Mohon tunggu...
Mar wan
Mar wan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Hoby Nulis dan Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Impianku

1 Maret 2024   18:53 Diperbarui: 1 Maret 2024   18:54 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Ketika waktu kecil aku anak yang kelihatan lincah dan suka bicara, ditahun 1983 yang lampau sudah, aku dan sudaraku Sembilan orang hidup bersama satu rumah dengan ayahku, di usia sekolah dasar sepulang sekolah aku harus bekerja dipengolahan batu merah milik ayahku dengan susah payah dalam bekerja aku semangat bekerja, dan malam hari aku dan ditemani saudaraku harus menjaga tanaman ubi kayu dikebun milik ayahku, pekerjaan ini kulakukan hingga aku tamat sekolah menengah pertama yakni Sembilan tahun lamanya guys, nah cerita ku saat bersekolah di SMA Negeri Angkasa Ambaipua, wah semakin seru loh.

            Aku " masuk sekolah SMA pekerjaan yang kujalani adalah sebagai buruh pencetak batu merah hingga tamat sekolah milik ayahku" sepulang sekolah pekerjaan ini kulakukan rutin setiap sore hari, ketika malam hari " badanku pegal-pegal, mengapa tak ada waktu untuk menyalurkan hobyku bermain sepak bola dan bermain bulu tangkis, sejak SD hingga sekarang dipikiranku hanya bekerja saja tak seperti anak lain jika sore hari mereka bermain-main dengan kawannya".

            Ayahku " memanggil aku, nak wawan kamu besok pagi hari minggu kita dan saudaramu kehutan menanam jambu mente, perintah ayahku ini tak dapat kubantah padahal aku ada janji dengan kawanku bersantai memancing ikan di rawa, yah aku ikut saja perintah ayahku"

            Pagi telah tiba pada pukul 5.00 subuh aku bangun sholat subuh dan menimbah air disumur, lalu memasak ubi kayu untuk sarapan pagi, rasa ngantuk pun terlihat dimataku yang masih ingin tidur, tetapi aku harus bersiap pada jam.7.00 pagi aku dan saudaraku segera berangkat bekerja dilahan hutan menanam jambu mete, sambil membawah parang dan pacul aku ayunkan langkah kakiku hingga menempuh 700 meter berjalan kaki"

            Aku " impian dalam benaku ketika tamat SMA, ikut seleksi TNI Polri, setelah ujian sekolah aku mendaftar di kepolisian setempat, waktu itu aku diprediksi lulus, tetapi kendala biaya dan tak direstui ayahku terpaksa aku bersabar, untuk daftar di IAIN Alauddin Kendari tahun 1989, setelah aku mendaftar tiga hari kemudian aku mendaftar di Universitas Haluoleo Kendari jurusan Bahasa Inggris, alhasil pengumuman keluar sebulan kemudian aku lulus di jurusan Bahasa Inggris UHO, tetapi biaya SPP agak mahal sedikit, aku mesti kuliah di IAIN Kendari, yah aku ikutan saja kemauan ayahku" Ayah" baik nah, sambil bertanya apa kamu ada keinginan mendaftar jadi polisi, aku bilang ya ayah jika direstui dan pikir aku bagaimana nanti aku dimintai biaya agar lolos polisi, saat itu pikiranku dan impianku ini ada iadi nyata"

            Disekolah sebelum ada ijazah SMA, diperbolehkan mengambil keterangan lulus ujian, sambil duduk termenung di serambi kantin sekolah, aku ngobrol dengan kawanku bernama Rahman anak TNI angkatan udara, yang punya niat masuk polisi memang tingginya 176 cm,sedang aku 173 cm, kami ngobrol dengan santai wawan "kawan kapan rencana mendaftar poiisi, kata Rahman entahlah aku belum memikirkan itu, saya sih Wan tergantung ayahku, jika nanti aku direstui ayahku, aku daftar lah kawan, ya kita cari pengalaman, persoalan lulus itu urusan Allh Swt, kita berbuat saja dulu, dan biarlah harapan cita-cita mengikuti kita sebab rezki akan datang pula disaat kita tidak menyadarinya, Wawan " Aamiin kawan semoga tercapai angan-angan kamu"

            Wawan " setelah mrngobrol aku diam-diam mengurus surat keterangan lulus ujian, dan pada hari itu juga aku mendaftar ke kapolwil dulu sekarang Kapolresta Kendari, aku setor berkas yang diperlukan, saat itu juga aku disuruh buka baju, dan berbaris," pelatih" maju Marwan, siap kata aku, sikap hormat... saya Marwan lulusan SMA jurusan ilmu sosial, laporan selesai, sambil hormat balik kanan kembali ketempat" setelah berbaris Polisi "aku disapa adik,kesini kamu, kenapa pak, aku yang urus kamu lolos masuk polisi, tetapi syaratnya bilang sama bapakmu siapkan biaya 2 juta Rp, dan lengkapi semua berkas yang disarankan, aku mengangguk tanda setuju, baik pak saya akan beritahu bapak," sepulang dari awal mendaftar aku berpikir bagaimana jika ayahku tak setuju aku masuk polisi, aku tak putus asa aku akan bilang sama Ayahku tentang masalah ini.

Aku " pak, aku mau bilang jika aku dua hari yang lalu, telah mendaftar masuk brigadir polisi dan aku akan dijamin lulus jika ayah mau membayar biaya tes sejumlah dua juta rupiah"

            Ayah wawan " aduh nak darimana kita memperoleh uang sebanyak itu, sudaramu masih

sekolah kuliah diperguruan tinggi, kita makan saat ini hasil dari menanam ubi kayu dan hasil batu bata yang kamu kerjakan setiap pulang sekolah, nak wawan kamu mendaftar saja jadi mahasiswa di IAIN Kendari, dan kuliah disitu dengan serius, di Unhalu batalkan saja kuliah disana ya, ayahmu sudah terlalu banyak beban, "

            Aku " pupuslah harapan dan impianku menjadi polisi, waktu itu ayah mengatakan tak perlu masuk polisi, aku lemas sebab tanda kecewa dalam hatiku, ya inilah yang terjadi impian tinggalah impian, dengan langkah lunglai kurang semangat aku ayunkan langkahku mengikuti kata Ayahku, kendala ekonomi selslu saja menjadi penghalang, hal ini dialami oleh banyak orang diluar sana tak mampu bersekolah sebsb orang tuanya tidak mampu,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun