Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ratna Sarumpaet yang Menguntungkan Prabowo

5 Oktober 2018   20:18 Diperbarui: 5 Oktober 2018   20:21 1523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: jawapos.com

Tulisan ini hanya melihat keuntungan yang didapatkan koalisi Prabowo dalam Kasus "Ratna Sarumpaet".

Ratna sarumpaet akhir-akhir ini menyita perhatian publik. Kebohongan yang diciptakannya membuat banyak orang termasuk tokoh-tokoh yang berada di kubu prabowo dan prabowo sendiri termakan hasutannya dan ikut menyampaikan kabar dari Ratna. 

Inilah alasan kenapa "hoax" ini mengalihkan perhatian banyak orang atas bencana Donggala-Palu yang menelan korban jiwa dan sampai sekarang belum teratasi (saat saya menulis artikel ini). Di tambah lagi momentumnya sekarang adalah masa-masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden.

Situasi politik yang panas kian panas. Prabowo dan dikoalisnya tertuduh pasca Ratna mengaku telah berbohong pada Prabowo dan masyarakat Indonesia. Sebelumnya, pihak yang terpojok adalah Jokowi dan koalisinya karena opini yang terbangun yakni koalisi inilah yang terlibat dalam kasus yang menimpa Ratna. Pasalnya selama ini, aktivitis demokrasi ini dikenal sebagai orang yang sangat kritis terhadap pemerintahan Jokowi.

Pada akhirnya dengan sikap kesatrianya, Prabowo mengakui jika dia telah dibohongi oleh Ratna dan meminta maaf pada masyarakat Indonesia. Meskipun demikian, serangan terhadap Prabowo tidak usai. Namun, apakah Prabowo benar-benar sengaja menyebar hoax sebagaimana dituduhkan oleh pihak-pihak tertentu?

Meluruskan logika

Coba banyangkan ada orang yang selama ini dikenal dengan tokoh publik yang punya reputasi dalam perjuangan demokrasi sejak orde baru hingga saat ini. Dia ikut bersama dalam kelompok anda untuk sebuah perjuangan. 

Apalagi selama ini anda sudah cukup lama berkawan dengan dia. Tiba-tiba orang ini mengatakan kepada anda bahwa dia telah dikeroyok oleh orang lain. Dokter juga meyakinkan anda bahwa yang kawan anda katakan itu benar adanya. Ditambah lagi sikap anda yang mudah berempati kepada orang lain. Apakah anda akan percaya padanya? Saya yakin keumuman banyak orang akan percaya padanya.

Dari informasi dari teman anda tersebut, anda menyebarkan kabar bahwa dia dikeroyok oleh orang lain. Saat itu anda tidak tahu menahu bahwa dia membohongi anda. Pertanyaannya: sampai disini, apakah anda terkategori menyebarkan kabar palsu? 

Anda belum terkategori menyebarkan berita palsu, karena bagi anda berita itu masih benar adanya. Cerita akan berbeda jika anda sudah tau dan ikut menyebar kepalsuan itu.  

Singkat cerita, ternyata teman anda mengakui bahwa dia telah membohongi anda dan membohongi masyarakat Indonesia. Dalam posisi ini anda dan masyarakat Indonesia lain adalah korban kabar palsu dari teman anda. 

Nama anda rusak olehnya. Oleh orang yang anda anggap akan bersama anda dalam perjuangan. Inilah apa yang kita kenal dengan isitilah "Penghianat/Musuh dalam selimut". Penghianat itu bukan hal yang baru. Dia ada dalam banyak cerita sejarah perjuangan.

Keuntungan Prabowo 

Tapi akhirnya, anda pun minta maaf kepada khalayak umum karena menyebarkan kabar yang menurut anda benar tapi belakangan anda baru sadar kalau itu palsu. Anda ikhlas untuk ikut menanggung kesalahan yang berawal dari penghianatan, meskipun mungkin di dalam dada terasa sesak atas penghianatan. 

Namun, dengan sikap anda tersebut, sesungguhnya anda sedang menunjukan sikap kesatria, karena mengakui kesalah itu adalah hanya milik yang berjiwa besar. Tak banyak yang bisa melakukan ini. Tak banyak pejabat dan tokoh yang bisa melakukan ini.

Kasus Ratna ini juga justru menurunkan kredibilitas lembaga kepolisian kita. Kenapa? Masyarakat akan semakin curiga bahkan mendapat bukti dengan ketidaknetralan polisi sebagai alat negara dalam menciptakan keadilan.

Coba lihat kebelakang, banyak kasus yang menimpa pihak yang selama ini bersebrangan dengan pemerintah justru tidak menemukan titik terang. Kasus novel , buzzer jahat yang menyerang oposisi baik dari kalangan sipil maupun parlement atau pihak yang menfitnah sandi misalnya, adalah contoh yang harusnya menjadi beban kepolisian kita. 

Sedangkan kasus Ratna yang kemunculannya menyudutkan pemerintah dengan cepat hasilnya terungkap. Belum lagi kasus-kasus yang menyinggung pemerintah lainnya, maka dengan gampang terselesaikan.

Terungkapnya perbuatan Ratna juga menguntungkan pihak prabowo. Orang yang merusak perjuangan akan lebih bagus kalau terdeteksi sejak awal sebelum membuat kerusakan yang lebih besar. 

Belajar dari kasus ini juga, tim prabowo semakin meningkatkan kewaspadaan dan menyolidkan barisannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kasus Ratna dan sejenisnya. Hal itu dapat terlihat dengan keputusan ketua tim pemenangan Prabowo-Sandi untuk melakukan "screening" terhadap anggota tim sukses.

Kasus ini menunjukan siapa yang selama ini tokoh-tokoh yang dianggap bijak tapi sebenarnya tidak bijaksana. Kasus Ratna muncul dengan cepat mereka menyerang Prabowo namun ketika pejabat lain melakukan kebohongan, mereka diam. 

Nalar kritis mereka lumpuh. Tidak usah saya menyebut kasus-kasus itu. Google sangat pandai akan hal ini. Silahkan bertanya padanya. Jangan heran, tokoh intelektual maupun agama atau tokoh-tokoh yang sejenis kini mengalamai degradasi kepercayaan. Mereka dikenal bijaksana dalam mengomentari sesatu tapi sayangnya hanya bijaksana dalam perspektif kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Sebenarnya jika kita mau berpikir jernih, banyak kebohongan yang tertutup oleh narasi yang diciptakan media. Tinggal kita memilih: apakah mau waras atau tidak? Kini, kewarasan bangsa sedang diuji. Dan saya sedang belajar untuk lebih waras.

~Makassar, 5 Oktober 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun