suatu hari nanti tulisan itu akan menjadi bukti sejarah bagi anak cucu kita kelak, bahwa kita pernah ada di dunia dan meninggalkan goresan pena yang insyaallah bisa dijadikan pembelajaran hidup bagi mereka.

Wanita yang pernah dikirim menjadi salah satu pasukan perdamaian di Libanon selama setahun dan sekarang menjadi guru bahasa Inggris bagi TNI yang akan diberangkatkan ke luar negeri ini mengungkapakan pengalaman pertama belajar menulis saat dirinya ikut kegiatan yang digagas oleh Om Jay pada angkatan 8. 

Beliau mengatakan sejak mengikuti kelas menulis beliau memiliki banyak teman yang berasal dari seluruh penjuru Nusantara dan memperoleh banyak ilmu dari para narasumber sehingga berbekal foto dan kenangan, beliau bisa menuangkan pengalaman yang pernah dirasakan saat berada di Libanon.

Beliau juga saat ini aktif di gruf menulis the Writers Om Bud yang dibina oleh Bapak Budiman Hakim, Kang Asep dan Mbak Devina. Mereka merupakan orang-orang yang selalu memberikan ilmu, ide serta  motivasi kepada Bu Nani untuk selalu menulis. Sehingga beliau berani menuliskan dan mengungkapkan ide-ide ke dalam blog pribadinya maupun mengirimnya ke The Writers dan YPTD ( Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan).

Bagi saya pribadi materi yang disampaikan oleh Bu Nani yang berjudul "menulis adalah bekerja untuk keabadian". Ini adalah merupakan tema atau tujuan utama yang membuat saya terpanggil untuk belajar menulis. Saya berharap dengan tulisan yang saya bagikan lewat blog pribadi maupun blog Kompasiana membuat nama dan ilmu yang saya pelajari abadi selamanya sepanjang umur dunia, walaupun jasad kita sudah lama hilang, namun kita masih diingat lewat tulisan yang pernah kita buat.

Sejalan dengan manfaat menulis yang diutarakan oleh narasumber bahwa menulis itu bisa mendatangkan banyak manfaat diantaranya melawan penyakit herzaemer atau penyakit lupa ingatan. Setidaknya dengan sering menulis membuat syaraf otak kita seolah mendapat aliran listrik secara maksimal  ibarat ponsel yang selalu di cas sehingga selalu bisa digunakan setiap waktu tanpa pernah low bad. Otak kita jadi tajam karena sering diasah dengan kegiatan menulis.

Disamping itu membuat wawasan kita semakin bertambah karena jika sering menulis tanpa kita sadari membuat kita jadi sering membaca. Sehingga bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap suatu hal semakin meningkat.

Manfaat menulis yang lain adalah perantara kebaikan. Karena ketika kita menulis tentang hal- hal positif, yang membuat orang lain terinspirasi, termotivasi sehingga bisa menenangkan hati  pembaca, maka itu artinya kita sudah berbagi kebaikan kepada orang lain.

Menulis juga bisa kita gunakan untuk mengabadikan kehidupan kita. Begitu pun dengan Narasumber sering menuliskan kisah-kisah hidupnya di blog pribadinya.  Saat beliau menjadi pasukan perdamaian di Libanon, namun karena masa itu dia belum terpanggil untuk menuangkan kedalam tulisan, beliau lebih banyak membuktikan lewat foto-foto yang sempat di ambil dan setelah memiliki kemampuan menulis, dia tulis semua kisah tersebut lalu dibagikan kepada orang lain melalui blog yang ia miliki. Beliau ingin kelak anak cucunya dapat mengetahui sejarah dan prestasi apa pernah beliau raih.

Menuliskan senyaman mungkin dan sesuai kata hati agar tulisan yang kita buat memiliki emosi sehingga terkesan nyata dan hidup. Dengan begitu membuat pembaca seolah ikut merasakan peristiwa tersebut seperti sedang menonton film kisah nyata di depan layar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun