Bermain layang-layang merupakan permainan yang gampang-gampang sulit. Gampang jika dilakukan oleh orang yang terbiasa bermain. Tapi akan terasa sulit jika dilakukan oleh orang yang jarang bermain layang-layang.
Tapi tidak menutup kemungkinan, seseorang yang tadinya tidak bisa bermain layang-layang jika dibarengi dengan latihan yang sungguh-sungguh dan terus menerus suatu saat nanti dia bisa menjadi pemain layang-layang yang profesional.
Begitu juga dengan keterampilan berkomunikasi. Untuk bisa berkomunikasi dengan baik, lancar dan menarik maka diperlukan latihan secara kontinyu.
Terkait dengan tehnik berkomunikasi, pada kesempatan ini saya ingin membagi ilmu tentang tehnik berkomunikasi dengan menerapkan manajemen layang-layang.
1. MEMILKI KESEIMBANGAN
Agar layang-layang bisa dinaikkan maka dia harus memiliki keseimbangan antara bagian kiri dan kanan. Jika salah satu bagian berat sebelah, bisa dipastikan layang-layang itu akan menukik dan jatuh.
Apa maknanya?
Jika anda menjadi seorang guru maka anda harus benar-benar dalam kondisi seimbang. Anda harus mampu menyeimbangkan diri. Saat menyampaikan materi CARA yang anda gunakan harus sesuai dengan anak didik anda.
MATERI yang anda berikan juga harus disesuaikan dengan USIA anak didik anda.
Dan EMOSI anda pun harus disesuaikan dengan mereka.
BAHASA yang anda pakai pun harus disesuaikan.
Contohnya:
Saat anda mengajar siswa TK maka, saat berbicara anda harus jongkok terlebih dahulu di depannya agar posisi anda sejajar. Begitu pun bahasa yang digunakan harus bahasa anak-anak. Tehnik penyampaian materi harus sambil bermain dan bernyanyi.
Akan sangat berbeda jika anak didik anda sudah masuk jenjang SMA, maka segalanya harus disesuaikan dengan kondisi mereka.
Nah itulah yang dikatakan seimbang. Jika anda berusaha menyeimbangkan diri dengan anak didik anda, maka anda tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi mereka.
2. TARIK ULUR
Layang-layang memiliki tali yang dijadikan sebagai media untuk melakukan tarik ulur. Kadang layang-layang itu harus di tarik sedemikian rupa, namun juga sesekali talinya di ulur.
Begitu juga dengan anda saat berkomunikasi , maka anda harus memiliki kepekaan melihat kondisi dan lingkungan sekitar. Maksudnya saat menyampaikan sesuatu kepada anak didik anda maka harus memperhatikan, kapan intonasi kita harus lembut, bersemangat, sedih, ceria.
Contohnya:
Pagi hari saat anda baru masuk kelas, anda harus tampak bersemangat, ucapkan salam dengan gaya yang berbeda, ajak main ice breaking. Selanjutnya saat mulai menyampaikan materi sudah terdengar suara lembut dan penuh keseriusan serta memiliki 3 unsur yaitu bahasa anda harus JELAS - BULAT - BERJEDA
JELAS artinya penyebutan kata demi kata harus jelas.
BULAT artinya ada penekanan pada kata-kata tertentu sehingga membuat kalimat terdengar berenergi.
BERJEDA artinya jangan terlalu cepat saat mengeluarkan kata, harus ada intonasi dan jarak antara kata demi kata sehingga tidak terkesan ngebut atau terburu-buru.
3. SENI HADAPI TANTANGAN
Bermain layang-layang itu bermain seni artinya saat bermain layang-layabg banyak tantangan yang akan dihadapi seperti arah angin, ada pohon, ada tiang listrik. Untuk bisa menghindari semua tantangan itu maka pemain layang-layang harus peka terhadap lingkungannya.
Begitu juga dengan anda sebagai seorang komunikator atau seorang guru. Saat menyampaikan suatu materi, maka anda harus memperhatikan lingkungan sekitar. Seperti apakah kondisinya. Apakah penyampaian materinya di dalam kelas atau di luar kelas. Apakah audien atau anak didik anda banyak atau sedikit, jenjang kelas dan pendidikannya juga diperhatikan karena hal ini akan sangat berpengaruh dengan bahasa, tehnik, media yang akan anda gunakan agar materi yang anda sampaikan bisa diserap dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H